15: Kamu, Senja ku

32 3 0
                                    

Happy Reading 🌙

"Aku hanya butuh kamu dan sedikit senja sebagai korelasinya."

━━━°❀•°✮°•❀°━━

"Gak bisa! gue mau anterin calon bubub gue, Sa!" itu Ravvy yang kini sedang bertarung dengan Yaksa.

Seperti bisanya, Ravvy kalau sudah mulai cek-cok dengan siapapun suaranya bisa menggelegar memenuhi se-antero ruangan yang di diami-nya saat itu juga.

"Terus gue baliknya naik apa bego??"

"Naik bego aja sana!"

"Jahat lu ye, kan gue berangkatnya bareng elo berarti baliknya juga harus lo yang nganterin!" ucap Yaksa menggebu-gebu.

"No!"

"Apa susahnya sih balikin gue dulu, Rav!" ucap Yaksa yang kini benar-benar dilanda kesal.

"Gue males puter balik ege!"

Perdebatan keduanya masih berlanjut diparkiran yang banyak orang itu. Ntah kapan selesainya. Apalagi ditambah Yaksa yang saat ini lagi tantrum-tantrumnya, bayangin aja Ravvy gak bisa narik pegas gara-gara Yaksa lagi gelandotan megangin ban dibelakang. Sudah parah, lantas kenapa orang-orang gak misahin keduanya? Karna mereka maklumin kelakuan personil jamet.

Atau lebih tepatnya sih mereka sudah muak melihat tingkah Ravvy dan perintilannya yang sering membuat onar. Temen-temennya udah kuat mental juga fisik dan udah 'BIASA AJA' melihat hal itu terjadi.

Ravvy menjagang motornya lalu turun untuk menghampiri Yaksa dibelakang.
Cowok itu menyeret Yaksa untuk menjauhi motornya dengan menarik tas ransel yang dibawa Yaksa. Setelah susah payah dirinya menyingkirkan seorang Yaksa, dengan cepat Ravvy pergi membawa laju motornya meninggalkan Yaksa yang masih terduduk disana.

"Belegug, Ini gue beneran ditelantarkan?" Yaksa mulai berakting dengan raut melas, "Sungguh tega kamu mas sama aku."

"Beruang!!" Yaksa dengan antusias menoleh kearah sumber suara itu.

"Eh... Ayang."

"Kamu ngapain duduk dibawah?"

"Gapapa, pengen aja," ucap Yaksa diakhiri kekehan yang terdengar garing.

Rama hanya ber-oh ria saja, "Yaudah sana cepet pulang."

Seketika Yaksa berdiri, " Anu sayang--"

"Bye Yaksayang."

Iya, lagi dan lagi Yaksa harus menerima pahitnya ditelantarkan. Rama pergi dengan Prama yang ia bonceng dengan motornya. Padahal cowok itu ingin memberitahu kepada Rama kalau dia sedang butuh bantuan saat ini, tapi nampaknya semesta sedang tidak berpihak padanya hari ini.

"Pait banget, Tuhan, cobaan hamba akhir-akhir ini," cowok itu menghela napas panjang.

"Lo beneran mau potong rambut? Why?"

"Gue udah gak nyaman, Rav.
Rambut gue banyak yang rontok," ucap Risya dengan raut sedih.

"Kayanya bentar lagi lo botak deh," ucap Ravvy diakhiri kekehan yang berhasil membuat Risya jengkel.

The Seven Lives || NCT Dream [end] Where stories live. Discover now