45π • LUJ

44 2 2
                                    

Bab 45
-Plan-

π

"Betharia Utami, dia kakak saya."

Seisi ruangan yang terdiri dari keempat murid Cakrawala itu sontak menjatuhkan rahang, dengan ekspresi terkejut dari Langit dan Jingga, sedang Grey dan Oliv yang tak paham semakin bertanya-tanya, siapa Betharia?

"Nggak," Langit menggeleng menyangkal. "Nggak mungkin, dari dulu yang saya tau mama cuma punya satu saudara."

Zaskia menghela napas. "Karna waktu kamu lahir, saya sudah diusir dari rumah, diadopsi sama orang yang baik."

Semua orang mengerutkan dahi semakin bingung dengan semua fakta yang coba Zaskia kuak saat ini. "Diusir?" tanya Langit dengan tatapannya yang meminta penjelasan.

Wanita itu mengangguk. "Mas Herman nggak pernah suka sama saya, saya nggak pernah mau nurut sama dia, sementara dia orang yang diktator. Dia iri karna saya yang sering keras kepala dengan pilihan saya ini, tetap disayang sama orang tua kita. Dia merasa itu bukan harga yang sebanding. Dia fitnah saya merusak mobil papa, menghancurkan barang kesayangan mama, dan sampai di kondisi yang terpuruk, dia terus memojoki saya anak pembawa sial."

Zaskia menatap lurus seolah tengah mengingat masa kelam yang pernah menjadi bagian dalam hidupnya. Ia memberi jeda untuk menarik napas sejenak sebab dadanya yang tercekat.

"Papa yang sedang tidak stabil emosinya, akhirnya membuang saya ke panti asuhan." Keempat murid berseragam itu membulatkan mata mereka dengan gestur terkejut yang kompak. Sementara itu Zaskia mengulum senyum. "Beruntungnya, beberapa hari kemudian saya diadopsi orang baik hati yang membesarkan saya sampai saat ini."

"Terus mama, apa mama diem aja ngeliat adeknya diusir?" sebuah tanya mengudara dari benak Langit.

Lagi-lagi Zaskia tersenyum. "Kak Tari itu anak yang penurut, berbanding terbalik sama saya. Dia sayang banget sama saya, tapi dia nggak bisa berbuat apa-apa selain diam-diam ke panti buat bawain roti cokelat kesukaan saya."

"Mama kamu orang yang baik, Lucas. Makanya kamu selalu dikelilingi orang baik sekarang, seperti teman-teman kamu ini. Karena nggak semua hal baik yang kita tabur, akan kita tuai sendiri. Tapi, berbagi kebaikan udah pasti bikin semua pihak bahagia."

Semua yang dikatakan Zaskia benar adanya. Karma baik itu akan selalu berlaku, akan selalu ada harga yang dibayar untuk itu.

Ya, kembali lagi. Pada intinya memang satu-satunya orang berengsek disini adalah Herman. Dia lah antagonis yang menyebabkan semua orang terperosok dalam masalah. Memang ternyata karakter busuk lelaki itu sudah mulai terbentuk sejak kecil. Langit harap akan ada balasan sebelum lelaki itu mencapai akhirat, ia harus membayar semua perbuatannya di dunia terlebih dahulu.

"Kak Zaskia masih sering komunikasi sebelum mama meninggal? Sampe kakak nemuin kejanggalan sendiri?" lagi-lagi Langit kembali mengajukan pertanyaan yang membuat Zaskia mau tak mau menjelaskan.

Zaskia mengangguk. "Kita sering saling berkabar. Sampe akhirnya ada kabar bahwa dia meninggal. Saya nggak tau saat itu mau percaya atau enggak, tapi saya tau kalau kak Tari memang punya riwayat penyakit jantung. Saya mencoba waras saat itu. Saya langsung datang ke rumah sakit, di sana ada mas Bagas yang nangisin kepergian kak Tari. Saya bahkan nggak sampai hati buat nyadarin mas Bagas kalau saya ada di sana."

Tak ada sahutan dari Langit, namun Jingga yang mendengar runtutan cerita itu menimbulkan rasa iba. Ia tahu pasti, apa yang Langit lalui selama ini lebih berat dari dugaannya. Gadis itu menoleh ke arah Langit, sedang cowok itu memasang wajah datarnya menanti penjelasan selanjutnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Langit Untuk JinggaWhere stories live. Discover now