• Chapter 43 - Dream and Meet

1.1K 37 15
                                    

HAPPY READING
VOTE














•••

"Felix bilang pesawatnya akan take off besok."

Saut Gean kepada ketiganya, kini posisi mereka berada diruang utama. Arnold baru saja selesai memperban luka pria itu, ia terus mengeruntu kesal dihadapan sahabatnya tersebut.

"Sudah ku bilang, kau pasti akan babak belur."

"Sudahlah Arnold, lagi pula ini tidak sakit."

TAK

"Sakit idiot!!."

"Kau bilang tidak sakit."

"Kau menekan lukanya, Cih!!."

"Seperti biasa, kau selalu sok kuat."

Balas Arnold dengan wajah sinis.

"Jadi mereka sudah bisa take off?, syukurlah."

Saut sang paman.

"Pria keras kepala itu ingin menyewa pesawat pribadi. Tapi sepertinya keuangan mereka sedang menyusut, jadi inilah salah satu cara mereka untuk tetap pergi."

Ucap Gean dengan nada yang sedikit lirih.

"Kalau begitu Arnold yang akan menjemput mereka berdua besok dibandara, aku akan memerintahkan beberapa para polisi untuk bersiap."

Ketua polisi itu memerintahkan Arnold untuk menjemput Anne serta Felix dibandara. Pria berkacamata itu mengangguk.

"Memangnya kita tau dimana lokasi mansion Veen yang baru?."

Pria yang baru saja menyeruput teh pun ikut menimbrung, Griel menyela pembicaraan mereka.

"Aku jelas tidak tau, tapi Veen pasti akan segera memberitauku."

Balas Gean dengan yakin.

"Cih kau yakin sekali, pria itu tidak akan berubah secepat itu."

Tentu dengan yakin Griel berbicara seperti itu, ia juga kenal betul siapa itu Veen.

"Kita lihat saja malam ini. Aku masih sangat percaya padanya."





🥀

Sepertinya untuk beberapa hari ini Veen tidak akan datang ke perusahaan nya, pemilik perusahaan itu menghandel semuanya kepada sang skertaris. Seperti biasa pria itu selalu seenaknya, beberapa jam yang lalu Veen telah meninggalkan rumah lamanya untuk pergi menuju mansion baru miliknya. Pria itu memutuskan untuk mempercepat kedatangannya.

Sampailah ia dihalaman besar mansion sekarang, nuansa nya lebih modern ketimbang mansion sebelumnya. Tentu saja luasnya juga hampir sama, pria itu turun dengan disambut beberapa bodyguard yang berjaga. Mereka menunduk hormat pada sang tuan.

"Tuan Veen, Tuan Brako sudah menunggu."

Pria itu melemparkan kunci mobilnya pada salah satu penjaga.

Stepfather|| END ✔️Where stories live. Discover now