🦆Tujuhbelas

312 43 2
                                    

YANG MUSLIM TETAP UTAMAKAN MEMBACA AL-QUR'AN YA✨

Happy Reading🕊

🦆🦆🦆

Setelah mendapatkan pesan dari ayah mertuanya, Akaashi kembali masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya dengan cepat menuju rumah mertuanya.

Seperti sedang menunggunya, begitu Akaashi sampai di rumah orang tua (Name), sudah ada Ryota yang berdiri di luar pagar yang tertutup. Pandangan Ryota sangat datar dan dingin, ia yang sefrekuensi dengan Ryota bisa merasakan hal tersebut.

"Pa, saya---"

"Selesaikan dulu urusanmu dengan masa lalu kamu itu. Saya tidak akan membiarkan kamu menyakiti putri saya yang saya besar kan dengan baik dan penuh kasih sayang selama 23 tahun. Dan kamu--" tatapan Ryota menajam pada Akaashi, laki-laki di hadapannya ini membuat Ryota naik darah, "Yang tiba-tiba mengambil putri saya malah menyakiti nya seperti itu."

Akaashi tertegun. Ryota bukanlah tipe laki-laki yang pemarah dan gampang emosi, ayah mertuanya itu benar-benar marah padanya. Dan ia sendiri pun langsung tahu apa kesalahannya. Namun yang jadi pertanyaannya, apa yang mertuanya ketahui sehingga bisa berkata demikian dan bersikap seperti ini?

"Jangan harap kamu bisa bertemu dengan nya sebelum kamu menyelesaikan urusanmu dengan masa lalu kamu itu. Jika urusan kalian tidak selesai, temui saya untuk mengembalikan putri saya."

Ryota memang tidak berkata dengan suara tinggi, namun penekanan tiap kata yang diucapkan oleh pria itu benar-benar membuat tubuh Akaashi lemas.

Tanpa mempersilahkan Akaashi berbicara, Ryota masuk ke dalam rumahnya setelah membuka pintu gerbang dan mengunci nya.

Akaashi menghela napas panjang, memandang rumah bertingkat itu dengan tatapan sendu sebelum kembali masuk ke dalam mobilnya.

Laki-laki berusia 28 tahun itu mengacak rambutnya dan mengsap wajah dengan kasar. Sudah ia duga akan seperti ini. Ia akui ini semua benar-benar murni kesalahan nya. Akan sulit untuk mengambil kepercayaan kembali dari seorang Ryota. Mengenal lama membuatnya sangat paham dengan pria yang menjadi mertuanya itu.

Akaashi kembali memandang rumah bertingkat itu sebelum menjalankan mobilnya, "Sampai kapanpun saya gak akan pernah melepaskan kamu, (Name)."

🦆🦆🦆

(Name) yang baru selesai mandi dan turun ke ruang tengah untuk kembali menonton drama di televisi mengernyit melihat Papa nya yang melintas di ruang tengah hendak ke kamar.

"Darimana, Pa? "

Ryota berhenti kemudian menoleh dan tersenyum, "Dari luar ngecek pintu gerbang."

"Oohh."

Ryota terdiam sejenak sebelum berjalan menuju sofa dan duduk di Sofa single.

"Sini, Kak. Papa mau ngomong."

(Name) mengernyitkan dahi, tumben sekali Papa nya tiba-tiba serius begini. Ada apa?

Ia pun kembali melangkah dan duduk di sofa single yang berhadapan dengan sang Papa.

"Kenapa, Pa? " tanya (Name) dengan kening mengerut setelah menaruh ponselnya di atas meja.

Ryota menatap wajah putrinya sejenak sebelum bersuara, "Papa masih belum bisa mengizinkan kamu untuk pulang ke rumah Keiji." katanya semakin mengundang kebingungan (Name).

"(Name) juga belum mau balik kesana kok, Pa." balasnya.

Ryota menggeleng, "Dan Papa juga tidak mengizinkan kamu untuk bertemu atau berkomunikasi dengan nya. Jadi, mulai hari ini, hp mu Papa mau sita."

PERFECT HUSBAND || AKAASHI KEIJI X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang