🦆Duapuluh Lima

320 37 15
                                    

Hipi riding!

🦆🦆🦆

"Mas cepetan dong."

Akaashi menghela napas pelan mendengar pinta istrinya yang sudah sangat tidak sabaran, "Bahaya, sayang. Ini udah kecepatan normal kok. Bentar lagi kita sampai, Nara baik-baik aja kok, kamu yang tenang."

"Aku tuh khawatir, Mas. Nara itu sahabat aku satu-satunya, dia udah seperti saudara ku."

"Mas ngerti, sayang. Kamu yang tenang ya, tuh rumah sakitnya udah kelihatan."

(Name) hanya bisa pasrah dengan hati yang tak tenang.

Saat dihubungi oleh Erina--Mama nya Nara, kalau Nara sedang dibawa ke rumah sakit untuk lahiran karena ketuban wanita itu telah pecah, (Name) pun langsung menghubungi Akaashi bahwa dia akan ke rumah sakit. Namun laki-laki itu tak mengizinkan dirinya jika tidak bersama nya, sempat bercekcok sedikit dan akhirnya Akaashi buru-buru pulang ke rumah setelah menyelesaikan rapatnya.

Saking buru-burunya, ia tak sempat membawa apa-apa untuk Nara. Jadi Akaashi meminta tolong kepada Ennoshita untuk menyiapkan hadiah untuk kelahiran anaknya Nara dan Shirabu.

Begitu sampai di rumah sakit, keduanya langsung turun. Akaashi dengan cepat mengunci mobilnya dan menyusul (Name) yang sudah berjalan meninggalkannya.

Akaashi dibuat deg-degan karena (Name) yang terburu-buru. Apakah wanita itu tidak sadar bahwa dirinya tengah hamil??? Lihatlah perutnya yang sudah mulai terlihat besar itu.

"Tanteeee!!! "

"Eh, jangan lari-lari, (Name)! " ujar Erina yang melihat (Name) berlari,  bahkan suami gadis itu sampai melebarkan bola matanya.

"Tante, Nara gimana??? "

"Nara baik-baik aja kok, sekarang tinggal nunggu pembukaan terakhir aja. Barusan Kenjiro masuk."

(Name) menghela napas pelan walaupun masih merasa deg-degan menunggu sahabatnya lahiran.

(Name) menegang di tempat saat Nara mulai mengenjan dari dalam ruangan yang berarti ia sudah siap untuk melahirkan. Sahabatnya itu memilih untuk melahirkan normal, mungkin karena dirinya seorang polisi menganggap dirinya wanita yang kuat makanya memilih untuk melahirkan normal. Shirabu sendiri memilih mana saja yang penting Nara dan anak mereka baik-baik saja.

Mendengar teriakan Nara membuat (Name) jadi ketakutan. Apakah sesakit itu?

Melihat gelagat aneh istrinya, Akaashi mendekat dan menggenggam tangan (Name) hingga gadis itu menolehkan kepala ke arahnya. Dengan senyum teduh miliknya, Akaashi memberikan kata-kata penenang.

"Nara baik-baik aja kok, dia kuat. "

"Mas, aku takut. Nara yang kuat aja bisa kesakitan begitu, gimana aku? "

Akaashi terdiam sejenak sebelum mengulurkan tangan untuk mengelus bahu sang istri.

"Kamu pasti bisa kok, ada sc kalau memang kamu gak kuat. Jangan  khawatir, ada aku."

(Name) membalas genggaman Akaashi dengan kuat tanpa mengucapkan apapun, ia kembali memusatkan perhatian pada pintu ruang bersalin dimana suara Nara yang mengenjan masih terdengar.

Hingga beberapa saat kemudian, suara teriakan Nara sudah tidak terdengar lagi. Pintu ruang bersalin terbuka, reflek mereka semua berdiri menatap wanita yang merupakan seorang bidan tersenyum pada mereka.

"Pukul 14.10, bayi Ibu Nara dan Dokter Shirabu lahir. Selamat ya, Bu. Anaknya sehat dengan berat 2,7 kg. Perempuan." ucap bidan tersebut pada Erina membuat mereka serentak mengucap syukur.

PERFECT HUSBAND || AKAASHI KEIJI X READERSWhere stories live. Discover now