🦆 Delapan

571 88 41
                                    

HAPPY READING

Jgn lupa tinggalkan komentar dan tekan tombol bintang nya sahabat!



🦆🦆🦆



(Name) turun dari mobil Akaashi dengan tergesa-gesa, ia bahkan tak sengaja menutup pintu mobil dengan cukup keras saking paniknya. Dirapihkan nya letak cardigan di lengannya, dan masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan ada mobil lain selain mobil Ryota dan mobil yang ia bawa.

"BUBU! PAPA! A--" (Name) yang tengah berteriak panik itu sontak terpaku dan pekikan terputus kala ia masuk ke ruang tamu.

Ia menghela napas lega melihat Yuuka dan Ryota nampak baik-baik saja. Keduanya bahkah sedang bersantai dengan cangkir teh dan beberapa jenis kue dan biskuit di atas meja.

Tatapannya sontak berubah kesal, ia menatap tajam Yuuka yang membuatnya panik sepanjang jalan. Untung tidak sampai kecelakaan.

"Bubu ih! Bikin aku panik sepanjang jalan kesini, kirain kalian kenapa-kenapa." omelnya, "Airin mana?" tanya nya sembari memandang ke ruang tengah, ia bernapas lega melihat Airin yang tengah membaca buku di sofa.

Yuuka memejamkan matanya jengah dengan kelakuan sang putri yang tidak ada sopan santunnya. Bukannya datang ucap salam, ini malah teriak-teriak kayak orang utan.





"Kamu duduk dulu bisa gak? Gak liat ini kita lagi kedatangan tamu?"




(Name) sontak mengalihkan pandangannya, detik itu pula bola matanya membulat sempurna. Mulutnya seketika terbuka lebar yang membuatnya harus menutup dengan tangan.

Demi apapun ia benar-benar kaget sekarang. Apa-apaan situasi ini?!

"Pak Akaashi?!" pekik (Name) tanpa sadar.

Bagaimana tidak kaget, Akaashi--duda anak satu itu tengah duduk disebelah ibunya dan juga seorang pria paruh baya yang ada di samping ibunya yang (Name) duga adalah ayahnya. Apa yang majikannya ini lakukan di rumahnya?

"Kakak duduk dulu." ucap Ryota.

(Name) menoleh sejenak pada sang Papa, namun ekspresi kagetnya sama sekali tidak luntur. Ia membungkuk sopan pada ibu dan ayahnya Akaashi.

"Selamat siang." katanya.

"Siang, (Name), lama tidak bertemu." ucap Shira sembari tersenyum manis.

"Siang, (Name)." sahut ayah Akaashi, (Name) tidak tahu namanya siapa.

(Name) tersenyum kikuk lalu menoleh pada Akaashi yang tetap dengan wajah datarnya. Pria itu juga tengah menatapnya.

"Bapak ngapain kesini? Keina gimana? Bukannya ini udah jam pulangnya ya? Kalo dia nunggu gimana, Pak? Bahaya kalo ngebiarin dia nunggu, takutnya ada orang berniat jahat sama dia." cerocos (Name) dengan wajah khawatirnya.

Jika saja Yuuka tidak menelponnya tadi, dan Akaashi memang tidak bisa menjemput, dia yang akan pergi menjemput Keina.

Di liriknya jam di ponselnya, sebentar lagi bel pulang berbunyi. (Name) tidak ingin terjadi sesuatu pada anak itu karena mereka telat jemput.

Shira dan suaminya yang mendengar itu langsung menampilkan senyum lebar. Yuuka dan Ryota pun sempat tertegun melihat putri mereka yang begitu perhatian dan khawatir pada anak asuhnya.

Sedangkan Akaashi, pria itu kini tersenyum tipis membuat (Name) mendengus pelan.

Orang lagi serius juga, dia malah senyam-senyum. Emang gue lagi ngelawak apa?! ujarnya membatin.

PERFECT HUSBAND || AKAASHI KEIJI X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang