17

3.8K 418 3
                                    


Tak lama setelah taeyong menghubungi anak sulungnya itu, jaeminpun langsung datang dan sedikit kaget melihat renjun ditambah matanya sedikit bengkak mungkin karena terlalu banyak menangis dan mengeluarkan airmata.

"Oppa."

"Bagaimana keadaan adik oppa ini?" Ucap jaemin merangkul adiknua itu sedangkan renjun hanya tersenyum kecil.

"Sudah lebih baik oppa."

"Syukurlah."

"Min Jeong, jaemin." Ketiganya mengalihkan pandangan meteka pada Taeyong.

"Ada apa mom?"

"Apa imo perlu sesuatu?"

"Mommy lupa kalau mommy harus mengurus sesuatu apa tak masalah kalau kau menemani min Jeong, bersama dengan renjun? Karena kalau mommy hanya menyuruh renjun, kasihan dia pasti juga akan lelah dan ketetaran kalau harus bolak-balik ke ruangan min Jeong dan ibunya."

"Baik mom." Ucap jaemin dan taeyongpun langsung pergi setelah mengecup kepala anak bungsunya itu. Hingga tinggal mereka bertiga.

"Oppa? Gege?" Jaemren menatap min Jeong dengan tatapan lembut keduanya.

"Apa mungkin min Jeong bisa melihat oppa dan gege menikah nantinya?" Keduanya kaget dengan perkataan min Jeong, bahkan renjun tak bisa mengatakan apapun saat ini, karena jujur saja sandiwara ini semakin membuat dia merasa bersalah.

"Kau bicara apa min Jeong?" Ucap jaemin mengelus kepala adik bungsunya itu.

"Aku hanya bicara apa adanya oppa, aku tau kalau aku tak akan sembuh lagi oppa, kemoterapi ini aku lakukan untuk memperpanjang hidupku. Bukan untuk kesembuhan ku. Aku juga mendengar semua pembicaraan mommy dan dokter kalau hidupku sudah tak lama lagi oppa, hanya tinggal 3 bulan lagi. Aku sangat ingin sebelum hari itu aku melihat oppa dan gege menikah." Ucap min Jeong, dan renjun benar-benar sangat kaget bahkan sampai meneteskan airmatanya begitu saja.

"Min Jeong, jangan katakan hal itu. Itu hanya vonis dokter bukan vonis Tuhan. Oppa yakin kau akan sembuh." Ucap jaemin menahan airmatanya agar tak jatuh sama sekali. Renjun tak bisa mendengar semua ini, diapun langsung berlari keluar dari ruang rawat min Jeong.

"Oppa." Jaemin hanya menatap adiknya itu.

"Renjun Gege." Jaeminpun langsung mengejar renjun.

Ceklek.

Saat membuka pintu ruang rawat min Jeong, diapun melihat renjun menangis di bangku yang ada di depan ruang rawat min Jeong. Lalu jaeminpun duduk disebelahnya.

"Harusnya saya yang menangis bukan kau."

"Bagaimana mungkin jaemin-ssi hiksss... Aku merasa sangat bersalah pada adikmu juga orangtuamu. Hiksss... Mereka sangat welcome padaku, tapi mereka tak tau hiksss... Kalau ini semua sandiwara aku dan kau, sandiwara karena kekasihmu yang egois hiksss... Aku merasa ini sangat salah jaemin hiksss..."

"Aku tau, tapi aku tak bisa melakukan apapun saat ini."

"Kau harus memilih jaemin. Setelah kau tau apa pilihanmu, kau bisa menemuiku hiksss, karena kalau masih begini, aku tak bisa hikss... Aku akan mengembalikan uangmu jaemin hiksss, asal aku tak menyakiti siapapun hikss..." Ucap renjun lalu pergi sembari menghapus airmatanya sedangkan jaemin hanya menatap kepergian renjun dan menyandarkan tubuhnya lalu diapun menutup matanya dan airmata langsung mengalir dengan deras tanpa henti. ntah kenapa hatinya tak terima dengan semua hal yang keluar dari mulut renjun, ntah kenapa kata-kata renjun sangat tak bisa dia setujui sama sekali. Dia tak mau semuanya berakhir seperti ini tapi dia juga bingung dengan apa yang hatinya inginkan(?)

Tanpa disadari oleh jaemren, min Jeong mendengar semua percakapan mereka dari balik pintu ruang rawatnya itu.

"Jadi? Oppa hanya bersandiwara dengan renjun ge? Dan oppa belum putus dengan sih jalang itu?" Monolog min Jeong dengan airmata yang mengalir dari mata indahnya. Tapi dia langsung menghapus airmatanya, dan bertekad untuk menyatukan jaemin dengan renjun. Karena dia sangat yakin renjun adalah yang terbaik untuk jaemin. Bukan beomgyu ataupun yang lainnya, hanya renjun saja.



























💐💐💐

Scandal of Love (jaemren)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang