27

1K 121 0
                                    

Saat menjelang pagi dan Renjun terus saja terkena omelan sang ayah karena tak pulang kemarin ke mansion Nakamoto, Renjun hanya mendapatkan omelan lewat jalur ayah dan anak melalui pesan lewat pikiran membuat hanya Renjun yang tau dan meminta maaf pada ayahnya itu. Diapun juga tak bisa lepas dari pelukan Jaemin yang sangat erat sekali.

"Na."

"Eungh?" Jaemin semakin mengeratkan pelukannya pada renjun.

"Ayo bangun. Aku harus segera pulang." Ucap Renjun dan seketika Jaeminpun membuka matanya.

"Kenapa? Aku masih merindukanmu." Rengek Jaemin.

"Ayolah Na, aku harus pulang karena orangtuaku menungguku." Ucap Renjun.

"Kau sudah bersama mereka 100 tahun tapi denganku hanya sebentar." Ucap Jaemin cemberut lalu duduk, karena dia merajuk saat ini.

"Na, aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan ayah dan ibuku. Seperti kau yang selalu bersama orangtuamu. Aku juga ingin bersama dengan orangtuaku sebelum menikah denganmu" Ucap Renjun. jaemin hanya menatap renjun. Dia sadar tidak bisa egois tapi rasa rindunya memaksa nya untuk lebih egois saat ini.

Cup

Cup

Cup

"Jangan merajuk Nana. Aku janji tidak akan lupa menghubungimu. Jadi aku mohon jangan merajuk. Hmm?"

"Janji?" Ucap Jaemin mengulurkan kelingkingnya.

"Janji." Ucap Renjun tersenyum manis.

"Ayo aku antar." Ucap Jaemin lalu beranjak dan memakai mantelnya diikuti oleh renjun lalu merekapun keluar dari kamar.

Di lantai bawah mansion.

"Renjun? Jaemin? Kalian mau kemana?" Ucap Taeyong.

"Aku akan mengantar Renjun pulang mom. Dia sudah disuruh pulang oleh Paman Yuta." Ucao Jaemin ketus membuat jaeyong tertawa. Bahkan Jeno juga sama.

"Apa ada yang salah?"datar Jaemin.

"Kau sangat berbeda Jaem." Ucap Jeno disela tawanya.

"Kau harus menghadapi Yuta Hyung dengan baik nak. Dia itu sangat posesif pada miliknya, istrinya, dan anaknya. Apalagi dia cantik." Ucap Jaehyun.

"Aku juga sangat posesif ngomong-ngomong " Ucap Jaemin memeluk pinggang Renjun.

"Sudahlah sana antar Renjun pulang." Ucap Taeyong dan keduanya pamit begitu saja.











Sesampainya di mansion Nakamoto, kedua orang itu disambut oleh yuwin.

"Maaf Mama, otusan." Ucap Renjun menunduk.

"Ini salah saya paman bibi." Ucap Jaemin.

"Winie, bawa Renjun masuk." Ucap Yuta datar.

"Ayo injunie." Ucap winwin lalu membawa Renjun masuk tanpa Visa di bantah sama sekali.

"Aku ingin bicara denganmu." Ucap Yuta menatap Jaemin.

"Ne."

Taman belakang mansion Nakamoto.

"Makasih karena sudah menjaga anakku sebelum kami bertemu."

"Sama-sama Paman."

"Otusan."

"Ye?"

"Mulai sekarang panggil aku otusan."

"Aku mengerti pa-otusan." Ucap Jaemin tersenyum kecil.

"Aku percaya anakku akan bahagia denganmu."

"Makasih otusan."

"Jaem. Ini." Ucap Yuta memberikan sebuah kalung.

"Apa ini otusan?"

"Ini kalung yang harus aku berikan secara turun temurun dari keluargaku. Dan sekarang ini menjadi milikmu. Ini adalah alasan aku bisa menjaga Winwin dan Renjun."

"Makasih otusan karena sudah memberikan hal berharga bagiku."

"Hmm, karena sekarang kau adalah bagian dari keluargaku. Kau adalah anakku juga." Ucap Yuta tersenyum.

"Aku pasti akan menjaga kalung ini, dan akan menjaga renjun dengan baik otusan. Aku berjanji dengan nyawaku." Ucap Jaemin dan Yuta hanya mengangguk percaya pada soulmate sang anak itu.

Out Of My MindDove le storie prendono vita. Scoprilo ora