Part 5: Nenni [Revised]

10.4K 237 3
                                    

"Hey, kamu! Bara ada kan di dalam?"

Mae menghela napas. Dengan malas ia mengangkat wajah yang sebelumnya terbenam di depan layar LCD besar di atas meja kerjanya. Senyuman bisnisnya terulas di wajah.

Kini di depannya berdiri seorang wanita dengan dandanan glamor dan juga berbaju seksi. Bagi Mae yang tumbuh dan besar di desa, jika ada wanita berpakaian seperti wanita yang berdiri di depannya saat ini, mungkin akan dikira orang gila. Baju itu— atau bahkan kalau masih bisa dibilang baju— sangat minimalis. Hanya terlihat seperti atasan kutang mirip bikini berwarna kuning yang di atasnya dipakaikan lagi kaos crop top warna putih jaring-jaring sehingga baju yang seharusnya menutupi aurat, sama sekali tidak menutupi apapun. Lalu bawahannya hot pants warna putih. Ditambah kaki jenjangnya hanya dipakaikan sepasang heels dengan warna pink ngejreng. Tinggi haknya mungkin sekitar 10-15 senti. Sedangkan wajahnya... hmm, sangat cantik. Seperti blasteran arab dan asia.

Dengan penampilan yang menakjubkan seperti itu, tentu saja sulit bagi siapapun untuk tidak memperhatikan penampilannya dari atas ke bawah, dari bawah ke atas. Sungguh sebuah tontonan yang tidak akan pernah dilewatkan kaum Adam meskipun setelahnya bagi mereka yang kuat iman akan beristigfar dan meminta ampun.

Ini kok bisa lolos masuk gedung sih? Curiganya dalam hati. Harusnya sejak kejadian dua wanita yang dulu pernah bertengkar di kantornya Bara, seingat Mae bosnya itu sudah mewanti-wanti satpam untuk tidak lagi meloloskan siapapun yang tidak punya kepentingan dengan perusahaan. Sepertinya mereka kecolongan seekor.

"Apakah Ibu ada janji dengan Bapak sebelumnya?" Sebagai sekretaris yang baik, tentu saja Mae harus menjaga citra baik dirinya di depan siapapun. Meskipun aslinya hal itu tidak berlaku di depan atasannya sendiri. Dengan senyum formal manis yang sudah gadis itu latih berbulan-bulan, Mae mengira-ngira akan ada hal apa lagi yang akan terjadi hari ini. Apakah tidak cukup dengan perubahan aneh Pak Bara baru-baru ini? Tak ada hujan tak ada panas, tiba-tiba melempar senyum padanya tiap kali ia lewat di depan meja kerjanya, mengucapkan salam dengan suara yang terdengar seperti berbisik sehingga menyebabkan bulu kuduk Mae berdiri semua, atau ketika tiba-tiba atasannya itu menanyainya kemana biasanya ia pergi malam minggu! Belum lagi dengan hal-hal lain yang membuat Mae merasa kalau bosnya ini sudah gila. Bukannya kerja malah banyak melamun dan terlihat sering ketiduran di kantor.

Emangnya dia nggak bisa tidur di rumah aja? Gerutu Mae suatu kali memergoki Bara tertidur berbantalkan lengan di meja kerjanya. Untung saja hari itu tidak banyak kegiatan untuk si bos dan hanya harus mengerjakan beberapa pengecekan laporan.

"Aku nggak perlu pakai janji-janjian kalau mau ketemu Bara. Dia itu pacarku!" Sergah si wanita yang berambut keriwil yang dibiarkan terurai begitu saja. Mungkin panjangnya bisa sampai ke punggung kalau dilihat dari depan.

Terserahlah gue lagi males debat. Satu juga lagian. Kasih jalan aja deh. Putusnya kemudian.

Masih dengan memasang senyum manisnya, Mae beranjak dari kursi, lalu mengetuk pintu ruangan Bara. Setelah mendengar sahutan dari dalam, Mae mengatakan ada yang ingin bertemu dengannya.

"Siapa?" Tanya Bara dari dalam.

"Maaf, Pak. Saya lupa menanyakannya tadi," Jawab Mae sedatar mungkin. Biar saja jadi kejutan lagi buat atasannya. Biar rame.

Bara mengernyitkan dahi. Tidak biasanya Mae sampai tidak tahu nama orang yang ingin menemuinya.

"Sayaaaaaaang...!" Tanpa menunggu diperbolehkan masuk, wanita tadi dengan lancang masuk ke dalam ruangan Bara dan berlari ke arah orang yang dipanggilnya sayang.

"Ne-Nenni?"

"Baraaa, aku kangen banget sama kamuuu!" Ucap wanita yang ternyata bernama Nenni itu saat dirinya sudah berada di dekat Bara. Kemudian tanpa tedeng aling-aling langsung mencium bibir Bara dan melumatnya.

Bara & Mae [COMPLETED]Where stories live. Discover now