24

1K 138 2
                                    

Jangan mengajarkan sabar kepada jaemin. Entah sesabar apa dia menghadapi kenyataan yang sangat buruk ini. Dimana ia akan menikah namun semuanya pupus dan orang yang ia cintai juga ikut hilang dari sisinya.

Dan jaemin masih menunggu serta mencari renjun walau sudah 100 tahun berlalu, mereka vampire jadi hidup kekal adalah mereka. Jaemin percaya jika renjun masih hidup, terlebih lagi renjun sudah menjadi bagiannya.

Semuanya kembali seperti biasa, seperti sebelum jaemin bertemu dengan renjun, ia tak tau apa itu cinta, apa itu kasih sayang semenjak renjun tak ada bersamanya.

Serta masalahnya dengan jeno telah usai, walau jaemin masih berusaha untuk menghilangkan rasa kecewa dan amarahnya saat teringat mereka bertarung dan menyebabkan semuanya hancur.

Jaemin jadi lebih sering mengurung dirinya di kamar, seperti saat ini, ia hanya memandangi bunga baby breath yang renjun rawat, bunga darinya saat itu. Bunga itu terawat hingga saat ini, jaemin tak pernah membiarkan bunga itu layu.

Sibuk memandangi bunga itu, sesekali mengingat kenangannya dengan renjun hingga tanpa sadar kedua sudutnya tertarik sedikit membentuk senyum tipis,

"aku merindukan mu, renjun"













Sementara di sisi lain, renjun yang kini sudah sehat kembali menjalani kehidupan barunya, tentu dengan kedua orang tuanya yang selama ini ia cari.

Setiap hari ia selalu mendapatkan kasih sayang dari winwin dan yuta, bagaimana winwin yang selalu merawat renjun dengan tulus dan bagaimana yuta menjaga renjun tanpa ada celah.

"renjun" winwin masuk ke dalam kamar anaknya itu, mendekat ke arah renjun yang kini tengah membaca buku dengan duduk di ranjang.

Renjun mendongak dan mengalihkan pandangannya menuju winwin.

"bagaimana tadi dengan daddy?" tanya winwin dengan lembut

"seru! Tapi daddy jahil, marahi saja" balas renjun, ia sempat pergi dengan yuta entah kemana, hanya sekedar untuk menyegarkan pikiran

Winwin tertawa mendengar itu, "daddy mu memang jahil, nanti baba marahi" renjun mengangguk mendengar itu dan pandangannya kembali ke arah buku yang tengah ia baca

Sebenarnya ada yang ingin ia tanya pada renjun hanya saja ia ragu, namun ia dan yuta yakin jika ini saatnya untuk menanyakan hal itu.

"ren, ingin kembali dengan jaemin?" tanya winwin

Renjun mendengar itu sempat membeku, ia perlahan menatap ke arah winwin, "baba... Renjun tidak yakin" lirihnya

"baba paham, sayang. Tapi, bukankah sudah lama? Apalagi baba mendapat kabar jika jeno dan jaemin sudah menjadi akur" winwin memang selalu bertukar kabar dengan taeyong namun ia tak memberi tahu jika renjun bersamanya

"benarkah?" ragu, karena saat renjun masih di mansion na, ia melihat bagaimana perilaku jeno

Winwin mengangguk, "dan jaemin juga masih mencari mu sampai saat ini, dia menunggu matenya"

"apa renjun harus kembali?" tanyanya karena ia juga masih merasa bingung untuk memutuskan untuk kembali atau tidak

"itu kembali pada mu ren, tapi kau mate jaemin, kau takdirnya. Walau sekarang kau tak menemuinya, perlahan jaemin sendiri yang akan menemukan mu"

Renjun meresapi setiap kata yang keluar dari mulut winwin, hingga ia mengingat kenangannya bersama jaemin.

Sampai rasa yakin ada pada diri renjun, "renjun akan kembali, baba"

Out Of My MindWhere stories live. Discover now