20

1.1K 138 1
                                    

Renjun masih di rumah sakit, walau dirinya sudah meminta untuk pulang, tapi Jaemin tak menurutinya saat ini. Melihat wajah dan tubuhnya membuat Jaemin memilih untuk membuat Renjun inap di rumah sakit.

"Na, aku bosan" rengek Renjun, entah sudah berapa kali Renjun merengek pada Jaemin

"sayang, dengarkan aku" pinta Jaemin mencoba mengalihkan atensi Renjun karena pemuda manis itu masih saja merengek, "kau masih dalam keadaan lemah, apalagi jika kau pulang ke mansion. Aku tak mau kau berinteraksi dengan Jeno dengan kondisi mu yang seperti ini" jelas Jaemin, tangannya sedari tadi mengelus lembut tangan Renjun.

Bibir Renjun melengkung ke bawah, "tapi aku bosan" ucapnya lagi dengan rengekan yang semakin menjadi

"menurut dengan ku, Renjun" nada Jaemin berubah, membuat renjun tersentak.

Renjun menatap Jaemin takut,  ia menarik ujung baju milik Jaemin, "Nana marah?" cicitnya takut

Jaemin mati-matian menahan rasa gemas pada Renjun, apalagi ekspresi wajah Renjun yang Sangat menggemaskan. Ia tak ada maksud ingin memarahi Renjun.

"kemari" Jaemin merentangkan tangannya dan Renjun masuk ke dalam dekapan Jaemin, "kau menginginkan sesuatu? Aku akan pulang untuk mengambil beberapa baju mu" ucap Jaemin

"boneka, aku ingin boneka" ucapnya

"sebentar lagi haechan akan kemari untuk menemani mu saat aku pergi"

Renjun mengangguk lalu mengeratkan pelukannya, "jangan terlalu lama" pesan Renjun













......................................














Jaemin sudah sampai di mansion, tanpa pikir panjang ia segera pergi menuju kamarnya, namun ia harus terlebih dahulu menenangkan rasa khawatir dari taeyong karena mommynya itu melihat jika ia membawa Renjun ke rumah sakit.

Dan daddynya, Jaehyun. Dia ikut khawatir dan akan menjenguk Renjun nanti, dan Jaemin hanya mengangguk membalasnya.

Selanjutnya ia segera bergegas menuju kamarnya untuk berberes.

Jaemin kini tengah memasukkan baju Renjun ke dalam tas dengan ukuran yang bisa di bilang besar itu.

Dengan damai Jaemin menata dan merapihkan, sampai suara kembarannya membuatnya harus bisa menahan amarahnya.

"apa yang terjadi pada Renjun?" tanya Jeno yang entah dari kapan bersandar pada pinggir pintu

"kau tak perlu tau" ketus Jaemin, pandangannya tetap fokus dengan kegiatannya dan tak teralihkan pada Jeno

"aku hanya ingin tau keadaannya, karena mommy cukup panik tadi" ucap Jeno

"kau yang membuat mommy panik"

"apa maksud mu?" kerutan di kening Jeno sudah terbentuk, mungkin selanjutnya akan terjadi adu argumen di antara mereka

"kau seharusnya mendengarkan ku dan tak mendekati Renjun, sialan"

"aku hanya meminta maaf apa itu salah? Kau seharusnya bisa menahan amarah mu, masa lalu harus kita lupakan bersama, Jaemin. Jangan egois!"

Ucapan Jeno membuat jaemin tersulut emosi, "kau itu licik! Aku tau akan itu, jadi aku akan selalu mengawasi mu, Jung" sinis Jaemin

Jaemin sudah selesai berberes, ia segera membawa tas yang sudah berisi baju renjun itu. Ia berjalan keluar kamarnya dengan Jeno yang masih bersandar di pinggir pintu kamarnya. Jaemin sama sekali tak memperdulikan Jeno.

"jika aku tak bisa memiliki renjun maka kau juga tidak, Jaem. Bukankah itu adil" ucap Jeno, nadanya bukan sepertinya bertanya melainkan pernyataan

Jaemin yang mendengar itu berhenti sejenak, "lihat batasan mu, Jung Jeno" datar Jaemin, namun seperti tersirat jika ia melakukan hal nekat maka Jaemin akan membunuhnya.

"kita lihat nanti, Jaem" dingin Jeno menatap tajam Jaemin yang mulai hilang dari hadapannya

Out Of My MindOnde histórias criam vida. Descubra agora