#CASE 41

803 60 0
                                    

SEPULUH BULAN KEMUDIAN...

Tubuh si kecil yang menangis itu didukung Yara . Gadis itu mengucup pipi itu dan berpusing-pusing sambil mendukung Nazmeen .

" Sikit je sayang sikit je . Sudahlah janganlah menangis... " Nazmeen menyembam wajahnya pada bahu Yara . Dia yang tadi sedang sibuk membuat kerjanya di Macbook pantas terbantut kerjanya bila Nazmeen ingin berjalan tapi sering sahaja terjatuh .

Dipujuk si kecil . Nazmeen ada keinginan untuk berjalan tapi sering sahaja langkahnya mati . Baru satu langkah si kecil itu sudah jatuh . Yara tak keruan melihat anak gadisnya asyik menangis disebabkan tidak berjaya melangkah .

" Sikit je... sakit sikit je " dia memandang jam di dinding yang sudah mahu masuk tengah hari . Dia mengeluh berat kerana banyak kerja dia tak buat lagi . Kerjanya sebagai pegawai polis dan juga kerja sebagai seorang isteri dan dalam masa yang sama suri rumah ketika cuti .

" Asalamualaikum... "

" Waalaikumussalam " Yara terus membawa langkah menuju ke pintu utama . Kuak sahaja pintu , senyuman yang tadi terukir kian pudar bila melihat puteri kecil menangis di dalam dukungan mama . Wajah Yara yang keletihan itu dilihat .

" Kenapa Nazmeen menangis ni ? " si kecil bertukar dukungan . Nurhan memujuk anaknya . Dia memandang Yara yang memicit pelipis dahi .

" Macam biasalah . Jalan sikit jatuh lepastu menangis . Dah 10 bulan dah tu berjalannya tak reti lagi "

" Yara... anak kita kan b-- "

" Yara tahu abang . Bukan Yara tak tahu anak kita macam mana . Tapi kalau asyik nak menangis sampai semua kerja Yara tak siap , letih la Yara . Abang pun bukannya nak tolong Yara . Ni Yara mana masak lagi ni . Asyik nak melayan dia aje " terdiam Nurhan bila isterinya menghambur keluh . Tak mampu dia nak balas kerana dia tak ada di tempat isterinya .

Terasa juga tapi kalau dia membalas balik apa yang isterinya cakap , silap-silap gaduh besar nanti . Dipandang isterinya yang mengemas kertas dan segala kerja yang diletak di atas meja sebelum dia berlalu ke dapur .

Nurhan sekadar menghembus nafas perlahan dan memujuk Nazmeen yang tidak lagi mahu berhenti menangis . Key card Tesla yang diletak di atas almari hiasan diambil semula .

" Yara tak payah masak la . Abang keluar cari makan . Nazmeen abang bawa sekali . Rehatlah... " Yara sekadar mendengar sahaja sambil mencuci tangannya . Dia menoleh ke arah muka pintu bila pintu itu sudah ditutup rapat oleh suaminya dengan wajah masam mencuka .

──•~❉᯽❉~•──

" Nazmeen sayang... " Qaid tersenyum suka bila melihat si kecil itu tertawa di dalam dukungan Nurhan . Pantas si kecil itu diambil dan dipeluk kemas dalam dukungannya . Dipandang wajah Nurhan yang sedikit pun tidak ada senyuman .

" Kau okay tak dude ? Macam ada masalah je ? "

" Mood Yara harini tak okay . Mungkin penat jaga and layan Nazmeen . Ini baru dia ni nak berhenti menangis tau . Kat rumah tadi haih... "

" Lah yeke ? Awak nangis kenapa ? Hm awak yang comel ni ? " Qaid berkata seperti budak kecil . Dia bermain dengan dagu Nazmeen yang sering sahaja air liur meleleh . Napkin putih milik anak kepada sahabatnya itu digunakan untuk mengelap mulut yang basah itu . Nurhan lihat sahaja bagaimana sahabatnya itu menjaga dan melayani anaknya .

" Yara dah mula merungut... "

" Soal perkembangan Nazmeen ? " dia mengangguk lemah sebelum wajah diraup . Qaid memperkemaskan duduk Nazmeen pada pehanya . Jari telunjuknya sudah siap digenggam erat oleh tangan kecil itu kuat .

HEMLOCK ✅Where stories live. Discover now