• Chapter 38 - Gean and Clara

689 30 5
                                    

HAPPY READING
VOTE














•••

Brako baru saja sampai di Canada bersama kedua pengawalnya. Mereka kini sedang menunggu untuk sampai ketempat tujuan, dengan mengunakan taksi. Terlihat pria tua itu tengah geram sembaring mengengam ponsel miliknya kuat kuat. Ia baru saja mendengar kabar buruk dari seseorang yang dihubunginya tadi.

Pria itu mendapatkan informasi bahwa mayat Tere berhasil diindentifikasi, bahkan sekarang ini para kepolisian berhasil mendapatkan sidik jari sang pelaku. Brako merasa akan semakin sulit melancarkan semua aksinya, yang hampir saja berhasil. Dia menyuruh beberapa pengawalnya disana untuk mengganti indentitasnya secara acak,
untuk sementara waktu agar ia tetap aman.

Selain itu Brako juga meminta pada pengawalnya untuk mencari brangkas besar milik Veen dikantor juga mansion barunya. Sialnya Veen tidak memberitau pasal hal itu padanya, tindakan keponakannya yang seperti ini membuatnya jengkel.
Ia merasa pria itu mulai tidak mempercayainya lagi. Tindakan Brako menghancurkan persahabatan dari Veen dan Gean adalah cara yang tepat untuk
memusnakan keduanya sekaligus.

Tanpa sadar pria itu tertawa.

"Aku akan menjadi pria paling kaya dinegeri ini. Aku akan segera melampauimu, Alegas."







"Sudah sampai tuan."

Ucap supir taksi tersebut pada Brako. Pria itu turun dengan dua pengawalnya yang terlihat heran.

"Apa ini tidak salah tuan?."

Saut pengawal satu.

"Kau mencoba membohongi kami. Bodoh?."

Ucap Brako. Pria itu membuka pintu taksi tersebut dan menarik kera baju supir itu.

"Tidak tuan. Sa— saya bersumpah."

Balas supir tersebut dengan nada yang takut.





BUG





"PERGI DARI SINI!!."

Perintah Brako. Setelah memukul perut supir tadi. Ia pun melepaskannya dengan cepat, supir tersebut pun pergi.

"Bagaimana bisa seperti ini?."

"Saya akan melihat alamatnya. Tuan."

Balas pengawal dua.

Pengawal dua itu menyodorkan maps nya pada Brako, maps tersebut menunjukan arah yang benar.

"Tujuan kita benar Tuan. Tidak salah lagi."

Balas pengawal dua.

"Sialan. Rumah Alegas menjadi lahan kosong?. Sepertinya mereka sudah merencanakan hal ini sebelumnya."

Jawab Brako dengan geram, pria itu menendang sisa batuan yang berada dihadapannya.

"Mereka di Canada tuan. Tapi saya rasa keluarga Alegas itu pindah. Seperti yang kita ketahui, kita hanya bisa melihat informasi negara keberadaan mereka saja."

Stepfather|| END ✔️Where stories live. Discover now