13

4K 434 13
                                    

Keesokan harinya, renjun sedang sibuk di dapur villa itu untuk membuat sarapan bagi dirinya dan semuanya. Mengenai jaemin, dia masih tertidur sepertinya jaemin sangat lelah. Dan renjun dapat mengerti karena sepertinya faktor pekerjaan adalah penyebabnya. Mungkin jika jaemin benar-benar kekasihnya maka dia akan melarangnya untuk mengerjakan semua pekerjaannya sampai mengabaikan kesehatannya.

Saat renjun sedang asyik memasak diapun melihat Haechan mendekat dengan kemeja kebesaran yang sepertinya milik jeno dan beberapa kissmark yang terlihat di lehernya, membuat renjun benar-benar gugup seketika. Haechan menatap sahabatnya bingung, karena renjun menjadi seperti tak menganggapnya ada, apa renjun masih marah dengannya? Itulah pikiran yang saat ini bersarang di kepala Haechan.

"Renjun? Kau masih marah padaku?" Tanya Haechan hati-hati.

"Ti—tidak Haechan." Ucap renjun tanpa melihat kearah Haechan dan fokus memotong bawang karena dia hanya berencana membuat nasi goreng.

"Lalu? Kenapa kau tak mau melihatku?" Ucap Haechan yang melihat renjun mengalihkan pandangannya agar tak berpandangan dengannya sama sekali.

"Itu—"

"Kau mengganggu kekasihku Seo Haechan " datar jaemin yang tiba-tiba muncul mrmbuat Haechan menatap kesal sahabat dari tunangannya itu.

"Maaf saja tuan Na Jaemin yang terhormat, tapi sebelum dia menjadi kekasihmu, dia adalah sahabatku. Biar bagaimanapun aku lebih mengenalnya dibandingkan kau." Ucap Haechan kesal.

"Aku berani bertaruh tak ada yang tau dia lebih jauh dariku. Bahkan rahasia terbesarnya." Ucap jaemin datar tapi memang syarat akan sesuatu hal. Haechan lantas menatap curiga renjun dan jaemin secara bergantian.

"Renjun? Jangan bilang kau tengah mengandung anaknya " Ucap Haechan yang ntah kenapa mengarah kesana.

"Kau ini aneh sekali Haechan, itu tak benar, jangan pernah mengatakan hal itu sama sekali." Ucap renjun ketus dan diapun melanjutkan acara memasaknya.

"Habisnya dia mengatakan dengan sangat serius renjun, hanya itu yang bisa aku pikirkan." Ucap Haechan.

"Pakaianmu mengganggu nya. Dan bercak itu." Datar jaemin, Haechan sontak menutupi lehernya dan segera lari dari hadapan jaemren. Jaemin hanya menatap datar haechan dan menatap kembali renjun yang asyik dengan acara memasaknya.

Drrtt...drrtt...Drrtt...

Renjun menghentikan pekerjaannya dan diapun mengangkat ponselnya yang mana tertera nama dari rumah sakit.

"Iya ini dengan saya sendiri."

"...."

"Ne?!" Kaget renjun bahkan sampai menjatuhkan sendok yang dia pegang saat ini, jaemin juga menatap kaget renjun dengan wajah datarnya.

"...."

"Bagaumana keadaan ibu saya?"

"...."

"Saya akan segera kesana." Renjun mematikan ponselnya dan segera beranjak pergi tanpa perduli dengan jaemin, jaemin lantas menghentikannya.

"Ada apa?"

"Hikss...ibuku hikss... Aku harus ke rumah sakit sekarang." Ucap renjun menangis.

"Aku akan mengantarmu. Ayo." Ucap jaemin datar lalu diapun menarik lembut tangan renjun dan pergi tanpa pamit pada yang lainnya.













At. Samsung hospital.

Jaemin dan renjun sampai di rumah sakit dan renjun langsung turun lebih dulu dengan keadaan menangis hingga jaemin menyusulnya bahkan meninggalkan ponselnya di mobil karena terus berbunyi dan ntah kenapa dia tak mau menjawabnya karena menurutnya saat ini renjun lebih penting dari apapun(?)

Jaemin  mendekat pada renjun yang tengah bicara dengan dokter.

"Maaf tuan Huang, tapi nyonya Huang harus di operasi sekali lagi karena ada pendarahan di pembuluh darahnya."

"Lakukan dok, kau harus menyelamatkan ibuku " Ucap renjun menangis.

"Saya akan melakukannya. Tolong urus biaya rumah sakitnya kembali.' Ucap dokter itu lalu diapun meninggalkan renjun. Renjun hanya terdiam, karena dia bahkan belum ada uang lagi, karena uang yang dibayarkan jaemin kembali hanya untuk ruang rawat dan obat juga perawatan sebelumnya. Renjun berjongkok dan menutup matanya lalu menangis. Jaemin hanya menatapnya lalu pergi menuju administrasi.

"Saya mau membayar semua biaya perawatan dan apapun itu atas nama nyonya Huang Winwin."

"Baik tuan, tunggu sebentar." Ucap karyawan itu lalu melihat tagihan untuk pemulihan dan semua setelah operasi yang akan dilakukan termasuk operasi itu sendiri.

"Totalnya 500.000.000 won tuan." Jaemin lantas menyerahkan blackcard nya lalu tagihan pun dibayarkan dan diapun kembali lalu melihat renjun masih dalam posisi yang sama dan berjongkok dihadapannya lalu memegang bahunya. Renjun melepaskan tangannya dari acara menutupi wajahnya itu.

"Jangan menangis lagi, saya sudah membayar semua tagihan nya. Ibumu akan segera di operasi." Renjun tak bisa berkata apapun dan dia langsung memeluk erat jaemin sembari menangis. Jaemin awalnya kaget sekali dan tak membalas pelukan itu sama sekali, tapi akhirnya dia membalasnya dan mengelus pelan punggung itu.



























💐💐💐

Scandal of Love (jaemren)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang