Dikurung

774 49 2
                                    

Om Tio meninggalkan April begitu saja entah kemana..
Gadis itu mendengar suara motor sport Om Tio meninggalkan rumah, semakin menjauh semakin membuat April panik karena pintu kamar itu terkunci dari luar. Berbagai macam cara April lakukan, ia sempat mendobrak pintu menggunakan tenaganya yang tak seberapa hingga melempar sebuah kursi ke arah pintu namun tak membuahkan hasil.
Pintu nan kokoh terbuat dari kayu tersebut masih berdiri tanpa rusak sedikitpun, April hampir frustasi dan berteriak meminta pertolongan entah kepada siapa. Perumahan itu terdengar sepi seolah tak berpenghuni, tubuh April mulai berkeringat. Ia berlari ke dalam kamar mandi dan tidak menemukan ada jendela selain ventilasi udara.

Kembali ke kamar ke arah jendela, di balik kaca jendela ternyata ada banyak jeruji besi yang membuat April bertambah panik setelah melihatnya. April berdiri kaku sembari mengacak rambutnya frustasi, mundur beberapa langkah hingga punggungnya membentur tembok. April menangis sesegukan setelah berteriak cukup lama, tubuhnya merosot ke bawah dan terduduk di lantai.

Hari berganti sore, April masih menangis sesegukan di atas lantai berharap Om Tio kembali atau setidaknya ada yang mendengar teriakannya. Tapi sekali lagi, di perumahan itu nampak tak berpenghuni. Sampai air mata April berhenti keluar dan pikirannya mulai melayang. Mengapa Om Tio melakukan hal ini kepadanya?

Mengapa pria itu meninggalkannya di sini dan mengurungnya?
April sama sekali tidak mengerti.
April tidak pernah merasa bersalah di dalam hubungan mereka dan juga tidak pernah berselingkuh.
Om Tio lah yang selalu selingkuh dan mengatur semua kehidupan April.
Bahkan ketika April berpikir untuk membangun kembali hubungan mereka, Om Tio selalu menghianatinya.
Pertama, April memaafkan pria yang sudah berselingkuh dengan Nopa meskipun April tidak pernah mendengar permintaan maaf dari Om Tio. April tetap melanjutkan hubungan.
Lalu, April mendengar dengan telinganya sendiri bagaimana Om Tio menggagahi Clara dengan buasnya. April masih mau mengikuti Om Tio yang katanya akan menikahinya.
Namun sekarang, April kembali dibohongi..

Entah apa yang akan dilakukan oleh pria itu dan apa tujuannya, April sama sekali tidak mengerti jalan pikiran Om Tio. Terkadang April lelah, tapi April tidak memiliki kekuatan apapun untuk lari dari Om Tio. Pria itu selalu dapat menggapainya kembali dan menghantui hidup April, lama April menunggu. Menunggu sesuatu hingga akhirnya matahari mulai terbenam, terlihat jelas dari jendela kamar yang terbuat dari kaca dan di luarnya ada jeruji besi. Apakah Om Tio sudah mempersiapkan semua hal ini secara matang? Jika iya, untuk apa? Walaupun April tidak terkurung di dalam kamar seperti ini, nyatanya kehidupannya memang selalu dikurung oleh Om Tio.

Tubuh April terasa lemas..
Dari pagi ia belum memakan apapun, belum sempat sarapan apalagi makan siang. Ia semakin mengantuk, namun di sela rasa kantuk yang ia tahan, April seperti mendengar suara motor sport Om Tio yang berhenti di pekarangan rumah. Entah hanya hayalannya saja atau benar itu suara motor, April tak ingin girang terlebih dahulu karena tadi ia sempat mendengar suara Ibunya di kepalanya. Ibunya pasti sangat mengkhawatirkan dirinya saat ini, entah apa yang dikatakan oleh Om Tio kepada Ibunya waktu itu ketika meminta izin. April merasa sangat bersalah.
Cekle...
Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan Om Tio.

April segera berdiri menghampiri pria itu, namun Om Tio dengan sigap kembali mengunci pintu dan mengambil kuncinya.
"Om dari mana?" Tanya April, namun Om Tio hanya diam, terlihat pria itu membawa sebuah koper besar yang ternyata isinya adalah pakaian Om Tio. April melihatnya meletakan semua pakaiannya ke dalam lemari, tak lupa pakaian April dan barang-barangnya juga dikeluarkan dari dala  koper milik April.
Gadis itu mencoba membuka pintu, meskipun ia tahu Om Tio telah menguncinya. April hanya ingin memastikan bahwa Om Tio belum terlalu gila untuk mengurungnya di dalam sini.
"Om, kita kapan pulang?!" Ujar April lagi-lagi menghampiri Om Tio tapi pria itu tak menghiraukannya.

"Om!" April mengikuti pria itu masuk ke dalam kamar mandi meletakan beberapa perlengkapan mandi.
Lalu kembali ke kamar membuka sebuah kantung plastik yang berisikan makanan dan juga minuman.
"Makan!" Hanya itu yang keluar dari bibir Om Tio setelah pergi seharian meninggalkan April dan mendiamkannya begitu saja. April yang mulai emosi membuang plastik itu begitu saja meski perutnya sedari tadi meronta, aroma masakan mungkin menggugah selera. Tapi emosinya kali ini sudah tak berbendung, April meluapkan segalanya berteriak kencang kepada Om Tio. Yang anehnya pria itu sama sekali tak bergeming dan hanya mendiamkan April seolah Tio tak memiliki jawabannya.

Apa?
Kenapa?
Ia bisa terlalu obsesi dan posesif seperti ini kepada April.

Mungkin sudah sifat asli Tio, tapi kenapa?
April yang begitu sengsara, apa hanya karena Apr yang paling muda dan polos tidak mengerti apapun? Tidak seperti mantan-mantan Tio yang memberontak memiliki pacar toxic seperti Tio.
Atau karena April yang paling dicintai oleh Tio?

"April salah apa sama Om Tio?" Cicit April, lagi-lagi air mata tak mampu terbendung dari pelupuk matanya. April menangis sesegukan tapi Om Tio tak perduli, pria itu menatapnya datar dan masuk ke kamar mandi begitu saja. Tidak ada kalimat keras atau paksaan lagi dari Om Tio.

Ada yang salah dengan pria itu.

Tio sendiri bingung mengapa ia bisa seperti ini, hanya dengan bermodalkan nekat ia membeli sebuah rumah dan mengajak April untuk tinggal bersama dengannya. Lebih tepatnya memaksa..
Membohongi April untuk menikahinya, Tio malah mengurung April di dalam rumah ini bersama dengannya.

April kembali membuntuti Om Tio hingga ke kamar mandi dengan memberikan berbagai macam pertanyaan, ketika pria itu membuka seluruh pakaiannya mulut April terdiam. Om Tio mengambil handuk lalu menyalakan shower pertanda pria itu akan mandi, April berniat ingin keluar saja. Berbicara kepada Om Tio saat ini seolah berbicara dengan patung.

Lagi pula, April sudah lapar.
Ia ingin mengambil bungkus makanan yang sempat ia lempar tadi.
Namun, baru saja ia berbalik badan. April merasa lengannya ditarik dengan keras.
Om Tio menariknya ke bawah guyuran shower sambil membuka pakaian gadis itu.
Kejadiannya sangat cepat, guyuran air dari shower yang kencang membuat April kesulitan bernafas. Tiba-tiba Om Tio menarik tengkuk April dan mengecup bibir gadis itu, April mendongak menutup kedua matanya karena air dari shower sekaligus kecupan ringan Om Tio membuatnya kesulitan bernafas. Kecupan-kecupan itu beralih ke leher jenjang dan semakin ke bawah, tanpa sadar April mengeluarkan desahan yang membuat hasrat liar Om Tio semakin bergejolak.

***

To be continued

24 Agst 2023

Om TioWhere stories live. Discover now