#Bonchap

1.3K 115 5
                                    

"nana!"

Suara keras renjun dapat membuat jaemin bangun seketika, ia langsung mengambil posisi duduk, "hmm? Ada apa?" wajah bangun tidur terpampang jelas di wajah jaemin

"tidak ada, hanya membangunkan" santai renjun

Jaemin gemas, ia langsung saja memeluk pinggang renjun dengan erat lalu menenggelamkan wajahnya pada leher renjun,  ia mengusak wajahnya disana lalu diam-diam ia menggigit leher renjun yang memiliki tanda itu.

"nana, hentikan!" seru renjun, ia mendorong dada jaemin namun kekuatan suaminya lebih besar darinya

"apa kita perlu menghabiskan waktu berdua lagi? Aku akan menitipkan yuan pada mama" usul jaemin yang malah di hadiahi cubitan keras pada pinggangnya

"tidak! Aku tau apa yang ingin nana lalukan" sinis renjun

"ayolah, lagipula yuan juga sudah saatnya memiliki adik, bukan?"

"adik? Yuan mau adik! "

Suara anak kecil dari ujung pintu membuat jaemin dan renjun menoleh, mereka dapat melihat anak mereka yang kini sudah berusia 5 tahun.

Yuan, naik ke atas ranjang lalu duduk di antara jaemin dan renjun, mereka gemas dengan anak mereka.

"yuan mau adik!" seru yuan semangat

Renjun hanya tersenyum canggung, ia mengelus lembut rambut yuan, "yuan ingin adik? Perempuan atau laki-laki?" tanya renjun

"eum.." yuan memasang postur yang berpikir, "perempuan! Biar nanti yuan menajaga adik kecil"

Jaemin tertawa, "kalau begitu, yuan mau ke tempat nenek?" tanya jaemin, sementara renjun hanya bisa tersenyum pasrah

"untuk?"

"yuan ingin adik, bukan? Jika yuan dengan nenek maka adik kecil akan cepat datang"

Ucapan jaemin membuat acuan pada pikiran yuan, seperti perintah namun juga yuan inginkan, "yuan mau bersama nenek" jawabnya

Jaemin bersorak dalam diam, ia tersenyum miring menatap renjun, "i got you, babe"


















..........................................











Saat hari sudah siang, jaemin juga sudah pulang setelah mengantarkan yuan menuju mansion orang tuanya.

Kini ia mencari keberadaan suami mungilnya, sudah lama ia tak seluasa ini, jujur ia terkadang cemburu dengan yuan karena renjun pastinya lebih banyak bersama yuan dibanding dirinya, namun ia paham jika yuan sangat membutuhkan renjun.

Saat indra penglihatannya menemukan renjun, langsung saja jaemin mendekat. Renjun ada di ruang keluarga, hanya duduk sembari memejamkan matanya.

Jaemin mendekat, lalu mengangkat tubuh renjun hingga kini ia ada di pangkuan jaemin, "apa yang kau pikirkan?" tanya jaemin sebelum mengecup pipi renjun

Renjun membuka matanya secara perlahan, "memikirkan bagaimana permainan yang akan kau lakukan nanti" renjun sedang bercanda, namun jaemin yang selalu menganggapnya serius

"benarkah?" jaemin tersenyum, lalu mengelus pipi renjun, "kau ingin aku kasar atau lembut?" tanya jaemin

"aku suka keduanya" balas renjun, ia jujur mengatakan itu

"jadi, jika aku kasar tak apa?"

"kita pikirkan nanti" balas renjun lalu bangkit dari pangkuan jaemin

Namun tak semudah itu, jaemin menarik renjun hingga ia kembali ada di pangkuan jaemin, "kemana?" tanya jaemin

"taman belakang"

"diam saja disini, aku masih ingin seperti ini" ucap jaemin dengan mengeratkan pelukannya

Elusan pada kepalanya dapat jaemin rasakan, ia menikmati elusan itu. Tanpa sepatah kata hanya keheningan yang ada di antara mereka.

"nana baik saat aku lebih banyak dengan yuan?" tanya renjun, ia juga sadar jika ia sudah tak seperti dulu. Biasanya ia akan selalu menghabiskan waktunya dengan jaemin

"jujur tidak baik, aku cemburu" balasnya

"cemburu dengan anak sendiri?" renjun terkekeh mendengar itu

"kenyataannya memang begitu, sayang"

"mungkin hari ini memang kita harus menghabiskan waktu bersama" seru renjun
Jaemin bangkit, dengan renjun yang kini ada di gendongannnya, "tentu, maka kita habiskan hari ini dengan banyak permainan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Out Of My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang