09

1.3K 169 2
                                    

Setelah pertemuannya dengan jeno di dapur, renjun memasuki kamarnya dan jaemin yang pasti, dia benar-benar merasa sangat tidak nyaman berada di sekitar pemuda itu. Dia merasa sangat tertekan berada di dekatnya. Aura yang pemuda itu keluarkan benar-benar sangat membuatnya tidak nyaman sama sekali. Jujur saja dia sangat bingung dengan pemikirannya. Bahkan dia saja tidak perduli dengan jaemin yang menatapnya sejak ia memasuki kamar mereka. Hingga akhirnya jaemin pun merangkul pinggangnya dan membuat renjun kaget bahkan sampai membulatkan matanya. Tapi, bedanya walaupun dia kaget dia tetap merasa nyaman atas semua hal yang dilakukan pemuda satu ini.

"Apa yang kau pikirkan?" Ucap jaemin dengan datar.

"Bukan apa-apa."

"Kenapa kau lama kembali? Apa mommy bicara banyak padamu?"

"N—ne." Gugup renjun.

"Kau sedang tidak berbohong bukan?" Curiga jaemin.

"Ti—tidak. Tadi, aku sempat ke dapur untuk minum terlebih dahulu."

"Lalu?" Ucap jaemin sembari menaikkan alisnya karena dia benar-benar sangat tau kalau renjun sekarang tengah berbohong padanya.

"Hanya itu."

"Kau yakin?"

"Ne." Bohong renjun, karena dia tidak mau perdebatan antara kembaran itu terjadi lagi seperti tadi pagi. Jujur saja dia sangat takut.

"Baiklah, kalau begitu kau bisa bersih-bersih dan segera istirahat. Aku akan ke bawah sebentar." Ucap jaemin lalu melepaskan rangkulan pada pinggang renjun dan pergi dari kamar itu. Renjun benar-benar bernafas lega karena kepergiannya itu.

"Semoga saja kebohongan ku ini bisa membuat mereka berdamai. Jujur saja aura keduanya benar-benar sangat mengerikan jika berdebat.











Jaemin turun untuk mengambil dua stok darah dan memetik bunga baby breath yang memang sudah dia tanam di mansion itu dengan kekuatannya makanya bunga itu cepat mekar dan menjadi sangat cantik. Karena janjinya pada renjun kalau dia akan memberikan bunga baby breath ini pada renjun setelah menghabiskan satu bungkus darah.

Saat tengah memetiknya, diapun merasakan ada seseorang yang berdiri di sebelahnya. Tanpa melihat pun dia sudah tau kalau itu adalah jeno.

"Aku tidak menyangka kalau dia bisa membuat sosok Jung Jaemin kembali seperti dulu."

"Aku Na. Bukan jung."

"Ayolah Jung Jaemin. Kurasa dia juga tidak buruk." Ucap jeno. Mendengar hal itu, jaemin benar-benar sangat marah lalu memukul bahu jeno hingga pemuda yang belum sepenuhnya siap itu terpental dan dapat dilihat oleh jeno kalau kembarannya benar-benar sangat marah saat ini.

"Sekali saja kau menyentuhnya. Aku benar-benar akan membunuhmu brengsek." Ucap jaemin lalu diapun langsung pergi begitu saja. Jeno hanya tersenyum menatap punggung kembarannya itu.

"Sangat mengasyikkan. Tapi, maaf saja Na Jaemin, aku tidak akan menjauhinya. Karena dia sangat sempurna. Aku pasti akan merebutnya darimu. Karena seharusnya dia memang menjadi milikku." Monolog jeno.



Out Of My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang