🦆 Tiga

587 82 14
                                    

KOMEN YAA KALO ADA TYPO

HAPPY READING

🦆🦆🦆

"Kok Papa ngizinin, Bu?" tanya (Name) heran.

Pasalnya tumben sekali sang Papa mengizinkan ia tinggal di rumah orang lain. Padahal dulu kalau mau nginap di rumah Nara kadang gak di izinin. Tapi kok sekarang enggak?

"Udah, itu urusan Bubu. Gak ada yang ketinggalan kan?" Yuuka dengan sibuknya menyiapkan segala keperluan (Name) selama disana.

"Kalaupun ada, (Name) tinggal datang kesini aja." jawab (Name).

"Kamu harus baik-baik loh disana, jangan nyusahin itu duda gantengnya."

(Name) berdecih, "Gak akan."

Yuuka tersenyum geli lalu me-resleting koper (Name) dan mengubah posisinya menjadi berdiri.

"Serius ini Bubu gak usah anter?" tanya Yuuka membuat (Name) memutar bola mata malas.

"Ngapain Bubu nganter? Orang aku berangkatnya naik grab." ujar (Name).

Yuuka tertawa kecil, "Yaa kan Bubu bisa ikutin pake motor."

"Ck. Gak usah. Udah ah, (Name) berangkat dulu. Ngamok entar tuh bapak-bapak."

Yuuka tertawa mendengar penuturan putrinya. (Name) pun mengangkat semua barangnya dan memasukkan ke dalam bagasi mobil grab yang baru saja sampai.

"(Name) pergi dulu, Bu. Awas loh kalo (Name) pulang malah punya Adek lagi." ujarnya membuat Yuuka kembali tertawa.

"Bilang ke Papa dong." ucap Yuuka membuat (Name) ikut tertawa.

(Name) menyalami tangan Yuuka, kemudian masuk ke dalam mobil setelah melambai pada sang Mama.

(Name) menghela napas panjang, sebenarnya ia belum siap pisah dari kedua orang tuanya. Apalagi selama 23 tahun ini tidak pernah berpisah jauh selama berhari-hari.

"Gak papa, (Name). Simulasi kalo nanti lo nikah trus ngikut sama suami Lo." ucapnya pelan sembari mengelus dada.








Beberapa saat kemudian, (Name) pun tiba di rumah besar nan luas tersebut. Ia langsung di sambut oleh satpam rumah dan seorang wanita paruh baya yang kiranya berumur sekitar 60-an. Setelah ia tanya-tanya, ternyata sang satpam--Pak Nazaki dan Bi Yumi adalah sepasang suami-istri.

"KAKAAAAKK BAIIIKKK!"

(Name) tersentak kaget saat pekikan tersebut terdengar dari lantai atas, (Name) pun menoleh pada tangga dan mengembangkan senyumnya mendapati Keina yang turun dari lantai dua dengan semangat.

"Aduh, Non. Hati-hati, jangan lari-lari." ucap Bi Yumi kemudian berlari kecil menghampiri nyonya kecilnya itu.

Kein menyengir lucu membuat (Name) makin mengembangkan senyumnya. Hingga gadis kecil itu berdiri di hadapan (Name), (Name) bersimpuh menyamakan tingginya dan Keina.

"Yeeeyy! Kakak baik tinggal di lumah Keina, kan?!" tanya Keina dengan sangat semangat.

(Name) mengganguk dan tersenyum hingga matanya menyipit, "Iya."

Keina langsung berseru senang membuat (Name) tertawa.

"Sudah tiba?"

(Name) menoleh dan mendapati pria bersurai hitam pekat itu, wajah (Name) seketika berubah kesal, bahkan saat di rumah pria itu tetap memasang wajah datarnya.

"Bi Yumi, tolong antar dia ke kamarnya." ucap Akaashi membuat (Name) berdecak pelan.

"Baik, tuan." kata Bi Yumi lalu menoleh pada (Name) dan mengembangkan senyum, "Ayo, nyonya. Saya antar ke kamar nyonya."

PERFECT HUSBAND || AKAASHI KEIJI X READERSWhere stories live. Discover now