Teman-Teman April

740 77 0
                                    

"Sore latihan voli yok, Pril!" Ujar Nita yang baru tiba di kantin dan bergabung bersama April serta Amy seraya meletakan semangkuk bakso di atas meja, kini ketiga gadis itu sudah kembali akur dan berteman seperti dulu. Tidak ada rasa canggung ketika mereka bertiga kembali bersama, seolah telah melupakan masalah kemarin dan melanjutkan keseharian seperti biasa. Nita sekarang juga sudah lega setelah mendengar April telah berpisah dari Om Tio, itu artinya mereka bisa melanjutkan kegiatan seperti dulu lagi. Sepulang sekolah latihan voli di sore hari, dan malam berkumpul bersama sembari bercengkrama. Tapi Nita dan Amy belum mengetahui bahwa April kini telah kembali kepada Om Tio.

Ketika Nita mengajaknya untuk kembali latihan voli, April lalu diam tertunduk kebingungan mencari jawaban. Bingung bagaimana cara menjelaskan kepada dua temannya itu bahwa ia dan Om Tio telah kembali bersama lagi, karena April tahu jika Amy dan Nita pasti tidak akan setuju dengan hal itu. Melihat gelagat aneh April, kedua gadis itu melirik satu sama lain seraya memainkan alis. Nita yang paling kuat karakernya tak ingin memendam segala pertanyaan-pertanyaan yang mungkin benar adanya, tidak seperti Amy yang selalu merasa tidak enakan kepada temannya sendiri.
"Pril, kenapa?" Tanya Nita, April lalu menaikan dagunya tersenyum kikuk ke arah Amy dan Nita.

Menoleh ke kanan dan kiri seolah sedang gelisah, dan pada akhirnya April akan mengakui hal tersebut meski kedua temannya itu pasti akan memarahi dirinya karena tidak setuju. Tapi, perasaan April yang begitu kuat kepada Om Tio telah mengalahkan segalanya. April menghembuskan nafas panjang sebelum mengatakan kebenarannya kepada kedua orang itu.
"Hm, kayanya nggak bisa deh. Soalnya, aku balikan lagi sama Om Tio!" Seru April seraya menyengir, kedua temannya itu lantas menghembuskan nafas kasar. Nita bahkan memutar kedua bola matanya dengan malas sementara Amy hanya melongo.
"Kamu, apa? Masih waras 'kan Pril?" Tanya Nita, tapi April hanya diam tak ingin berdebat dengan kedua temannya itu.

"Jadi, masih nggak dibolehin latihan voli? Egois banget sih tuh cowok, udah ngatur-ngatur ceweknya tapi dianya malah tidur sama cewek lain!" Sindir Nita, sementara Amy menyenggol lengan Nita.
"Huss!"
April hanya diam, tak menyangkal perkataan Nita karena hal itu benar.
"Kok kamu mau sih balikan sama Om Tio? Udah bekas cewek lain juga." Tanya Nita, Amy masih memikirkan perasaan April yang pasti belum pulih sepenuhnya.
"Nggak apa-apa kok, Nit! Itu cuman nggak sengaja." Balas April dengan nada pelan.
"Hah? Nggak, gini loh! Itu cowok, udah pemarah, sok ngatur, tukang selingkuh!" Kata Nita.

"Dia baru selingkuh satu kali, Nit! Jadi belum bisa dikatain tukang selingkuh." Potong Amy.
"Iya, yang ketahuan baru sekali. Itu pun ceweknya yang ngaku duluan!" Cecar Nita, seketika membuat dada April tiba-tiba terasa perih.
"Tapi tetep aja, kok bisa sih Pril?!" Tanya Nita, tak habis pikir pada banyaknya perempuan di luar sana yang memilih untuk bertahan dalam sebuah hubungan yang toxic.
"Gimana ya, kalau udah terlanjur sayang." Cicit April, gadis itu sendiri masih bingung bagaimana menjabarkan perasaannya, membuat Amy dan Nita menepuk jidatnya sendiri.
"Hubungan toxic dipertahanin!" Tambah Nita.
"Heleh! Kaya kamu pernah pacaran aja, bisa tau hubungan toxic itu yang kaya gimana." Ujar Nita.

"Ya 'kan aku sering nonton drakor, gimana sih!" Balas Nita.
"Kalau drakor sih happy ending, terus ceritanya jelas!" Sahut Amy.
"Jadi maksud kamu cerita April nggak jelas gitu?"
"Udah guys! Jadi, gini.." April memotong percakapan kedua gadis itu sebelum salah satu dari mereka memulai perkelahian, April sadar jika Amy hanya mencoba menjaga perasaannya dari celotehan Nita dan dari perlakuan Om Tio. Tapi perkataan Nita semuanya itu benar, hubungannya dengan Om Tio memang toxic. Sayangnya Om Tio kepada April hanya sekedar obsesi yang berkembang menjadi posesif, tapi April merasa ia tidak ingin berpisah dari pria itu.

"Aku paham kalau kalian berdua itu perduli sama aku, aku juga minta maaf pernah ngejauhin kalian hanya karena Om Tio. Tapi kali ini aku nggak mau ngejauhin kalian lagi, biarpun Om Tio bakal marah sekali pun. Aku masih mau berteman sama kalian, tapi aku juga masih mau menjalin hubungan sama Om Tio!" Tukas April, suara gadis itu terdengar tulus didengar oleh Amy dan Nita yang kembali melirik satu sama lain.
"Ya udah, kita juga nggak bisa ngelarang kamu karena kamu yang jalanin hubungan sama Om Tio. Tapi kalau ada apa-apa jangan disimpan sendiri aja, cerita aja ke kita berdua. Kali aja kita bisa bantu." Kata Amy mencoba memberi pengertian agar temannya itu tidak sedih lagi.

"Iya, bantu kamu cari pacar lagi biar bisa lupa sama Om Tio!" Kata Nita yang kembali lengannya disenggol oleh Amy, sementara April hanya bisa tersenyum. Andai dirinya bisa hilang ingatan dengan mudah dan tidak ingat telah menaruh hati pada Om Tio, mungkin dengan mudah April dapat mencari seorang pengganti Om Tio. Tapi selama beberapa bulan menjalin hubungan dengan pria itu, semakin April tak ingin berpisah darinya.
"Om Tio pake pelet apa sih? Boleh juga tuh." Racau Nita yang membuat Amy tertawa terbahak.

"Beneran mau? Ntar aku tanyain deh." Balas Amy.
"Jangan dong! Malu-malu'in aja." Kata Nita.
"Biar nggak jomblo terus, hahaha!" Amy tak henti-hentinya tertawa.
"Biarin jomblo, bentar lagi mau ujian akhir. Nggak usah mikirin pacaran mulu!" Sahut Nita.
Dan entah mengapa hal itu mengingatkan April pada satu hal, ujian akhir sekolah. Itu artinya sebentar lagi April akan memasuki tahap selanjutnya, dan entah mengapa seperti sesuatu akan kembali terjadi. Mungkin pada hubungannya dengan Om Tio, tapi April masih tidak tahu apa. Ia hanya berharap semuanya akan baik-baik saja dan tidak ada masalah seperti kemarin. Masalah ujian dan belajar, sepertinya Om Tio pernah tidak mempengaruhi sekolah April sama sekali.

Nilai April masih bagus seperti sebelum mengenal Om Tio dan malah lebih bagus lagi, karena semenjak mengenal Om Tio. April hanya berada di rumah belajar seorang diri, membuat fokusnya bertambah dan sepertinya bersama dengan Om Tio semakin membuat prestasi April semakin membaik. Om Tio juga selalu mendukung April dan selalu mengingatkan dirinya untuk terus belajar dan mempelajari hal-hal baru, jadi kesimpulannya adalah tak masalah April masih berhubungan dengan Om Tio di ujian akhir sekolah ini. Karena ia masih membutuhkan dukungan pria itu, setelah April lulus sekolah akan menjadi awal yang baru bagi hubungannya bersama dengan Om Tio. April merasa semakin dewasa dan semakin pantas untuk besanding dengan pria itu.


***

To be continued

28 Sept 2022

Om TioWhere stories live. Discover now