06

1.5K 184 1
                                    

Jaemin bangun lebih dulu, sementara renjun masih tertidur, jaemin memang selalu bangun lebih pagi karena ia akan pergi ke balkon untuk sekedar menghirup dan menikmati ketenangan sesaat itu.

Jaemin yang tak memakai baju ingin berjalan menuju balkon, namun ketukan pada pintu kamarnya membuatnya harus pergi menuju pintu kamarnya.

Tangannya terulur menyentuh knop pintu lalu membukannya, wajah datarnya kini saling bertatapan dengan wajah tegas jeno.

"apa?" ketus jaemin

"santai saja, aku hanya penasaran dengan mate mu itu" ucap jeno

Jaemin mendengar itu berusaha untuk tidak emosi, ini masih pagi dan tak mungkin ia harus memukul wajah kembarannya itu, "kau tak pernah ku izinkan untuk berinteraksi dengannya" tegas jaemin

"wow, na? Kita kem—

"shut up, jangan sebut jika kita adalah kembaran. Lebih baik kau pergi" desis jaemin tajam

"kau menjadi anak yang susah di atur sekarang" ucap jeno dengan nada yang menantang

Balasan yang jeno dapatkan hanya decakan dari jaemin, "aku seperti ini juga karena mu, bajingan"

"haha, jangan bertingkah seperti anak kecil, na. Kau terlalu mengingat kejadi—

Bugh!

"tutup mulut mu dan pergi" final jaemin yang baru saja menghantam leher jeno

Sang lawan yang tengah memegangi lehernya sembari meringis kecil akibat hantaman yang di layangkan oleh kembarannya itu hanya menatap ke arah sang kembaran.

"pergi" ketus jaemin lalu menutup pintu kamarnya, tak lupa menguncinya

Baru saja jaemin berbalik, ia langsung di sambut dengan renjun yang tengah duduk dengan wajah yang di tutupi dengan bantal

Jaemin berjalan mendekat lalu ikut duduk di hadapan renjun, "kau terbangun?" tanyanya pelan

Renjun hanya mengangguk tanpa melepaskan bantal yang ia peluk untuk menutupi wajahnya.

"ada apa? Kenapa kau menutupi wajah mu?" tanya jaemin akhirnya

"kau tak mengenakan pakaian" balasnya, namun jaemin hanya bisa mendengarnya dengan lirih karena suara renjun terendam oleh bantal

"oh, santai saja" balas jaemin singkat

Renjun langsung menurunkan bantal agar tidak menutupi wajahnya lagi, lalu ia dengan ragu melihat ke arah jaemin.

"kau sedang bertengkar?" tanya renjun ragu

Jaemin berdehem lebih dulu sebagai jawaban, "kau tak perlu tau, yang perlu kau lakukan hanya mengikuti perintah ku dan jangan berdekatan dengan si bajingan itu"

"sebelum itu, kenapa aku bisa ada di kamar mu?!"

"orang tua ku menyuruh ku untuk membawa mu dan kita harus tinggal satu atap"

"huh?! Aku tak mau!"

"menurut pada ku, renjun"

"lalu bagaimana dengan pakaian, buku pelajaran ku?"

"aku sudah membawanya, kau santai saja"

Renjun mencebik, lalu menatap jaemin sinis, "selalu saja seenaknya saja" cibirnya

"diam, kau akan berangkat dengan ku nanti" pesan jaemin lalu ia bangkit dan segera menuju balkon

Renjun membulatkan matanya, "aku tidak mau!" tolaknya









————————









Baru saja sampai di kelasnya, renjun langsung di sambut dengan bisikkan dari para siswa yang membicarakannya, bahkan ada beberapa siswa dari kelas lain yang mengintip dari jendela hanya untuk melihatnya.

Renjun malu sekaligus takut jika setelah ini ia akan di bully besar-besaran karena jaemin mengantarnya bahkan sampai ke kelas.

"jangan perdulikan mereka" ucap jaemin, ia berada di sebelah renjun yang sekarang duduk di tempatnya

Renjun mendongak dan menatap jaemin, "kau bisa saja berucap seperti itu, tapi setelah ini aku akan di serang, sialan" sinis renjun

"jam istirahat aku akan ke sini" balas jaemin

"untuk apa?" tanya renjun tapi, pandangannya mengarah ke segala arah, memperhatikan para siswa yang terus melihat ke arahnya dan jaemin

"tatap lawan bicara mu saat sedang berbicara, renjun"

Renjun langsung melihat ke arah jaemin lagi, ia sedikit takut dengan nada bicara jaemin saat ini, "m—maaf" cicit renjun

"lain kali lihat lawan bicara mu, mengerti?" ujar jaemin dan renjun mengangguk

"yasudah, aku akan menyuruh haechan untuk menjaga mu" ucapnya lalu segera pergi dari hadapan renjun

Keluarnya jaemin dari kelasnya langsung membuat bisikan para siswa menjadi lebih ramai, membuat renjun sedikit terintimidasi.

Selang beberapa menit jaemin keluar dari kelasnya, haechan yang menggendong tasnya mendekat ke arah renjun.

"hai, renjun" sapanya dengan ramah pada renjun

Haechan langsung duduk di sebelah renjun dan memposisikan tubuhnya menghadap ke arah renjun.

"kau di antar jaemin ya" nada haechan kini terdengar seperti tengah menggoda sekaligus meledek renjun

Renjun hanya diam menanggapi haechan, karena tak tau harus berucap apa agar haechan tidak salah paham dengan ucapannya nanti

"aku sudah tau. Kau mate jaemin" lirih haechan saat mengucapkan kalimat akhir

Renjun malah menatap haechan, ia sebenarnya ingin berkata tidak tapi lehernya sudah terdapat tatto yang menandakan jika itu benar.

"jaemin akan menjaga mu, jadi kau tenang saja. Dan kau harus berjauhan dengan orang yang bernama jung jeno nantinya"

"kenapa?" renjun penasaran, apalagi ia baru saja melihat perdebatan jaemin tadi pagi

"tunggu jaemin yang menceritakannya pada mu"

Out Of My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang