21.

1.7K 214 26
                                    

"Dari kamar mandi," kata Rafa.

Dio diam saja tapi pandangannya turun ke bawah, dia melihat Rafa cuma menenteng helm di tangannya, dan Rafa nggak bawa apa-apa lagi di tangan satunya.

Selain itu, Dio sadar kalau Rafa nggak mengenakan jaket ataupun hoodienya.

Bukannya di musim kemarau gini, anginnya dingin apalagi pas sore. Baru saja Dio memikirkan itu, angin berhembus pelan, tapi dingin.

Dio memandangi wajah Rafa. Sekarang Rafa berdiri di depan Dio, jarak mereka menjadi lebih dekat daripada sebelumnya.

"Lo nggak bawa jaket?" tanya Dio.

Kata Rafa, "Enggak. Tadi gue keburu pas berangkat, dan gue naik Grab car."

"Ngapa lo pake buru-buru," balas Dio.

Rafa bilang, "Gitulah," sambil sedikit mengangkat bahu.

Kok ada sih orang sebego dia, Dio membatin.

"Lagian nanti pas di motor, gue duduk di belakang," gumam Rafa.

Kata Dio, "Iya, gue boncengin lo."

Hening.

Dio berkata lagi, "Ooh jadi lo ga pake jaket biar bisa nganget gitu, sambil meluk gue dari belakang?"

"Gak," jawab Rafa dengan muka bosan.

Tentu Dio malah terkikik melihat muka Rafa yang kesal itu.

"Kenapa sih lo lucu banget," Dio bergumam.

Merasa malu entah kenapa, Rafa jadi bingung mau bilang apa, akhirnya dia mengabaikannya, nggak menanggapi Dio.

Malah Rafa menanyakan hal lain, "Sebenernya lo mau ngobrol apa sih?"

"Ngobrol? Hmm," Dio terlihat berpikir sebentar.

Akhirnya, Dio memutuskan buat menuruti Rafa. Kemarin Rafa memberi saran buat mengobrol di sekolah. Dio mengiyakan.

Nggak apa-apa, ngobrol yang penting aja. Atau nggak penting sih. Tapi penting juga sebenarnya. Anjir.

"Sini Raf," kata Dio.

Lalu Dio mengulurkan tangannya. Kemudian Dio menggenggam pergelangan tangan Rafa. Dio pun menarik Rafa agar mengikutinya.

Kenapa dia selalu megangin tangan gue, tapi, gue sendiri gapapa kalo Dio gini sama gue, batin Rafa dengan perasaan hangat di hatinya.

Rupanya Dio ke parkiran, mengeluarkan motornya, dan memarkir motor di gerbang. Jadi kalau sekolah mau tutup, atau mereka mau cabut, gampang tinggal gas.

Sekarang Dio dan Rafa berada di depan gerbang. Mereka duduk di pembatas taman sekolah, dekat tanaman dan bunga.

Karena posisinya Dio dan Rafa duduk di bawah, di dekat motor, jadi mereka berdua nggak kelihatan jelas karena ketutupan motornya Dio. Dua helm mereka duduk manis di atas motor.

"Kenapa gue mau, lo ajakin ga jelas gini," gumam Rafa.

Kata Dio, "Udah gue bilang, lo aslinya perhatian sama gue. Jadi nggak mungkin lo nolak. Lagian udah janjian pulang bareng."

crash and burnΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα