Part 31

1.2K 114 5
                                    


"Anda disini, Duke?"

Leonard lantas menoleh, cangkir teh yang ia pegang ia taruh kembali di atas meja. Berkat informasi dari Isak, Leonard tahu kapan kepulangan Lovanna. Jadi pria itu memutuskan untuk menunggu Lovanna, tak akan ada yang akan melarang Duke mengunjungi mansion tunangannya sendiri. Tidak ada yang berani lebih tepatnya, semua orang takut dengan sosok Leonard.

"Ayo bicara," ajak Leonard. Pria itu tanpa basa-basi menggenggam tangan Lovanna, membawa tunangannya menuju sebuah kamar yang sudah Duke tahu pemiliknya.

Anehnya Lovanna tidak menolak sama sekali meski pinggul hingga kakinya masih terasa sakit dan kepalanya pening luar biasa karena perjalanan menggunakan kereta kuda.

"Kenapa terburu-buru?" tanya Lovanna ketika mereka sudah berada di dalam kamar.

Tatapan Duke D'Axelo jatuh pada netra Lovanna yang terlihat tenang, lalu pria itu beralih ke balik punggung Lovanna, membuat Lovanna penasaran dan membalikkan tubuhnya. Disana, di pagar pembatas balkon kamar Lovanna, bersandar Isak dengan secangkir teh yang terlihat masih mengepul.

Merasa diperhatikan, Isak mengangkat pandangannya dari cangkir teh dan bertemu tatap dengan iris tajam tuannya. Lalu tatapannya turun dan menemukan iris Lovanna yang menatapnya malas, dengan santai pria itu melambai pada tunangan tuannya.

Yang terjadi selanjutnya, terdengar bunyi pintu penghubung antara balkon dan kamar yang ditutup keras. Setelah sadar dari keterkejutannya, Isak memilih acuh dan kembali membelakangi pintu balkon. Memberikan tuan dan tunangan tuannya waktu, sementara ia berjaga di luar.

Di dalam kamar, Lovanna hanya bisa menggeleng pelan, ia menghunuskan tatapan tajamnya pada sang tersangka. Duke D'axelo yang ditatap tak peduli, ia dengan santai kembali menggunakan kekuatannya untuk membuka pintu depan. Terlihat Kylo yang sudah ada di posisi berjaga di depan pintu, pria itu hanya mengangguk untuk menyapa Duke dan selebihnya kembali ke posisi siap siaga.

Pria yang sama kakunya dengan sang tuan itu enggan mencari masalah, apalagi bertindak di luar kehendak sang tuan.

Sedangkan disebelah pria itu, ada Pemimpin Guild dengan segulungan kertas di tangannya. Setelah menerima kode dari Duke jika iasudah diperbolehkan untuk masuk, pria itu dengan amat sangat pelan memasuki ruangan.

Tangannya mengangsurkan dokumen yang ia bawa pada Leonard, lalu berbalik pergi tanpa repot melihat tatapan penasaran Lovanna. Untuk kali ini saja, Pemimpin Guild memilih bersikap seperti Kylo, demi kelangsungan hidupnya di masa depan.

Duke D'Axelo mengangguk puas, pekerjaannya jadi terasa lebih mudah karena anak buahnya tak lagi berani mengajak bicara tunangannya. Hanya Isak, ya Duke harus mulai mencari cara untuk mendisiplinkan anak buahnya yang satu itu.

Duke kembali menutup pintu dengan debuman yang keras, yang Lovanna pastikan seluruh penghuni mansionnya pasti mendengar suara itu.

"Sekarang apa?" Lovanna memiringkan kepalanya, menatap bergantian wajah duke dan gulungan kertas di tangan pria itu.

Kini tatapan Duke sudah sepenuhnya terfokus pada Lovanna, pria itu menyerahkan dokumen yang di bawa Pemimpin Guild. Dokumen yang berisi infomasi rahasia yang hanya diketahui segelintir orang, atau singkatnya hanya diketahui oleh Duke sendiri. Dan kini bertambah dengan hadirnya Lovanna.

"Jadi, Raja ingin artefak kuno itu untuk menguasai seluruh benua? Tapi kenapa?" Duke hanya mengangguk sebagai balasan, sementara tangannya sibuk menyingkirkan anak rambut Lovanna yang menurutnya mengganggu.

Cantik sekali, pikir Duke

"Itu karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya." Tangan Duke begitu nyaman bermain-main dengan rambut Panjang Lovanna.

Be Duke Wife Where stories live. Discover now