Part 38: Dimana Nasayu?

2.7K 87 2
                                    

Kalau mau baca WAJIB kasih VOTE atau KOMEN!! Hehehehehe...

Sorry for typo!! 🙏🏻

Happy reading!!

Mae sudah mendengar semuanya dari Bara. Jadi CEO mereka sudah mengetahui tentang kehamilan Nasayu? Lalu selanjutnya apa? Apakah dengan mudah pria itu akan menyusul Nasayu ke kampung halamannya dan... apa?

Berkaca dari hubungan Baskara dan Nasayu, apakah ada masa depan untuk keduanya bersama setelah ini? Berakhir bahagia? Diterima masuk ke dalam keluarga kaya raya ini? Begitu saja? Semudah itu?

Yeah, right!

Mae mendengus sinis ketika Bara menceritakan keinginan Baskara untuk menemui Nasayu. Sebagai orang terdekatnya, pacarnya meminta Mae untuk memberitahu alamat Nasayu yang sebenarnya karena alamat yang tertera di HRD setelah didatangi oleh orang suruhan Baskara, tidak ada Nasayu di sana. Dari tetangga, mereka mendapat kabar bahwa Nasayu dan ibunya sudah pindah sejak beberapa bulan lalu. Dan sekarang Bara, bersama  dengan Baskara ada di hadapannya menanyakan dimana Nasayu berada.

Mae menggigit bibirnya gelisah. Ia tidak tahu harus bagaimana. Mae sudah berjanji tidak akan memberitahukan apapun kepada siapapun. Tentu saja ia tahu dimana Nasayu berada sekarang. Tapi, mengingkari janji juga bukanlah hal yang ingin ia lakukan. Selain itu, Mae tidak tahu dengan tujuan apa Baskara ingin menemui Nasayu. Karena bukan cenayang, jadi jangan salahkan Mae jika ia merasa keberatan untuk memberitahukan alamat kawannya itu.

"Saya tidak tahu alamat Nasayu sekarang," Elak Mae. Mencoba untuk bersikap seperti biasa.

Baskara berdecak tidak puas. Ia mendekati meja kerja Mae lalu meletakkan kedua tangannya di permukaan meja. Menatap Mae tajam. "Bohong! Saya tahu kamu bohong!" Ucap Baskara menahan emosi. Dari rahangnya yang mengencang yang suaranya yang terdengar dingin, siapa saja bisa langsung tahu kalau pria ini sedang marah.

Mau marah sama gue, Pak? Silakan saja!

"Bas!" Ucap Bara memperingatkan sepupunya agar tidak berlebihan. Bagaimanapun Mae adalah kekasihnya. Bara tidak akan membiarkan orang lain mengintimidasi Mae.

"Buat apa saya bohong? Saya hanya sekedar kenal Nasayu di kantor saja. Kami tidak pernah sedekat itu sampai harus memberitahu alamat kampung halaman masing-masing!" Bohong Mae dengan mudah. Gadis itu berani menantang bos besar. Tapi sebenarnya jantungnya hampir meledak saat itu juga. Kedua tangannya terasa dingin dan kebas. Tapi hebatnya Mae tidak sekejap pun mengalihkan pandangan matanya dari Baskara.

Dari belakang Bara hanya menghela napas panjang. Melihat bagaimana kekasihnya keukeuh tidak mau mengatakan alamat Nasayu, sebuah rasa kekaguman semakin tumbuh di dalam dadanya. Meskipun lawannya adalah CEO dan juga orang yang bisa dibilang punya kekuasaan penuh untuk memutus hubungan kerja dengannya, Mae sama sekali tidak gentar. Bara benar-benar merasa bangga karena tidak salah memilih Mae menjadi pacarnya.

"Bas, sudahi saja untuk sekarang. Kembalilah ke ruangan lo. Ini masih jam kerja. Jangan lupa lo!" Sergah Bara melerai sepupu dan pacarnya agar menyudahi sesi saling melotot dan bertahan siapa yang duluan memalingkan wajah.

"Bang, gue harus segera nemuin Nasayu!"

"Iya. Gue tahu. Biar gue yang nanyain Mae. Lo balik sekarang!"

Baskara mengeraskan rahang sambil memperbaiki cara berdiri dan setelan jasnya. Bara letakkan tangannya di pundak Baskara sebelum meremasnya. Meyakinkan sepupunya untuk menyerahkan semuanya padanya.

"Thanks, Bang." Ujar Baskara dengan wajah yang terlihat pasrah. Melihatnya benar-benar membuat Bara merasa bersimpati.

"Hmm,"

Bara & Mae [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang