2

2K 205 3
                                    

Renjun terus berjalan dengan menunduk, baru saja ia memasuki gerbang tapi sudah banyak pasang mata yang terus menerus menatapnya. Renjun gugup sekaligus takut, ini masih pagi tak mungkin ia harus terkena bullyan bukan?

Renjun terus berjalan, kali ini ia menambah tempo jalannya menjadi lebih cepat, buru-buru untuk menuju kelasnya agar ia bisa merasa lebih tenang.

Kelasnya masih belum terlalu ramai, namun renjun selalu saja merasa terimindasi oleh suasana di kelasnya, apalagi ia berbeda dengan teman kelasnya. Kebanyakan dari temannya itu adalah vampire. Bahkan renjun masih tak menyangka jika ia bisa masuk ke sekolah yang mayoritas muridnya sangat berbeda dengannya

Namun renjun tak masalah, lagipula ia bisa masuk ke sekolah itu karena kepintarannya, jadi renjun selalu bersyukur atas akal pintarnya dan selalu mengasah kemampuannya.

"hei, renjun"

Renjun mendongak dan melihat ke arah suara berasal, terlihat seorang pemuda berkulit tan menghampirinya.

"bisa kau ajari aku materi ini? Aku tak terlalu paham" canggungnya

Namanya, Lee Haechan. Ia termasuk orang yang baik pada renjun, namun mereka tak dekat hanya sebatas teman yang saling mengajari materi. Walau haechan sudah sering mengajak renjun untuk pergi ke kantin atau sering bersamanya namun renjun selalu menolak. Tentu alasannya karena ia takut di bully, karena haechan selalu bersama dengan para famous di sekolahnya.

"baiklah, aku akan menjelaskan pada mu" balas renjun, haechan mengambil bangku yang ada di depan renjun untuk ia duduki.

Renjun mulai menjelaskan materi yang haechan maksud, ia berusaha untuk mengabaikan tatapan dari murid yang ada di kelas.

"abaikan saja" suruh haechan, karena ia tau renjun sedang berusaha untuk acuh

Renjun mengangguk dan kembali menjelaskan kepada haechan, hal yang haechan lebih suka saat meminta penjelasan mengenai materi pada renjun adalah renjun selalu mengajarnya tentang inti materi dan hal yang penting, jadi ia tak perlu memahami hal-hal yang kurang penting saat guru menjelaskan.

"sampai sini paham?" tanya renjun

Haechan mengangguk lalu tersenyum, "terimakasih" ucapnya dan renjun hanya mengangguk tak lupa dengan senyuman yang di pancarkan

"tak masalah, ada lagi yang ingin di jelaskan?" tanya renjun

"tidak, aku hanya belum paham dengan materi ini tapi, aku sudah paham karena penjelasan mu"

"baiklah"







—————————








Dan saat waktu istirahat tiba, renjun masih berada di kelasnya, padahal seluruh siswa sudah pergi ke kantin untuk mengenyangkan perut. Ya walau kantin mungkin kebanyakan hanya ada makanan untuk vampire? Atau juga ada untuk manusia sepertinya? Jujur saja renjun jarang malah mungkin tak pernah pergi ke sana, ia hanya sekedar lewat saja.

Renjun masih membereskan mejanya, setelah itu, renjun bangkit dan pergi keluar dari kelasnya. Ia berjalan melewati siswa yang masih berlalu-lalang. Tujuannya adalah perpustakaan, ia butuh buku yang berisi materi yang sedang ia pelajari.

Renjun memang seperti itu, mempelajari pelajaran yang akan di pelajari agar ia menjadi lebih paham saat gurunya menjelaskan nantinya.

Namun terdengar suara bisikan dari berbagai siswa membuat renjun sedikit risih, ia tak tau apa yang sedang terjadi. Tapi pada siswa terlihat seperti menahan teriakan dan pandangannya melihat ke arah belakangnya.

Ah, sepertinya para famous berjalan di belakangnya.

Renjun hanya acuh dah segera masuk ke perpustakaan, namun sebelum masuk, ia bisa melihat Na Jaemin yang sedang melewatinya, ia memang terkenal, apalagi ia selalu menjadi incaran para perempuan dari sekolah.

Parasnya memang tampan, wajah datar namun terkesan tegas dan auranya yang selalu memikat hati.

Berbeda dengan renjun, ia tak pernah perduli mengenai gelar atau julukan yang jaemin dapatkan yang bisa membuatnya menjadi terkenal dan di segani, walau ia tau jika jaemin terkenal karena ketampanannya dan juga auranya.

Tak mau terus memikirkan tentang hal yang baru saja terjadi, renjun segera masuk ke dalam perpustakaan.

Sepi. Tak ada orang selain petugas, memang jarang sekali yang datang ke perpustakaan.

Renjun segera masuk dan kini ia berada di antara rak-rak tinggi yang berisikan buku. Ia mengambil beberapa buku yang ia butuhkan lalu segera menuju tempat yang di sediakan untuk membaca buku.

Renjun duduk, tangannya mulai membuka halaman buku, dan renjun membaca buku dengan teliti.

Selang beberapa waktu setelahnya, ia merasakan seseorang yang duduk di sebelahnya, renjun awalnya masih acuh namun saat tak sengaja melihat siluet orang itu, renjun sedikit terkejut.

Jaemin duduk di sebelahnya.

Renjun masih sedikit terkejut namun ia berusaha untuk biasa saja dan fokus dengan buku yang ia baca.

"huang renjun? Benar?" ucap jaemin dengan lirih karena di larang bersuara keras di perpustakaan

Sial. Renjun mendengar suara jaemin memanggilnya, membuatnya harus melihat ke arah jaemin.

"ya, kenapa?" tanya renjun

"tidak, hanya saja haechan sering berbicara tentang mu jika kau selalu mengajarinya" balas jaemin, ekspresinya datar membuat renjun sedikit bingung karena ia tak terbiasa dengan ekspresi itu

"ah, begitu ya" renjun hanya berucap sembari mengangguk

Mata jaemin tak sengaja menatap ke arah buku yang tengah di baca oleh renjun. "kau sedang mempelajari materi itu? Kau bahkan belum masuk ke materi itu, bukan?

Renjun mengangguk, "benar, tapi aku selalu mempelajari materi sebelum materi itu di jelaskan"

Baiklah, jaemin kali ini hanya mengangguk dengan wajah datarnya. Mungkin ia tiba-tiba bersikap ramah walau ekspresinya tak pernah berbeda dan selalu sama.




















—————————

Maaf kalo ada typoooo

Out Of My MindDonde viven las historias. Descúbrelo ahora