Part 28

1.8K 167 30
                                    

Malam itu juga setelah berhasil lepas dari jeratan Leonard, dengan sembunyi-sembunyi Lovanna berhasil kabur dari mansion Duke. Tak menyadari Duke D'Axelo masih bergeming di tempat yang sama, dan menyaksikan sosok Lovanna yang perlahan menghilang ditelan kegelapan malam.

Lovanna pergi tak tentu arah, hingga Lovanna memutuskan untuk kembali ke tempat dimana gadis itu datang ke dunia ini pertama kalinya, hutan di belakang kerajaan yang dulu di pakai untuk acara perburuan. Tempat perburuan raja terdahulu itu kini menjelma menjadi hutan terlarang. Rumput setinggi dada, pohon yang begitu besar dan tinggi, dedaunan yang rimbun, bahkan di siang hari pun akan terasa gelap dan mencekam.

Para rakyat percaya, jika jauh di dalam hutan terdapat portal misterius yang dijaga oleh para leluhur. Karena itu tak akan ada yang berani menyusup ke dalam hutan tengah malam. Kecuali Lovanna.

Langkahnya pelan namun pasti, gaun yang mewah itu kotor karena tanah. Namun, lovanna seakan tak peduli dan terus melangkah ke depan. Menyusuri hutang langkah demi langkah, hingga sampai di ujung tebing curam. Pemandangan kerajaan yang begitu indah di pandang dari ketinggian menyambut netra Lovanna.

"Sudah berapa lama aku terjebak di dunia ini?" gumam Lovanna.

Semilir angin menerbangkan surainya yang di gerai, membuat sosok Lovanna lagi-lagi terlihat begitu mempesona namun rapuh. Jauh di dalam diri Lovanna, hatinya seringkali sakit memikirkan kehidupannya di dunianya yang dulu. Keluarga, sahabat, bahkan kuliahnya. Tiga hal itu sudah Lovanna tinggalkan karena ia masih tak tahu caranya keluar dari dunia antah berantah ini.

Hingga detik ini, keinginan itu belum pudar, "aku hanya ingin pulang."

"Tuan," panggil salah satu penjaga.

Jordie yang tengah membaca laporan mendongak. " Ada apa?" tanyanya.

"Nona Lovanna datang berkunjung, Tuan."

"Dimana dia?" Biasanya jika ingin mendiskusikan hal yang bersifat rahasia gadis itu tak ingin diendus oleh siapapun termasuk penjaga, gadis itu akan langsung menyusup untuk bertemu Jordie di ruang kerjanya dan bukan menampakkan diri di tengah para pekerja Jordie.

"Nona Lovanna menunggu di depan mansion dan menolak untuk masuk."

Lagi, kerutan di dahi Jordie semakin berkerut dalam. Melihat ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu, tanpa waktu lama Jordie langsung meninggalkan laporannya begitu saja, berjalan dengan wajah panik dan mengabaikan wajah penasaran para penjaga.

Begitu sampai di depan pintu masuk mansion, tatapannya langsung tertuju pada satu-satunya wanita yang mampu membuat jantungnya mencelos begitu saja hanya dengan melihat senyumannya itu. Wajah pucat dan kuyu yang tengah tersenyum pedih, seolah dengan ekspresi itu Lovanna bisa memberitahu dunia bahwa jiwanya tak baik-baik saja.

"LOVANNA!" teriak Jordie.

Pria itu langsung berlari begitu melihat tubuh Lovanna limbung seperti akan terjatuh, dan benar saja, tubuh gadis itu ambruk di dalam pelukan Jordie. Membuat pria yang dikenal tenang itu semakin kalang kabut. Dengan sekali gerakan tubuh Lovanna pindah ke atas gendongan Jordie.

"Panggil dokter wanita!" raung Jordie, tanpa buang waktu pria itu segera masuk ke dalam kediamannya dengan tergesa.

Penjaga yang tersadar lebih dulu segera berlari untuk membangunkan tabib wanita sesuai perintah tuannya.

Matanya berembun merasakan tubuh di dalam dekapannya begitu dingin, ditambah netra yang tadi memancarkan kepedihan itu kini tertutup sempurna. Makin runyamlah suasana hatinya di sepanjang jalan menuju kamar tamu.

Dengan dibantu penjaga yang berjaga di Lorong, Jordie dapat masuk ke dalam kamar tamu setelah penjaga membukakannya pintu. Diletakannya tubuh lemah Lovanna di atas ranjang, disusul Jordie yang duduk di pinggir ranjang.

Be Duke Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang