26: 27 Bulan Mei

12 1 0
                                    

Happy Reading 🌙

Hari berlalu dengan cepat, Setelah puasa selama satu bulan semua merayakan hari raya dengan antusias

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari berlalu dengan cepat, Setelah puasa selama satu bulan semua merayakan hari raya dengan antusias. Hari dimana semua kerabat dan teman-teman berdatangan untuk bersilaturahmi.

Itulah yang terjadi dirumah Risya.

"Ayahh, Ravvy datang!"

"Nah ayo masuk-masuk!"

"Sa, pede bet temen lo."

"Cemburu, Bay?"

"Cih."

Ravvy mulai mencium punggung tangan laki-laki paruh baya itu.
"Minal Aidzin wal faidzin, ayah camer. "

"Minal aidzin juga temennya anakku, hehehe, " balas Yuta menepuk pundak Ravvy.

Malu gua, batin anak itu sambil tersenyum canggung.

Ravvy bergeser menyalami Aini dan Haruto setelahnya. Anak itu tak melanjutkan rencananya untuk sok akrab dikeluarga ini setelah Yuta masih menyebutnya 'teman' anaknya.

Dilanjutkan oleh Yaksa, dan teman-teman lainnya, menyalami kedua orang tua itu.

Ravvy mengambil duduk di sofa yang ada disana, disusul teman yang lain. Anak itu terlihat nyaman dengan tempatnya, perlahan ia melihat-lihat foto dan hiasan yang tergantung di dinding maupun yang berada di meja dan lemari kayu.

Ya, itu semua terlihat seperti buatan tangan. Mata Ravvy terpana pada Lukisan kecil dan bunga plastik yang terpajang di meja samping ia duduk.

Anak itu mengambil bunga plastik itu.

"Ini buatan tante, ya?" Ravvy memutar-mutar bunga itu, menamatkan detailnya.

"Iya, beruntung tahun ini bisa bikin buat hiasan dirumah. Ya cuma satu itu." Aini berbicara dengan nada lembutnya dan senyum teduhnya.

"Tahun kemarin gak sempet soalnya pesanan lagi bludak, apalagi tahun kemarin tahun mulai merintis jadi tante masih amatir bikin kayak gitu."

Ravvy mengangguk-angguk lantas meletakkan kembali hiasan itu pada tempat semula. Kini tangan anak itu beralih mengambil Lukisan kecil disana. Dengan hati-hati ia berusaha agar tak menyentuh goresan catnya.

"Ini..."

"Itu adik gua yang buat, jelek tapi yang boleh ngejek cuma gua." Haruto menyaut dari seberang sana.

The Seven Lives || NCT Dream [end] Where stories live. Discover now