🦆Limabelas

461 49 12
                                    


Happy Reading!

🦆🦆🦆

Pukul 1 dini hari, (Name) yang hendak ke dapur untuk mengambil air karena tiba-tiba kerongkongannya terasa kering terkejut melihat Akaashi yang baru pulang. Laki-laki itu tersenyum padanya, ia pun mendekat dan membantu laki-laki itu melepaskan tasnya serta mengambil alih tas kantornya.

"Lembur lagi? " tanya (Name), Akaashi mengangguk sembari tersenyum tipis.

(Name) mengangguk mengerti, "Mas langsung tidur aja, jangan lupa  cuci kaki dulu."

"Iya. Kamu kenapa masih belum tidur jam segini? "

"Kebangun trus haus. Ini mau ambil minum."

Akaashi mengangguk mengerti, ia mendekat dan mengecup kening (Name).

"Aku ke kamar duluan."

(Name) mengangguk, "Iya." jawabnya.

Akaashi pun beranjak menaiki anak tangga menuju kamar mereka dan masih di pantau oleh (Name). Akhir-akhir ini Akaashi sering sekali lembur, bahkan hari weekend pun laki-laki itu tetap ke kantor seperti biasanya. Padahal biasanya, laki-laki itu akan meluangkan waktu weekend nya di rumah bersama mereka, namun jika memang masih ada pekerjaan, Akaashi akan mengerjakan pekerjaan tersebut di rumah.

Tak ingin berpikir yang tidak-tidak, (Name) kembali berjalan menuju dapur masih dalam keadaan membawa tas dan jas Akaashi. Setelah selesai dengan urusan kerongkongannya, ia pun kembali ke kamar. Menaruh jas Akaashi ke gantungan khusus dan menaruh tas kantor laki-laki itu di atas meja.

Ia menoleh menatap sang suami yang sudah terlelap dalam tidurnya. Kakinya melangkah mendekat, mendudukkan diri di pinggiran kasur dan mengelus rambut hitam laki-laki itu. Senyumnya mengembang ketika kening Akaashi mengerut, jarinya pun tergerak untuk meluruskan kerutan tersebut.

Ting!

Gerakan (Name) terhenti, ia menolehkan kepala memandang benda pipih milik Akaashi yang ada di atas nakas samping lampu tidur. Di pandangnya kembali sang suami sebelum meraih benda pipih tersebut.


+09XXXXXXXXXXX
Terima kasih atas bantuanmu


Kening (Name) mengerut, apakah Akaashi lembur karena membantu orang lain? Kenapa Akaashi tidak cerita padanya? Kalaupun misalkan ada masalah dengan urusan kantor, ia bisa membantu. Karena jangan lupakan dirinya yang lulusan sarjana manajemen. Walaupun belum berpengalaman namun ilmunya masih ia kuasai sampai sekarang.

(Name) menaruh kembali ponsel tersebut ke tempatnya. Nanti saja ia bicarakan ini dengan Akaashi. Ia juga ikut naik ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di samping sang suami lalu menyelimuti tubuh mereka berdua.Memeluk lengan kekar laki-laki itu dengan senyum yang merekah dan segera menuju ke alam mimpi.



🦆🦆🦆


(Name) yang baru selesai membersihkan rumah beranjak menuju dapur untuk menaruh sapu dan alat pel-nya. Di lihatnya Bi Yumi yang tengah menyiapkan makan siang mereka.

"Biar aku bantu ya, Bi."

"Oh iya, Nyonya." balas Bi Yumi tersenyum pada (Name).

Mereka pun membagi tugas, (Name) sendiri memasak lauk dan Bi Yumi bagian sayur. Karena Nasi sarapan tadi pagi masih banyak, jadi mereka tidak memasak nasi lagi.

"Mama, kapan sekolahnya? " (Name) menolehkan kepala, di dapatinya sang putri yang kini berdiri sedikit jauh dari kompor. Karena (Name) sering memperingati gadis kecil itu, apabila ia dan Bi Yumi sedang memasak, Keina tidak boleh terlalu dekat dengan kompor.

PERFECT HUSBAND || AKAASHI KEIJI X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang