tujuh; bertemu

146 18 2
                                    





Semoga suka~




Jangan lupa tinggalin jejak





Jangan lupa tinggalin jejak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






California, 2008

"Sya, dengarkan apa kata saya dulu,"

Lelaki bertubuh tegap, sorot mata tajam, kulit seputih susu, berkumis tipis lengkap dengan setelan jas berwarna abu-abu, menahan aksi seorang wanita yang hendak mendorongnya keluar dari sebuah apartemen malam itu. Mereka baru saja menghabiskan malam dengan minum bersama. Namun semuanya berubah setelah lelaki itu tanpa sengaja mengangkat sebuah topik obrolan yang membuat seorang wanita bernama Anastasya-terpaksa mendorongnya keluar.

Demi menghindari pertikaian yang seharusnya memang tidak terjadi, Anastasya merelakan dirinya sendiri mendorong pergi lelaki bernama Jason itu dari apartemennya. Persetan dengan acara minum bersama yang tadinya mengasyikkan bagi mereka. Anastasya tidak peduli lagi soal itu.

"Sudah cukup, kamu tidak perlu menjelaskan apapun. Pergi dari apartemen saya sekarang!"

Jason mengembuskan napasnya. Diraihnya telapak tangan kanan Anastasya hingga wanita itu menatapnya dengan sorot tajam nan menusuk. Seketika dirinya menyesal, telah berbuat lancang dengan mengangkat obrolan yang seharusnya memang tak pernah terbahas diantara mereka.

"Dia sudah besar, Sya. Sudah saatnya kamu melepas dia untuk hidup mandiri. Kamu tau kan, saya tidak ingin kamu bawa siapapun ke rumah saya saat kita menikah nanti?" Jason kembali berucap, berusaha menyentuh hati seorang Anastasya.

"Tapi dia anak saya, kalau kamu lupa," Anastasya masih bersikeras, Jason mengembuskan napas kasar kemudian menghempaskan tangan wanita itu dengan sedikit kasar.

"Dia bukan anak kamu Anastasya, dia cuma beban bagi kamu. Itu yang kamu katakan pada saya,"

Anastasya hampir menyembur kata-kata kasar, namun semuanya tersangkut di pangkal tenggorokan kala Jason mengingatkannya akan semua ucapan yang selama ini keluar dari mulutnya sendiri. Ya, siapa Kalyana dalam hidupnya. Anak itu hanya beban baginya, lantas mengapa ia harus peduli?.

"Kamu hanya takut jika kamu meninggalkannya maka dia akan jauh dari pengawasan kamu lalu bertemu dengan orang-orang itu bukan? Kamu takut dia akan bertemu dengan saudara-saudaranya?"

"Jason, jangan keras-keras ... "

Lelaki itu berdecih, "Biarkan saja jika dia mendengar, ini bukan saatnya lagi untuk menutupi semua dari dia,"

Tanpa kedua orang itu ketahui-dari balik sebuah kulkas, berdiri seorang gadis yang tengah menguping percakapan diantara mereka dalam diam. Perasaannya campur aduk. Antara harus senang atau marah mengetahui fakta bahwa dirinya memiliki anggota keluarga lain diluar sana. Dalam hati ia bertekad akan keluar dan pergi mencari keberadaan saudara-saudaranya. Namun sayang sekali, ia tidak tahu dimana mereka tinggal dan ia tidak memiliki siapapun disini yang dapat membantunya.

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang