7.

2.1K 223 12
                                    

Semalaman Dio nggak bisa tidur. Dia pikir dia nggak peduli dengan kepergian ibunya, tapi ternyata Dio salah.

Semakin nggak mempedulikan malah semakin peduli. Pernah mengalaminya? Sama.

Gue tau kalo Mama lebih suka sama Pak Bram. Dia kan bos, duitnya banyak, baik banget ke Mama.

Tapi kenapa Mama harus pergi. Gue nggak ngerti kenapa.

Banyak temen gue yang hidupnya sederhana juga. Bahkan pas-pasan. Baik-baik aja ortunya.

Apa yang kurang?

Kenapa Mama selalu berantem sama Papa.

Gue nggak ngerti.

Tenggelam dalam pikirannya, Dio baru sadar saat melihat jam di hp-nya. Sudah menunjukkan jam 4.12 pagi.

"Njing," gumam Dio. Akhirnya dia ketiduran setelah lelah berpikir sambil merenung.

Di sekolah, Dio merasa kacau gara-gara sempat tidur satu jam saja sebelum berangkat.

Di jam ketiga dan keempat ada mata pelajaran Geografi yang gurunya merupakan wali kelas Dio.

Ngantuk, ijin aja, pikir Dio. Lagipula sudah masuk jam keempat mau istirahat pertama. Dio berpikir, gue bisa tidur lebih lama kalo cabut sekarang.

"Bro gue mau ijin ke UKS," bisik Dio ke Axel, teman sebangkunya sekaligus sahabat Dio.

"Ngapain," tanya Axel.

"Fap fap?"

"What?"

"Hayo ngobrol sendiri," Bu Serli wali kelas mereka memperingatkan saat Axel barusan berbisik kencang.

Dio dan Axel langsung beringsut. Mereka menunduk, membalik lembaran kertas buku Geografi di meja, sambil mengintip Bu Serli yang berdiri di depan, melirik dua cowok itu.

Kemudian beliau lanjut menerangkan tentang garis Wallace, garis Weber, dan garis Lydekker.

Melihat kondisi aman, Dio mendekat ke Axel di sebelahnya. Dio mencondongkan badannya ke samping merapat ke Axel.

Dio berkata, "Nggaklah, gue cuma kepengen tidur di UKS."

"Lo gapapa Yo?" malah Axel menunjukkan muka khawatir.

Dan Dio jawab, "Kenapa-napa. Butuh tidur aja."

"Ya udah," Axel lebih lega.

Si Axel social butterfly di circle pertemanan mereka. Bawaannya hangat juga berisik. Dio mengerti kalau Axel kebiasaan heboh sama apapun.

Jadi Dio bersahabat dengan Josie, Axel, dan Tobi. Tapi Dio cuma sekelas dengan Axel.

Semalam Dio cerita di grup chat-nya dengan keempat sahabatnya itu, kalau ibunya pergi, kabur dari rumah.

Tapi Dio bilang "gak perlu ke sini dulu santai, ini ada josie, besok aja ketemu di sekolah atau pas pulang".

Nggak ada yang bisa dilakukan juga, sehingga cuma ada ucapan bersimpati dari teman-teman terdekat Dio.

Balik di kelas, Dio sudah berdiri dari bangkunya. Dia berjalan ke depan mendekati Bu Serli. Setelah Dio berada di dekat beliau, Bu Serli menoleh ke Dio.

"Bu maaf, saya boleh ijin ke UKS," Dio izin sambil terbatuk-batuk.

Untungnya muka dia pucat beneran, gara-gara nggak tidur dan nggak sarapan apapun tadi pagi.

"Kamu sakit Yo?" Bu Serli bersimpati tapi tetap tegas, sudah hafal tabiat Dio.

Lalu Dio mengangguk, "Iya Bu," dan dia terbatuk lagi, "saya demam sama pusing."

crash and burnKde žijí příběhy. Začni objevovat