8

4K 441 5
                                    

Jaemin kembali asyik dengan pekerjaannya itu, lalu diapun mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya ke telponnya. Yang mana tertera nama sang ibu.

"Iya mom?"

"Mommy gak mau tau, kau harus membawa kekasihmu makan malam bersama."

"Mommy. Ayolah jangan begini." Ucap jaemin menghentikan pekerjaannya sepenuhnya.

"Mommy tak mau tau, kalau sampai kau tak membawanya kemari, kau tau bukan apa yang bisa mommy lakukan."

"Tapi—"

Tut...Tut...Tut..

Jaemin menyandarkan tubuhnya kesandaran kursi dengan memegang kepalanya, dia juga bingung akan mengatakan seperti apa, lagian dia juga tak yakin kalau renjun akan mau setelah mengatakan dia harus membawa renjun besok sampai Minggu. Ah, jaemin benar-benar sangat bingung sekali.




At. tempat kerja renjun.

Renjun sedang asyik dengan beberapa pekerjaannya saat ini, hingga dia melihat lemon tea disisinya lalu diapun mengangkat kepalanya.

*Untukmu."

"Maaf Mark sunbae. Aku tak haus, kau bisa memberikan pada yang lain."

"Tapi—"

Drrtt...Drrtt...Drrtt...

"Maaf sunbae, saya angkat telpon dulu." Ucap renjun lalu menjauh bahkan keluar dari ruangan divisi itu.

"Ada apa?" Datar renjun.

"Malam ini kau harus ikut denganku."

"Apa maksudmu? Akukan sudah menyetujui untuk ikut denganmu besok, sekarang kenapa aku harus ikut juga dengan mu. Kau ingin mengerjaiku ya?"

"Tidak, aku akan menjemputmu nanti."

"Kau gila?!"kaget renjun sedikit berteriak tapi dia segera menutup mulutnya dan meminta maaf pada semua karyawan yang lewat.

"Iya, bye."

"Ya! Dasar bangsat!" Kesal renjun sembari menggenggam ponselnya dan mengupat dengan tiga bahasa sekaligus.

Setelahnya renjunpun masuk dengan wajah kesalnya dan kembali duduk di mejanya, bersamaan dengan Haechan yang mendekat padanya.

"Kenapa njun?"

"Hmm?"

"Kau sepertinya terlihat sangat kesal."

"Tidak penting juga."

"Kau yakin?"

"Hmm." Angguk renjun. Dan Haechan hanya menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti.












Jam pulang kerja pun tiba, renjun benar-benar tak ingin keluar dari tempat kerjanya sama sekali, dia takut menghadapi semua reaksi orang-orang jika tau dia adalah kekasih seorang Na Jaemin, walaupun semuanya hanya pura-pura, tapi tak ada yang tau, karena yang tau hanya dia dan jaemin. Haechan menatap bingung sahabatnya yang masih tetap duduk di mejanya lalu menghampirinya.

"Njun? Kau tak akan pulang?"

"Ne?"

"Kau tak akan pulang? Sudah jam juga." Ucap Haechan.

"Tentu saja. Ayo." Ucap renjun lalu diapun merangkul bahu sahabatnya itu dengan harap-harap cemas.

Di depan luar kerja renjun.

Diapun melihat sekeliling dengan sangat cemas.

"Kau mencari siapa njun?"

"Aaa, tidak. Bukan apa-apa." Ucap renjun tersenyum kecil.

"Yasudah, aku duluan." Ucap Haechan lalu diapun pergi begitu saja sembari melambaikan tangannya pada renjun yang langsung dibalas oleh renjun. Lalu renjunpun menghembuskan nafas leganya sembari memegang dadanya.

"Apa yang kau lakukan?" Renjun kaget dan langsung melihat kearah kanannya dimana dia melihat jaemin memakai kacamata hitam dengan santainya berdiri di belakangnya saat ini. Catat saat ini.

"Kau?! Kenapa kau bisa menunggu dengan bebas disini?" Kesal renjun lalu berhadapan dengan jaemin sembari melihat sekitar takutnya ada yang sadar kalau renjun tengah bicara dengan jaemin.

"Sudah ayo." Ucap jaemin menggenggam tangan renjun begitu saja. Renjun yang kaget langsung melepaskan genggaman tangan itu.

"Wae?"

"Jangan berlebihan." Ketus renjun.

"Aku melakukannya agar cepat pergi dari sini, kakimu itu pendek jadi pasti akan lama. Ayo." Ucap jaemin menggenggam kembali tangan renjun menuju tempat dimana mobilnya di parkir karena memang jaemin memarkir cukup jauh. Tanpa keduanya sadari ada dua orang yang menatap dan kaget melihat hal itu.

"Jangan bilang Na Jaemin berkencan dengan Huang Renjun?"

"Apa sebenarnya hubungan mereka?"














































💐💐💐

Scandal of Love (jaemren)END✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora