empatbelas; bintang kecil (2)

120 15 9
                                    



Vote nya boleh banget yuk!


Acara yang tidak terlalu megah, hanya dihadiri rekan terdekat dan keluarga, tidak serta merta melunturkan senyuman dari kedua mempelai yang tengah duduk di pelaminan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara yang tidak terlalu megah, hanya dihadiri rekan terdekat dan keluarga, tidak serta merta melunturkan senyuman dari kedua mempelai yang tengah duduk di pelaminan. Hari ini dihadapan rekan dan keluarganya, Hardan mengucapkan akad dan membuat wanita disampingnya sah menjadi pendamping hidupnya.

Rasanya seperti mimpi. Ia tidak tahu menahu jika sensasi menikah bisa sehebat ini. Tidak dapat ia uraikan dengan kata-kata maupun kalimat yang detail, namun dirinya bahagia sekali. Tidak terkecuali Gita yang sejak tadi curi-curi pandang melirik Hardan yang tengah menyalami tamu undangan lain. Tidak pernah dirinya sangka, sahabatnya satu itu, akan menjadi suaminya di masa mendatang.

Namun ia senantiasa berterimakasih kepada Tuhan, sebab perasaan yang ia miliki untuk Hardan terbalas dengan begitu hebat. Berakhir dalam sebuah hubungan yang sakral memang tidak pernah ada dalam benaknya, namun ia tidak dapat menghindar ketika semuanya dijadikan fakta oleh lelaki itu. Hardan Adimasatya, suaminya.

“Iya santai aja bro, ntar abis pestanya selesai gue kesitu ya bareng sama istri, mau nengokin keponakan. Sorry juga gue kemarin langsung cabut gitu aja dari rumah sakit karena masih banyak yang harus dipersiapkan disini,” ujar Hardan seraya menampakkan wajah riangnya pada layar ponselnya.

“Sayang sini deh, ini Kalya mau ngomong,” Hardan memanggil Gita yang memang sedang berbincang dengan teman-temannya untuk mendekat kepadanya.

Gita ikut menampakkan wajahnya pada layar ponsel. Ia tersenyum kala wajah Kalyana diseberang sana nampak di layar ponsel milik Hardan. Ia dengan sigap menyapa saudara tiri Hardan tersebut dengan riangnya.

“Hai Aya, gimana keadaan kamu? Baby kemana?”

“Aku udah semakin baik kok, sore ini udah boleh pulang kerumah. Baby masih di ruangannya, dijemput tuh sama calon bapaknya,”

Tak lama kemudian, Jendra ikut menampakkan dirinya lagi di layar ponsel dengan menggendong seorang gadis mungil yang cantik sekali. Hardan dan Gita terpaku sejenak untuk mengagumi betapa cantiknya keponakan mereka yang baru saja lahir ke dunia kemarin malam itu.

“Hai baby, siapa nama kamu?” tanya Gita.

“Kaia Abirama,” jawab Kalyana yang membuat Hardan mengernyit mendengarnya.

“Har maaf ya, aku nggak tambahin marga kamu ke nama dia,” sambung Kalya, Hardan menggeleng kemudian tersenyum.

“Gapapa, lagipula sekarang udah punya papa, wajar aja kalau mau pakai marga papanya kan?” sahut Hardan.

“Tungguin mami ya, nanti mami nengokin kamu,” Gita kembali bersuara yang disambut tawa bahagia dari Kalyana dan Jendra disana.

“Tungguin papi juga, nanti papi bawain kamu banyak mainan oke?” ujar Hardan tak mau kalah dan panggilan video pun berakhir.

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang