21: Pelabuhan Usang

22 3 0
                                    

Happy Reading 🌙

Langit dan Samudera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit dan Samudera.
lebih baik di tanah dan melihat keindahan langit, daripada mengejar langit tapi jatuh sedalam samudra.

"Pelabuhan usang untuk kapal kecil."

━━━°❀•°✮°•❀°━━━

Malam dengan suara hujan adalah waktu paling tenang bagi Rama untuk sekedar memikirkan masa depan.

"Udaranya seger." Rama sedikit membuka jendela kamarnya, menikmati sensasi dingin dari percikan air hujan yang ngeneai wajahnya.

Melamun adalah kebiasaannya jika berada dikamar. Namun, lamunan Rama tak setenang kemarin.

"Keadaan pasien kian hari kian memburuk. Pasien juga mengalami penurunan berat badan secara drastis dalam kurun waktu satu minggu ini. Untuk pengobatannya harus melakukan pemeriksaan secara berkala." Rama kembali menahan isakannya saat mengingat kata dokter yang memeriksa sahabatnya saat itu.


"Ram, maaf kalau aku harus nyerah nanti."

"Kamu harus tetep hidup, Sya. Aku gak yakin aku bisa hadapi masalah aku tanpa cerita ke kamu nantinya." Rama meringkuk dilantai dingin dan menangis sejadi-jadinya malam itu.

"Mbak, kenapa nangis?" Rama mendongak kearah Sesha yang sudah berdiri didepannya.

Rama menggeleng, lantas Sesha mengubah posisinya menjadi duduk agar setara dengan posisi Rama.
Tangan perempuan itu mulai terangkat membelai pundak Rama.

"Karna mas Yaksa, mbak?" Rama menggeleng lagi.

"Gapapa, Sha. Bukan karna siapa-siapa, mbak pengen nangis aja."

"Mbak lagi overthinking, ya? Hawa hujan-hujan begini emang paling juara bikin nangis."

Sesha mengusap lembut pipi Rama yang dibasahi airmatanya.

"Sha, udah makan?"

Sesha tak langsung menjawab, "Ada bapak didapur, Sesha takut mbak."

"Mbak ambilin makan, ya." Rama hendak beranjak, namun gagal karena Sesha menahan Rama.

"Gak usah mbak, nanti aja kalau bapak dan Ibu sudah selesai makan. Lagipula mbak juga belum makan, kan?"

Rama tersenyum tipis, lalu kembali melamun.

Sesha yang melihat Rama, mengira Rama sedang sakit. Ia menempelkan tangannya di kening Rama, "Mbak, sakit?" Rama menggeleng.

The Seven Lives || NCT Dream [end] Where stories live. Discover now