14: Merayakan Mati Rasa

42 2 0
                                    

Happy Reading anak-anak bunsaaa!!!

"Kita bagaikan sujana yang nyata, bahkan lebih baik mangata, apakah kita dapat dikatakan nirmala? Dia yang ku anggap arunika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita bagaikan sujana yang nyata, bahkan lebih baik mangata, apakah kita dapat dikatakan nirmala? Dia yang ku anggap arunika." -?
━━━°•°°•°━━

"Yaksa!" sebuah panggilan masuk kedalam indra pendengarannya, laki-laki yang dipanggil Yaksa itu menoleh.

Seseorang yang memanggilnya langsung berjalan kearahnya. Sebuah seragam yang tak asing dalam ingatan Yaksa.

"Moza?" batin Yaksa masih bertanya-tanya.

"Apa kabar?" ucap perempuan itu.

Yaksa menjawab, " Kabar baik. Kamu sendiri?"

Perempuan didepannya itu sesekali mengangguk, "Jauh lebih baik saat aku tau, aku akan resmi pindah ke sekolah ini beberapa bulan lagi."

Yaksa mengernyitkan dahinya penuh tanya.
"Pindah?" batinnya.

Moza tersenyum simpul, terlihat sangat manis.
"Mau ngintilin Kak ketos."

Di SMP nya dulu Yaksa adalah seorang Ketua Osis. Laki-laki yang kini kerap dipanggil dengan sebutan beruang oleh Rama itu ternyata sangat populer, apalagi dikalangan adik kelas. Salah satu pengagum paling beruntung, ya yang jadi lawan bicara Yaksa saat ini.

Yaksa berdeham setelah mendengar ucapan Moza tadi, ia berusaha untuk tidak GR.

Yaksa mengangguk pelan, "Yaudah, gue mau pergi dulu. Ada urusan, have fun disekolah baru lo nanti."

Yaksa beranjak dari sana, tapi tak sepenuhnya ia melangkah. Moza menahan Yaksa, ia memegang tangan Yaksa.

"Kakak gak lupa sama janji kakak, kan?"

Yaksa menatap Moza beberapa saat, "Gue gak inget, gue gak inget apa-apa. Janji apa?"

Yaksa melepas tangannya dari genggaman Moza, tapi lagi-lagi perempuan itu menarik tangan Yaksa.

"Gak mungkin, Kak. Moza tau Kakak pasti masih inget." Yaksa menggeleng.

"Kalo gitu biar Moza ingetin sekarang. Kakak dulu pernah janji ke Moza, Kalau Moza udah naik kelas dua kakak bakal--"

Yaksa memekik membuat Moza bungkam, "Gue udah lupain itu. Gue sengaja lupain itu-- maaf. "

Moza jelas terkejut dengan ucapan yang Yaksa lontarkan. Perempuan itu termenung beberapa detik, "Tapi kenapa kak?"

The Seven Lives || NCT Dream [end] Where stories live. Discover now