• Chapter 14 - Lavender

1.1K 56 7
                                    

HAPPY READING
VOTE
















•••

Terlihat kini Veen tengah menyuapi sang kekasih dengan sangat cekatan, akibat gadis pembawa sial yang disebut oleh Veen tengah terbaring lemah, ia harus berganti peran untuk sementara.

Sandra yang cukup peka dengan gerak gerik Veen pun paham, pria itu terlihat seperti orang yang kebingungan. Dengan nada yang lembut Sandra menyentuh tangan Veen lalu mengusapnya perlahan. Membuat pria itu terkejut, Veen kini memfokuskan pandangannya pada wanita itu.

Pria itu juga membalas perlakuan yang sama seperti yang wanita itu lakukan padanya.

"Ada masalah?."

Veen mengeleng tersenyum, sambil memasukan satu suapan bubur untuk Sandra.

"Bukan masalah."

"Kau yakin?."

Lagi lagi Veen menganguk, Sandra yang melihat tingkah pria itu yang cukup aneh pun terdiam.
Sampai akhirnya wanita itu pun menotis sesuatu.

"Dimana Clara?."

Veen terdiam tak menjawab, Sandra yang melihat hal itu kesal.

"Jawab pertanyaanku Veen!!."

Masih sama Veen masih terdiam fokus pada nampan sarapan ditangannya. Sandra yang jengah pun berteriak kearah pria itu.

"JAWAB AKU VEEN!!."








BRAK








Emosi yang sudah menaik kalut sukses ditunjukkan,
dihadapan sang kekasih tercinta. Veen yang terlanjur naik darah membanting begitu saja nampan ditangannya, Sandra sempat syok. Wanita itu memang baru pertama kali melihat Veen marah seperti ini.

"Apa kau tidak faham?. Aku tidak ingin membicarakan jalang itu."

"Jaga ucapanmu!!. Gadis itu bukan jalang."

Bela Sandra.

"Kau membentaku hanya untuk gadis itu?. Sangat menjijikan."

Mata Sandra berbinar tak percaya dengan ucapan sang kekasih kini.

"Kau jahat, kau bukan Veen yang ku kenal."

Veen terdiam saat mendengar kalimat yang dilontarkan Sandra, hal yang menyakitkan yang pernah dirinya dengar adalah kata "berubah".

Ia pun sadar bertapa besar dampak dari semua ini, Veen harus kehilangan senyumannya dan tentu saja kebersamaan bersama sang kekasih.

"Kau berubah."

Lontaran Sandra lagi.

"Aku tau. Maafkan aku."

Ucap menyesal Veen pada sang kekasih.

"Kau selalu pergi entah kemana, bahkan terkadang lupa untuk pulang. Kau menjadi pemberontak dan penjahat Veen!!. Mulutmu sangat kejam, dimana Veen ku yang dulu?."

Stepfather|| END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang