Part 51: Keinginan Mae

3.4K 57 4
                                    

SEBELUM BACA VOTE DULU YAAA!!!!! JANGN LUPA KOMEN JUGA YAA!!

‼️Ada sedikit bagian 21+ di sini‼️

"Jangan pergi, ya?"

"Hmm..."

"Tetaplah di sini denganku,"

"Mas... Ahh..."

Mae masih belum bisa mencerna apapun. Saat ini semua syaraf yang ada di tubuhnya begitu sensitif dan gerakan pinggul Bara masih membuatnya mabuk akan rasa nikmat yang luar biasa.

Bara kembali mencumbui tubuh Mae dari perut, lalu menyusuri antara kedua payudaranya, kemudian dada, leher, dagu dan berakhir di bibirnya yang masih terbuka. Mereka saling melumat bibir masing-masing sampai Mae mencapai puncak lagi untuk yang kedua kali. Bara masih terus bergerak dan menghujami Mae dengan miliknya sampai ia yakin wanitanya puas.

Bara mencium kening Mae yang berkeringat. Ia usap permukaan kulitnya yang lembab dengan tangannya, lalu ia kecup sekali lagi. Dari bawah bisa ia rasakan tiap hembusan napas Mae yang masih memburu usai percintaan mereka yang panas. Selalu panas.

"Menikahlah denganku, Mae." Ujarnya tiba-tiba.

Seketika itu Mae tercenung dengan ajakan yang entah sudah keberapa kali itu. Wanita yang masih terjebak di bawah berat badan pria yang baru saja memberikannya pelepasan yang luar biasa itu hanya bisa menghela napas setelah bisa mengatur emosi dalam dirinya.

Mae mendorong lembut tubuh Bara dari atasnya dan dengan perlahan pria itu menyingkir. Ia memposisikan diri di belakang Mae yang memilih posisi membelakangi Bara demi menghindari tatapan tajam milik pria itu.

Sisa-sisa gairah masih kentara saat Bara kembali membelai lembut permukaan perutnya yang rata lalu meraba ke bulatan payudaranya. Berdiam di sana untuk menggodai puting susunya yang masih menegak meski harus berhati-hati agar tidak mengeluarkan ASI.

"Mas..." Panggilnya lirih. Bara membalasnya dengan cumbuan lembut di kepala wanita itu.

"Aku ingin pindah ke rumahku yang dulu."

Mendengar pernyataan itu seketika gerakan Bara terhenti, tapi tiga detik kemudian ia meneruskannya setelah berhasil menguasai diri.

"Kenapa, Yang? Kamu nggak mau tinggal di sini sama Mas?" Tanyanya lembut sambil terus menerus membelai payudara Mae. Ia mendorong perlahan tubuh mungil kekasihnya agar menempel dengan dirinya. Bisa ia rasakan Mae pasrah dan membiarkan Bara berbuat sesukanya.

"Aku ingin kembali ke rumahku sendiri, Mas. Aku ingin memulai lagi dari sana."

"Menikahlah denganku, Mae. Mulailah lagi denganku," Bisik Bara tepat di depan telinga Mae. Ia masih tidak mau menyerah.

Meskipun lamaran itu bukan yang pertama kali, tapi tetap saja efeknya masih bisa membuat Mae tercenung. Bagaimana bisa seorang Bara Hadi Wajendra dengan mudahnya mengutarakan kalimat sakral itu padanya ternyata masih menjadi sebuah ketidaknyataan baginya. Meskipun sebenarnya kebalikannya karena kalimat lamaran itu nyata. Hanya seperti mimpi saja bagi Mae.

"Mas, aku ini siapa sih? Kamu jangan bercanda denganku." Ucap Mae. Nada bicaranya seakan mengajak Bara untuk menyudahi candaannya.

Bara berdecak. "Siapa yang bercanda? Mas serius!"

"Mas, kita ini nggak selevel!"

"Apa maksudmu?"

Mae mengubah posisinya untuk menghadap Bara. Ia sentuh pipi yang ditumbuhi jambang itu dengan telapak tangannya. Ia belai dengan jempolnya dan menikmati permukaan kasarnya.

Bara & Mae [COMPLETED]Where stories live. Discover now