3.

2.8K 278 12
                                    

Begitu bel istirahat pertama berbunyi, Dio menyambar kunci motornya dari dalam tas kemudian digenggamnya kuncinya. Dia bergegas keluar dari kelas.

Tepat setelah keluar ruangan, Josie menghadang Dio. Ini makhluk muncul darimana cepet banget, pikir Dio.

Cewek itu berkacak pinggang. Rambut hitam Josie yang berponi dan lurus panjang, tergerai seperti biasa. Mukanya cuek dengan mata sedikit memicing.

"Yo Dio," panggil Josie.

Cup.

Dio menjawab dengan mengecup pipi kiri Josie.

Seketika Josie terkejut, dia mau protes. Tapi Dio bilang, "Gue lagi buru-buru."

Kemudian Dio meninggalkan Josie yang menghela napas melihat sosok Dio dari belakang, semakin menjauh sambil berjalan dengan cepat.

Di parkiran, Dio menuju motornya. Dia cek seluruh bodi motornya. Depan sampai belakang, atas sampai bawah. Mulus semua.

"Jadi si cunguk itu ngapain," gumam Dio.

Dia sekarang membuka jok motornya. Nggak ada apa-apa di situ cuma jas hujan aja. Jujur Dio masih nggak tahu kira-kira apa yang Rafa lakukan ke motornya.

"Masa sih dia, nggaklah," pikir Dio.

Tapi Dio mencabut kuncinya dari lubang kunci di samping bodi motor agak belakang.

Maklum model lawas, jadi untuk membuka jok nggak bisa dari lubang kunci starter.

Di situlah Dio kemudian menancapkan kuncinya. Dia menyalakan mesin motornya.

Grrng. Brrm. Brrrm.

Normal sih.

Tunggu.

Ada suara samar-samar berisik berkelotak dari dalam knalpot. Dio menduduki joknya dan dia bisa semakin merasakannya saat motornya digas.

Seperti ada benda-benda kecil yang keras sehingga berkelotak. Seperti serpihan benda-benda berukuran kecil di dalam knalpotnya.

"Anjing, apa nih," Dio seketika emosi tapi tetap bersikap tenang. Untung motornya bisa dinyalakan.

"Jadi gini cara main lo. Kapan pula dia sempet kayak gini," pikir Dio sambil mematikan mesin motornya dan turun dari motor.

Sambil berdiri di samping motor, Dio bersandar ke motornya itu. Dia memasukkan kedua tangan ke saku.

Tadi pagi cuma tinggal tiga menitan sebelum bel masuk. Nggak mungkin Rafa ngebelain sampe nggak masuk kelas pas udah bunyi bel.

Gue yakin dia tau, kalo tadi gue ngeliat dia nandain motor gue. Pasti dia tau gue ngintip. Kayaknya dia ngacauin motor gue pas di tengah jam pelajaran.

Ah, kenapa gue nggak ngecekin motor gue tadi, pas lagi ada kelas. Pas ganti jam pelajaran juga, gue nggak langsung gas, ngecek ke parkiran sini.

Dio menyesal banget karena tadi nggak mengecek motornya langsung, karena sejujurnya, dia sendiri sempat nggak yakin kalau Rafa bakal ngapa-ngapain ke motor dia.

Terus berjalan sambil berpikir, Dio kembali ke kelasnya. Dia melewati lab Biologi. Dio teringat Josie, apakah cewek itu masih di tempat yang sama tadi. Biasanya begitu.

"Hai, lo lagi," sapa seseorang tiba-tiba.

Suara itu semakin familiar di telinga Dio, dia menoleh dan melihat Rafa di dekat lab Biologi tersebut. Dio tersenyum ke Rafa.

"Lo pengen jadi kriminal?" tanya Dio.

Rafa membalas, "Kriminal? Atas tuduhan apa nih."

"Ngerusakin motor gue," jawab Dio.

crash and burnDonde viven las historias. Descúbrelo ahora