tigabelas; bintang kecil (1)

139 19 8
                                    

A few months later

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


A few months later ...

Hardan tersenyum puas setelah membuat Jivan ternganga mendengar penjelasannya. Sedangkan Gita di sebelahnya hanya mampu menahan tawa melihat raut wajah bodoh sahabat Hardan tersebut.

Ini baru jam 1 siang, tetapi rasanya otak Jivan mulai lambat diajak untuk diajak bekerjasama. Lihatlah betapa berjuangnya dia sekarang mencerna penjelasan Hardan kepadanya tadi. Ia sengaja menoleh, memalingkan wajahnya menatap Yesha, Raya dan Yola secara bergantian. Ketiga gadis itu sedang mengerjakan pekerjaan paruh waktu mereka di cafe ini, tak satupun yang membalas tatapan memelas dari sang pemilik cafe-Jivan Radhika.

"Jadi selama ini kalian bohongin gue?"

Hardan terkikik mendengar pertanyaan Jivan, Gita yang duduk di sebelahnya pun memukul lengan lelaki itu dengan sedikit keras. Sebagai pertanda jika tidak baik membuat Jivan berlama-lama terkepung rasa penasaran.

"Kalian bohongin gue kalau kalian cuma sahabatan doang hah?" Jivan kembali bertanya, Hardan semakin tertawa keras.

"Soal sahabatan itu emang bener, tapi kita berdua juga nggak tau kalau akhirnya gue sama Hardan berakhir dengan .... "

"What the ... kalian mau nikah?!"

Suara menggelegar Yola terdengar kala gadis dengan tinggi diluar nalar itu datang ke meja mereka dengan membawa tiga milshake berbeda. Hardan pun mengangguk tanpa ragu sembari memamerkan senyumannya. Yola pun menutup mulutnya tidak percaya.

"Beneran?! Selamat ya kalian!" tak lama setelah itu suara heboh Yesha pun juga terdengar meramaikan suasana.

Disusul Raya yang tadinya sibuk mengelap jendela, datang dengan senyuman khasnya sembari menjulurkan tangannya ke arah Hardan. Lelaki itu menjabatnya tanpa ragu sembari mengumandangkan terimakasih, begitupula Gita.

"Nikahnya besok banget nih? Wah gercep juga lo," ujar Yesha yang tadinya merebut undangan dari tangan Jivan dan membacanya.

"Gue sama Gita udah merencanakan semuanya dari bulan lalu. Kalau bisa cepet kenapa nggak?"

Yola mengangguk semangat, "Iya atuh, kalau bisa cepet kenapa nggak gas aja. Jauh lebih baik sih kalau kata gue,"

Jivan yang masih loading duduk termenung di tempatnya. Ia sungguhan tidak dapat memproses semuanya secepat itu karena ia tidak pernah melihat pergerakan apapun dari dua manusia dihadapannya ini. Ia hanya mengetahui separuh cerita saja, yang intinya tidak mengarah pada sebuah hubungan lebih dari sahabat. Lalu apa ini? Bagaimana dua manusia yang sebenarnya saling menyimpan rasa ini akhirnya bersatu?.

"Nggak ada yang mustahil di dunia ini pak bos, kalau Tuhan bilang jadi, semuanya bakalan jadi beneran," ucap Raya kepada Jivan.

Rupanya gadis bersurai hitam legam pendek sebahu itu sejak tadi menyadari kebingungan Jivan. Lelaki itu pun mengangguk, membenarkan ucapan Raya yang memang masuk akal adanya.

RUMORWhere stories live. Discover now