🦆Duapuluh

344 37 1
                                    

Sorry for typo!
Jgn lupa vote dan komen yaa!

HAPPY READING!

🦆🦆🦆

"Kamu darimana aja? Dari kemarin kamu gak kesini, aku telpon juga kamu gak angkat."

Akaashi menghela napas berat, matanya menatap datar perempuan yang tengah bersandar pada brankar di hadapannya.

"Sorry, gue ada pekerjaan penting." ujar Akaashi beralasan.

Perempuan yang tak lain adalah Anna memandang Akaashi penuh selidik namun menit kemudia ia mengembangkan senyumnya.

"Kapan lo bisa keluar dari rumah sakit? "

Anna yang tengah mengupas jeruk untuk ia makan itu menghentikan kegiatannya dan memandang Akaashi yang duduk di kursi yang ada di samping brankar perawatannya.

"Aku belum ada nanya dokter. Memangnya kenapa? "

Akaashi kembali menghela napas, "Gue gak bisa nemenin lo terus, Anna. Gue udah terlalu sering bohongin istri gue. Gue udah terlalu sering ninggalin dia."

Tatapan Anna berubah datar, jeruk ditangannya kembali ia letakkan di tempat semula.

"Aku bener-bener udah gak ada tempat lagi di hatimu ya, Keiji?" tanya Anna dengan wajah sendunya, "Aku gak papa kalaupun harus jadi istri kedu amu."

Mata Akaashi sontak membola mendengar penuturan Anna, dahinya mengerut karena tidak menyukai ucapan perempuan itu.

"Gue yang gak mau jadiin lo istri."

"Padahal dulu kamu ingin menikahi aku." suara Anna berubah sendu.

Akaashi memejamkan matanya sejenak, mencoba mengatur emosinya yang hampir meledak. Ternyata memang benar adanya, ia hanya dimanfaatkan.

"Itu jauh sebelum lo ninggalin gue. Yang gue lakukan ke lo hanya karena gue mau memenuhi amanah dari ibu lo." tukas Akaashi dingin, "Gue hanya gak mau ibu lo kecewa sama gue karena membiarkan lo bunuh diri waktu itu."

Anna menatap mata Akaashi dengan tatapan sendu, apakah tempat baginya sudah benar-benar tidak ada? Apakah Akaashi tidak bisa memaafkannya? Ini semua bukan murni kesalahannya.

"Jadi... kamu ngelakuin ini semua karena kasihan sama aku?" tanya Anna yang sudah berderai air mata.

Akaashi berdiri dari duduknya, sudah cukup ia bersimpati pada orang yang salah. Jika sebelumnya ia benar-benar merasa peduli dengan Anna, tapi saat ini ia sudah sadar bahwa tindakannya saat ini sudah salah.

"Gue bantuin lo bukan karena kasihan, tapi karena ingat amanah ibu lo. Tapi lo malah menyalahgunakan itu. Gue udah punya kehidupan sendiri, Anna. Gak semua apa yang lo inginkan harus lo dapatkan." jawab Akaashi masih setia dengan ekspresi datarnya.

"Jujur saja, pas tahu alasan lo ninggalin gue dulu, buat gue merasa lega. Bukan karena gue tahu kalau lo gak sejahat yang gue pikirin, tapi gue lega dan bersyukur karena emang Tuhan gak takdirin lo buat gue. Tuhan sengaja menjauhkan lo dari gue karena memang bukan lo jodoh gue. Buktinya, gue ketemu (Name) setelah kepergian lo."

"Setelah tahu alasan lo pergi tanpa bilang ke gue karena sakit yang mengharuskan lo berobat ke luar. Awalnya gue merasa bersalah karena sudah membenci lo sebesar itu. Tapi setelah gue pikir-pikir, ternyata memang sudah seperti itu jalannya."

"Jangan mengharapkan apapun lagi dari gue, Anna. Lo udah terlanjur pergi dari cerita gue, jangan pernah coba kembali masuk karena sudah bukan lo lagi tokoh utama dalam cerita gue." ucap Akaashi sebelum berbalik badan dan melangkah menuju pintu rawat inap.

PERFECT HUSBAND || AKAASHI KEIJI X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang