2

5.1K 457 9
                                    

Keesokan paginya renjun benar-benar sangat kesal karena Haechan meninggalkannya kemarin dan dia akan menghajar sahabatnya itu. Diapun masuk ke tempat kerjanya dengan aura yang sangat gelap sekali. Bahkan semuanya bergidik ngeri untuk hal itu.

"Lee Haechan!" Kesal renjun. Semua anggota timnya benar-benar kaget karena hal itu, Haechan langsung mendekat dan menunduk dia benar-benar sangat takut pada sahabatnya itu.

"Maafkan aku Renjun. Aku sangat panik tadi malam. Tapi, sepertinya kau baik-baik saja bukan?" Ucap Haechan takut.

"Kau pikir aku baik-baik saja?! Aku hampir saja terkena masalah besar. Kau tau?!" Kesal renjun. Mark yang melihat terkekeh pelan lalu diapun berdiri di samping renjun.

"Sudahlah renjun. Kasihan Haechan." Ucap Mark dan renjun hanya menghembuskan nafasnya kasar. Dan lagi-lagi Mark tersenyum karena dia benar-benar sudah lama jatuh cinta pada renjun.

"Sudahlah renjun, bagaimana dengan pengusaha Na itu? Dia setuju untuk menjadi tamu?" Ucap dejun.

"Ya, aku akan membahasnya nanti. Langsung dengannya." Ucap renjun. Semuanya bersorak, kedua wanita di kelompok itu bersorak karena akan bertemu dengan Na Jaemin sedangkan yang lainnya karena program mereka tidak akan selesai disini.

"Syukurlah jika kau mendapatkannya renjun. Aku senang sekali. Kau memang hebat." Ucap Haechan dan renjun hanya memutar malas bola matanya.

"Kapan kau akan bertemu dengannya?" Ucap hendery.

"Aku ti—" renjun melihat ponselnya dan melihat pesan dari jaemin yang sempat dia namai uangku. Mark hanya menatap bingung nama orang itu.

"Aku akan menemuinya sekarang, berikan aku berkasnya." Ucap renjun dan dejunpun memberikannya lalu pergi setelahnya. Mark hanya menatap kepergian renjun.

"Apa mungkin uangku itu Na Jaemin?" Batin Mark.






















At. Na corp.

Renjun keluar dari taxi dan diapun langsung menuju resepsionis untuk mengatakan maksud kedatangannya. Bahkan tanpa identitas tempat pekerjaannya karena itu peraturan jaemin.

"Iya tuan. Mencari siapa?"

"Saya ada janji dengan Presdir Na."

"Atas nama?"

"Huang Renjun."

"Aaa, baiklah tuan. Langsung saja kelantai paling atas."

"Terimakasih." Ucap renjun tersenyum lalu pergi menuju lift.






Ting!

Asisten jaemin melihat datar renjun yang keluar dari lift, dan renjun langsung membungkuk padanya tapi saat akan kembali berjalan menuju ruangan jaemin dia menghentikannya.

"Maaf tuan, ada perlu apa?" Ucap asisten jaemin yang merupakan seoranf wanita dengan nama Lia pada mejanya.

"Saya ada janji dengan Presdir Na."

"Namamu?"Ucap Lia melihat dari atas sampai bawah karena atasannya tidak mungkin memiliki teman yang sangat sederhana begitu.

"Huang Renjun." Ucap renjun datar dan liapun hanya melihat dari Ipad-nya.

"Baiklah, silahkan." Ucap Lia dan renjun langsung berjalan hingga berdiri dihadapan pintu cokelat itu.

Tok...tok...tok...

"Masuk!"

Ceklek.

Renjun langsung masuk dan jaemin langsung berdiri dari singgasananya. Renjun cukup takjub dengan ruangan ini, pantas saja sih sangat nyaman dan tentram jika dia bagian dari orang kaya. Sayangnya tidak begitu.

"Silahkan duduk." Ucap jaemin datar dan renjun pun langsung duduk disofa itu dengan jaemin dihadapannya.

"Ini. Kontraknya. Dan kau harus menuruti semua peraturannya." Ucap jaemin, renjun lantas membaca dengan seksama.

"Baiklah." Ucap renjun lalu menandatangani kontrak itu begitu pula dengan jaemin lalu diapun memberikan satu salinan kontrak pada renjun.

"Jika ada orang lain yang tau maka, kau harus membayar saya 3 kali lipat. Mengerti?" Ucap jaemin.

"Oke. Dan ini, kau harus membacanya. Dan jangan lupa datang tepat waktu nanti malam untuk brifing." Ucap renjun lalu diapun berdiri dan membungkuk.

Disaat bersamaan renjun keluar, diapun berpapasan dengan wanita yang sepertinya lebih muda darinya, bahkan wanita itu langsung masuk begitu saja sedangkan renjun langsung pergi tanpa berpikir panjang.

Jaemin menatap kedatangan adiknya itu, berarti orangtuanya juga sudah datang.

"Min Jeong? Kapan sampai?" Ucap jaemin sangat ramah pada adik perempuan satu-satunya itu. Na Min Jeong.

"Setengah jam yang lalu." Ucap min Jeong senang.

"Lalu? mommy dan Daddy?"

"Semuanya ikut, sekarang mungkin masih istirahat dirumah oppa." Ucap min Jeong yang memang manja pada jaemin.

"Tadi siapa oppa?" Ucap min Jeong penasaran

"Kenapa?"

"Dia sangat cantik, padahal seorang pria. Aku iri, tapi aku suka padanya walaupun hanya melihatnya. Aku ingin kalau kau mengatakan dia kekasihmu. Bukan beomgyu oppa." Ucap min Jeong.

"Dia—"

"Dia apa oppa?" Ucap min Jeong penasaran.

"Dia memang kekasihku."

"Benarkah?!" Kaget min Jeong.

"Hmm, aku sudah putus dengan beomgyu 5 bulan yang lalu, dan baru saja berkencan dengannya beberapa Minggu yang lalu, tapi aku belum memberitahu kalian. Mungkin nanti aku akan memperkenalkannya saat ada waktu, jadi tolong jangan memberitahu siapapun selain mommy dan Daddy, oke?"

"Oke. Tapi, bisakah saat kemoterapi ku ditemani oleh oppa juga kekasih baru oppa?"

"Hmm." Angguk jaemin.

"Makasih oppa." Ucap min Jeong sembari mengecup pipi jaemin.







Renjun kembali ke tempat bekerjanya dan diapun langsung memakai kembali kartu pekerjanya dan segera masuk kedalam ruangan dimana divisinya berada, lantai tiga gedung itu

Ting!

Semuanya menatap renjun yang datang lalu merekapun mendekat bahkan Haechan langsung memberikan segelas tea pada renjun karena sahabatnya itu tak suka kopi.

"Bagaimana renjun? Kau berhasil?' Ucap salah satu karyawan wanita, Jeon heejin.

"Dia benar-benar akan datang hari ini bukan?" Ucap wanita yang satunya, Kim lami.

"Ne." Ucap renjun.

"Yeay!" Pekik keduanya. Sedangkan ketiga yang lainnya hanya diam saja.  Bahkan Mark saja cukup kaget dengan semua yang dia dengar ini.

"Aneh sekali. Apa yang terjadi pada Na Jaemin. Bukankah dia tak akan datang ke acara seperti ini? Apa lagi acara ini lebih membahas kehidupan pribadinya." Batin Mark.



















💐💐💐

Scandal of Love (jaemren)END✔Where stories live. Discover now