🦆Duapuluh Enam

360 33 1
                                    

Jgn lupa vote+komen gengs!

Happy reading! 🧚‍♀️

"Tuhan itu maha adil. Dia jauh lebih tahu mana yang terbaik bagi kita. Sengaja menjauhkan kita dari hal-hal yang menyakitkan agar kita bisa bertemu dengan hal-hal yang membahagiakan."

🪷🪷🪷


"Ra, Melahirkan, sakit gak? "

"Sakit lah! Kalo gak sakit gak mungkin gue teriak-teriak kemaren."

Mendengar jawaban Nara membuat (Name) bergedik ngerih, nyali nya kembali menciut. Dia bisa gak ya?

"Beberapa jam sebelum melahirkan 'kan gue rasa perut gue sakit, jadi gue ngasih tau Ken, tapi katanya mungkin karena gue ngeyel kerja kerjaan rumah. Emang sih gue semangat banget bersih-bersih hari itu, tapi sumpah gue udah gak bisa tahan sakitnya waktu itu. Jadi mau gak mau Ken langsung bawa gue ke Bidan Sella. Beliau bilang hanya kontraksi palsu, karena emang perkiraan gue lahiran tuh bulan depan." Nara mulai menceritakan pengalaman melahirkannya. (Name) sendiri begitu penasaran sehingga ia terjinak mendengar Nara bercerita.

"Bisa gitu ya? "

Nara mengangguk, "Tapi katanya kalau sakitnya gak reda-reda, kembali lagi besok. Jadi kita pulang lagi deh, tapi pas jam 1 gue makin mules, perut gue makin sakit, gue udah gak tahan, beruntung Ken langsung cepet-cepet bawa gue ke rumah sakit. Di periksa lagi deh sama Bidan Sella, dan ternyata kepalanya udah kelihatan. Wah disitu gue udah gak tahu lagi, pikiran gue kalang kabut, gue cuman bisa nangis nyebut Ken sama Mama."

(Name) bergedik ngerih, dia malah ikut deg-degan membayangkan hal itu.

"Naraaa gue takuuutt! "

Nara tertawa pelan, "Gak usah takut elah, awalnya emang takut kok, tapi gue yakin setelahnya lo malah pengen lagi hahaha. "

Plak!

(Name) mendengus setelah menampol Nara, dia tahu kemana arah pembicaraan sahabat laknatnya itu.

"Serius! "

"Yee serius, yakali gue bercanda. Melahirkan gak semenakutkan itu kok, emang sih sakit, sakit banget, tapi gue yakin lo pasti bisa. Lo 'kan cewek kuat, apalagi ada suami lo yang super ekstra ngejagain dan lindungin lo. Lo tenang aja."

(Name) mengangguk pelan sembari berdehem, ia menoleh ke arah Akaashi yang tengah mengobrol dengan Shirabu di teras belakang rumah Nara dan Shirabu.

"Oh iya, (Name). Ada yang mau gue kasih liat ke lo."

(Name) kembali menolehkan kepalanya pada Nara, "Apaan? " tanyanya pada Nara yang membuka ponselnya, mengotak-atik sebentar lalu menyodorkan ponsel tersebut padanya.

Kening (Name) mengerut, memandang Nara dengan bingung. Nara hanya mengangguk seraya menggerakkan tangannya bermaksud agar (Name) segera meraih ponselnya.

(Name) pun meraih ponsel tersebut dan menatap layar ponsel Nara yang memperlihatkan room chatnya dengan seseorang. Melihat nama kontaknya membuat rasa penasaran (Name) meluap. Ia menyodorkan kembali ponsel itu kepada Nara namun Nara tak menerimanya.

"Eeh, liat dulu! "

"Ck, gak mau. Males."

"Astaga, (Name). Baca dulu, lo hanya salah paham kok. Lagian dia gak ada maksud apa-apa kok, cuman mau minta maaf sama lo." ucap Nara memaksa.

(Name) kembali memutar bola matanya dan menghela napas malas, ia pun memaksakan diri untuk melihat isi chatan Nara dengan senior yang telah membuatnya malu setengah mampus waktu kelas 11.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERFECT HUSBAND || AKAASHI KEIJI X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang