tiga ; bertengkar

231 25 0
                                    






Vote komen jangan lupa ya guys
Biar aku lebih semangat nulis cerita ini ..






Gita keluar dari ruang dosen dengan wajah yang terlihat sangat lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gita keluar dari ruang dosen dengan wajah yang terlihat sangat lelah. Langkahnya gontai, wajahnya sayu dan tubuhnya terasa lemas sekali. Ia ingat betul bahwa dirinya tidak melewatkan sarapan, namun entah mengapa rasanya seluruh energinya telah terkuras habis. Tidak salah lagi, ini mungkin adalah dampak dari perdebatan singkatnya dengan Pak Tono perihal artikel tadi. Langkahnya berhenti kala dirinya melewati kantin. Kedua netranya menangkap perawakan seseorang yang amat sang ia kenali dengan baik. Ia pun berteriak memanggil nama berharap orang tadi mendengar suaranya.

"Mbak Gita udah selesai kelas?" ujar suara itu menyambut kehadiran Gita yang tengah berlarian kecil menghampirinya.

"Iya nih kebetulan juga lagi laper makanya lewat sini biar bisa beli siomay. Kamu mau?" tanya Gita seraya menurunkan tas-nya ke atas meja. Bersebelahan dengan tempat duduk orang yang dipanggilnya tadi.

"Iya mau!"

"Oke, tunggu sebentar ya? Aku pesenin dulu,"

Gita menuju salah satu outlet dimana dirinya biasa membeli siomay dan batagor. Tidak lupa pula memesan dua gelas jus jambu yang segar dan cocok diminum siang-siang seperti ini. Usai memesan dirinya kembali ke tempat duduk sembari menunggu pesanannya tiba.

"Kamu tumben kesini? Jemput Jivan ya?" tanya Gita pada gadis berperawakan mungil di sebelahnya, Widia.

"Iya mbak. Mobil yang biasa dipakai mas Jivan lagi masuk bengkel. Tapi mbak, aku udah setengah jam nungguin disini, mas Jivan-nya nggak muncul-muncul! Mbak tau nggak mas Jivan kemana?"

Gita mengerutkan keningnya, "Aku nggak papasan sama dia seharian ini atau mungkin dia lagi ada urusan lain? Ketemu dosen atau ke perpus dulu misalnya?"

Widia mengangguk kecil, "Bisa jadi sih, soalnya daritadi aku telfon sama chat nggak dibales sama sekali,"

Pesanan keduanya datang dengan diantarkan oleh seorang pemuda. Mereka pun tanpa berpikir panjang segera melahap siomay itu karena rasa lapar yang melanda.

"Tunggu sebentar ... aku coba chat Hardan dulu. Barangkali dia lagi sama Jivan sekarang," Gita bersiap mengetik di ponselnya sedangkan Widia hanya mengiyakan saja.

"Mas Hardan ada kelas juga hari ini?" tanya Widia. Gita menoleh sebentar padanya.

"Ada kok,"

Belum selesai pesan itu ditulis, Gita dikejutkan dengan tepukan dari arah belakang. Ia terperanjat diikuti Widia kemudian. Dengan tidak santai mereka menoleh secara bersamaan dan menatap tajam seseorang yang telah berani mengejutkan keduanya.

"Ish Har! Kurangajar lo ya?" hardik Gita tidak terima sementara Hardan tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

"Eh ada dek Widia, lagi nungguin siapa?"

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang