The Seven Lives || NCT Dream [end]

08 : Wahana

Happy Reading 🌙

Pagi itu sehabis kejadian ricuhnya Ravvy dan Vano dirumah, Ravvy berangkat kesekolah dengan membawa perasaan gondok dihatinya. Namun, perasaan hatinya kembali bersinar cerah setelah melihat wajah anak Pak Yuta.

***

Jam menandakan pukul sepuluh lewat delapan. Bagai lautan manusia, para murid serentak memenuhi ruang kosong ditempat paling nyaman disekolah.

Tempat dimana sebuah perut yang kosong mulai terisi dengan banyak makanan. Mereka---para murid memberi nama sebutan lain untuk kantin dengan sebutan surganya sekolah.

Disebuah bangku kantin, terisi tujuh remaja yang sedang membicarakan sesuatu.

"Gimana? Jadi kaga? " tanya Yaksa.

"Jadi, gue alergi wacana soalnya, " sahut Ravvy dan mendapat anggukan dari Bayu dan Marcel setelahnya.

Kini Yaksa menoleh kearah cewek-cewek dan meminta kepastian pada mereka, "Kalo elu-elu pada?"

"Jadi, dong!! " sahut Rama, Risya, dan Prama secara serempak.

"Sip, jadi sekarang kita tinggal susun rencana buat masuk kesana tanpa ukur TB, dan yang terpenting tanpa ajak ortu! " cetus Yaksa dengan serius.

"Santai aja, gue tau caranya," celetuk Ravvy membuat pandangan ke-enam temannya kini tertuju padanya.

━━━°❀•°✮°•❀°━━━

"APA?! GAK MAU! " pekik Yaksa merengek dalam telponnya.

"Aduhh Saa, please yaa. Kita semua kan udah setuju milih kamu, " pinta Rama memohon pada Yaksa. "Yaa, please yaa..."

"Nggak, Bub! Masa aku ke wahana pake daster? Didepan kamu pula. Malu lahh.. " tolak Yaksa dengan tegas.

"CUPU BET YE LO GITU DOANG TAKUT!"

Telepon mereka berdua hening untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Rama memutus sambungan teleponnya.

━━━°❀•°✮°•❀°━━━

Whatsapp

JAMET CIRCLE 💋💋

Ravvy :
Woy, gimana?

Yaksa mau, kan?

Rama:
Gak.