dua puluh; Radhika bersaudara (1)

63 8 3
                                    





Ada yang kangen cerita ini?




Ada yang kangen cerita ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Satu jam yang lalu ...

"Lho kalian disini? Ayo masuk, masuk!"

Seorang perempuan paruh baya dengan gaya stylish nya mempersilahkan tiga orang gadis remaja masuk ke dalam sebuah cafe, siang itu.

Berhubung cafe sedang padat, perempuan itu membantu mencarikan tempat duduk untuk ketiga gadis tadi. Setelah menemukan yang paling ujung dekat jendela, ia pun undur diri sejenak untuk mengambil buku menu.

Saking seringnya berkunjung kemari, Hanum sudah tidak asing lagi dengan semua yang ada disini termasuk para pegawai. Salah satunya adalah Yesha, si pemegang alih cafe ini, yang ia sebut sebagai tante kesayangan.

Yesha datang dari arah meja barista dengan membawa buku menu. Senyumnya merekah kala melihat gadis-gadis remaja itu berkunjung lagi kemari. Ini juga kali pertama dirinya melihat mereka dalam formasi lengkap, biasanya mereka hanya datang dua diantara atau satu diantara. Selebihnya untuk melihat ketiganya datang bersamaan lumayan sulit, menurutnya.

"Tumben nih datangnya bertiga? Biasanya cuma kamu Num yang kemari, kalau nggak gitu kamu Reine,"

"Kaia udah selesai latihan olimpiade sains-nya, makanya mau diajak kesini tante,"

Yesha terbelalak, "Wah kamu mau ikut olimpiade, Kay?" tanyanya kemudian.

"Iya tante, minta doanya ya?" sahut Kaia kemudian meringis kecil.

"Iya, pasti Tante doain yang terbaik. Nih pesen apa aja yang kalian mau ya? Tante yang traktir,"

"Beneran tante?" pekik Reine.

"Beneran dong, tuh tinggal pilih. Tante tinggal ke depan lagi ya? Nanti biar Mas Awang aja yang ambil pesanan kalian,"

"Siap tante, makasih Tante Yesha!"

"No problem girls, makan yang banyak, have fun ya!"

Seperginya Yesha dari sana, suasana kembali dingin. Hanum sibuk membolak balik buku menu, begitupula dengan Kaia yang beralih pada layar ponselnya. Menyisakan Reine yang berada di tengah-tengah dan mulai jengah. Rupanya kedua kakaknya ini belum juga berbaikan sejak kejadian tempo hari. Dan situasi ini tentu mengganggu sekali bagi Reine.

"Mau sampai kapan diem-dieman? Nggak capek apa ribut mulu?" cibir Reine mencairkan suasana.

"Nggak!" jawab Hanum dan Kaia secara bersamaan.

"Udah dong mbak, kalian ini ngapain sih diem-dieman, nggak baik tau!" sahut Reine.

"Biarin!" Kaia dan Hanum menjawab secara bersamaan lagi.

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang