Part 7

5.2K 477 1
                                    

Begitu masuk ke dalam ruangan, Lovanna disuguhkan dengan perapian. Di sebelah kanan perapian terdapat meja kecil dan tiga kursi beserta teh hangat.

Lovanna baru sadar terdapat dapur berukuran mini - atau yang dunia modern kenal sebagai mini kitchen - berada di pojok ruangan, bersebrangan dengan meja dan kursi.

Nyaris seluruh furniture berwarna gelap, entah karena minimnya pencahayaan atau memang si pemilik ruangan suka yang suram-suram.

"Silahkan duduk, Nona Pedang Merah." Seorang pria bertopeng akhirnya keluar dari persembunyiannya.

Rupanya tebakan Lovanna tepat sasaran, guild informasi yang ia datangi benar-benar guild yang ia cari sebelumnya. Laki-laki yang duduk berhadapan dengan Lovanna saat ini adalah pemimpinnya. Pemimpin Guild Informasi Mawar Merah.

Sampai saat ini, Lovanna bahkan tidak tahu siapa sebenarnya pria di balik topeng perak itu.

Secangkir teh terhidang di depan Lovanna, namun gadis itu enggan mencicipinya. Memangnya siapa yang bisa menjamin ia akan tetap bernapas di detik selanjutnya kalau meminum teh yang pria itu sajikan? Jawabannya tidak ada.

Dari balik topeng, laki-laki itu mengangkat sudut bibirnya.

"Butuh bantuan, Nona Pedang Merah? Atau aku bisa panggil, Komandan?"

Meski wajah pria di depannya tertutup, Lovanna bisa merasakan nadanya meremehkan sekali.

Diam-diam tangan Lovanna terkepal, menghadapi situasi yang menyebalkan menurutnya. Lovanna benci direndahkan, sudah cukup di dunia modern ia tidak bisa apa-apa. Kini di dunia antah berantah ini, ia telah menjadi kuat dan di segani.

Seandainya ia masih bagian dari pasukan khusus, sudah pasti Lovanna memilih memerintah salah satu anak buahnya untuk mendatangi guild bukan malah dirinya sendiri.

"Aku butuh informasi."

Pria itu memiringkan kepalanya sejenak. "siapa kali ini?"

Jengkel, pertanyaan pria itu seakan mereka sudah kenal lama. Padahal ini baru kedua kalinya mereka bertatap muka.

"Duke Leonard D'Axelo."

"Ah, calon tunanganmu~ tarifnya bisa lebih mahal loh."

Lovanna mendengus, tidak menyangka pemimpin Guild terkenal bisa semenjengkelkan ini pikirnya.

"Berapa?"

"200 koin emas."

"Wah, pria dengan krisis kepercayaan diri sepertimu ingin merampok ya?!" Habis sudah kesabaran Lovanna si Pedang Merah.

"Aku punya alasan, kamu tahu sendiri tidak mudah menembus keamanan calon tunanganmu itu. Salah sedikit kepalaku bisa melayang loh, komandan~"

Suara gebrakan meja terdengar dari dalam, Mia yang sedari awal menempel di depan pintu sampai terlonjak kaget. Ia menggigit kukunya gugup, ingin menerobos masuk namun bayarannya adalah karirnya sendiri.

Gimana ini? Mia menangis dalam hati.

1 Des 2022

Be Duke Wife Where stories live. Discover now