Part 42: Kabar Dari Baskara

2.1K 99 5
                                    

Kalau mau baca WAJIB kasih VOTE atau KOMEN!! 🙏🏻

Sorry for typo 🙏🏻

Happy Reading!!

Bara terbangun karena suara berisik dari ponselnya sendiri. Kelopak matanya begitu berat sehingga butuh lebih dari beberapa detik baginya untuk menemukan tenaga dan niat untuk meraih benda kecil tersebut.

Layarnya yang terang benderang sedikit menyakiti kedua matanya. Dengan satu mata yang berhasil ia buka, Bara melihat satu nama yang tertera di sana.

Kuapan kantuk ia lepaskan. "Tumben nelpon," Ucapnya lirih.

"Halo..." Sapa Bara dengan suara yang masih berat dengan kantuk.

"Halo, Bang. Apa kabar?" Terdengar suara Baskara dari seberang sana.

"Ngapain lo telepon gue malem-malem, hah? Gue masih belum bisa maafin lo, Bas," Bara beranjak menyandarkan punggungnya yang lebar di headboard.

Bukannya permintaan maaf yang Bara terima, malah suara tawa renyah bisa ia dengar dari seberang sana. Kurang ajar sekali memang sepupunya ini. Setelah seenaknya saja meninggalkan semua pekerjaan padanya, sekarang malah iseng meneleponnya malam-malam. Seperti tidak ada waktu lain saja!

"Malah ketawa, si Anjing," Sinis Bara. Ia benar-benar masih belum bisa memaafkan Baskara sepenuhnya. Mau mengejar cewek, sih kejar aja! Apa musti perlu membuat dirinya menanggung semuanya seperti ini? Tiap hari menanggung stress pekerjaan yang tak berkesudahan. Belum lagi dengan pencarian Mae yang masih nihil sampai sekarang. Tidak hanya itu, ada seorang badut kini yang selalu mengintilinya di belakang. Siapa lagi kalau bukan Abrisam, si PA ajaib itu!

Terdengar sekali lagi Baskara terkekeh di seberang. Tapi sebelum Bara menutup sambungannya karena kekehan Baskara baginya terdengar seperti mau memprovokasi dirinya, Baskara mengatakan sesuatu yang membuat Bara mematung untuk beberapa saat.

"Gue liat Mae, Bang!"

Sontak saja rasa kantuk begitu saja hilang. Otaknya langsung alert seratus persen. "Dimana, Bas?!" Bentak Bara. Tidak peduli jika saat itu suaranya hampir menghancurkan gendang telinga sepupunya.

"Tenang, Bang. Jangan langsung panik dulu—!"

"Lo pikir gue bisa tenang? Setengah tahun gue kayak orang gila! Dan lo juga salah satu orang yang bikin gue jadi gila!"

Baskara menghela napas. Ia berhutang budi besar pada Bara. Jika bukan karena Bara ingin membantunya mencari alamat Nasayu, yang sekarang sudah menjadi istrinya, mungkin Bara dan Mae masih bersama. Setidaknya jika ini bisa membuat Bara sedikit memaafkannya, Baskara rela mengingkari janjinya pada istrinya yang meminta suaminya untuk diam.

"Mae di rumah gue sama Nasayu sekarang, Bang—"

Bara langsung menyibak selimutnya. Ia yang hanya memakai celana piyama itu segera membuka lemari untuk berganti pakaian.

"Bang, tunggu dulu! Lo harus denger—"

"Persetan! Gue berangkat sekarang! Awas aja kalo Mae nggak ada di sana pas gue nyampe!" Ancam Bara dengan suara yang terdengar sangat dingin.

Bara & Mae [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora