Part 21

2.6K 300 6
                                    

"Duke!" Seorang prajurit nampak gelisah di ambang pintu masuk tenda Duke D'Axelo.

Leonard yang tengah menikmati teh nya terpaksa berdiri dan menghampiri. Aura nya jelas tidak pernah bagus, apalagi waktu santainya tengah diganggu.

"Katakan!"

"Yang Mulia Raja telah mengutus calon tunangan Anda, Duke."

Laporan tersebut semakin membuat mood Leonard anjlok hingga ke dasar, bukan tidak suka Lovanna ada di sekitarnya. Hanya saja, apa Morgan tidak merasa cukup hanya mengutusnya saja? Rasanya ingin Leonard benturkan kepala Raja saat ini.

"Pergilah dan antarkan Lovanna ke tendaku!"

Prajurit tersebut membungkuk, "baik, Duke."

Tak lama datang sosok Lovanna dengan gaunnya, melihat gadis itu masih mengenakan gaun di tengah hutan membuat sudut bibir Leonard sedikit tertarik.

Gadis itu sibuk melihat kesana-kemari, entah atap tenda atau peralatan apa saja yang ada di dalam tenda seorang Duke tersohor.

"Kenapa masih pakai gaun?" tanya Duke D'Axelo heran.

Ya, selama menjadi komandan Lovanna selalu mengenakan pakaian pria. Apalagi di tengah misi seperti ini, karena gaun hanya akan membuatnya kerepotan nanti.

"Saya datang hanya untuk melihat Anda, bukan menyelesaikan misi," balas Lovanna menjelaskan alasannya memakai gaun.

"Ah, begitu." Leonard langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

Meski tidak ada rayuan sama sekali di dalamnya, namun penjelasan tersebut membuat kedua telinga Leonard memerah tanpa gadis itu sadari.

Yah, lelaki mana yang akan tetap terlihat normal ketika sang wanita secara terang-terangan mengatakan ingin bertemu atau Leonard saja yang terlalu lebay?

Sedangkan Lovanna merasa cukup tertarik dengan isi tenda Duke D'Axelo, ini kali pertama ia masuk ke dalam tenda pria itu. Menakjubkan.

"Duduk!"

Lovanna menoleh ke kanan dan kiri. "Di mana, Duke?"

"Tentu saja di ranjangku."

Kosa kata Duke D'Axelo benar-benar terdengar ambigu di telinga Lovanna. Yah, sebagai wanita modern tentu bukan hal yang aneh. Hanya saja di dunia ini, hal seperti itu masihlah tabu.

"Anda paham dengan apa yang Anda katakan?"

Sebelah alis Leonard terangkat, dan tak lama sudut bibirnya menyusul naik. "Ah, Lady Lovanna. Anda terlalu berpikir jauh," ujar Leonard.

"Duduk saja, aku tidak akan macam-macam." Lagipula siapa yang berani berbuat hal nekad kepada wanita yang memiliki julukan pedang merah?

Pada akhirnya Lovanna mengiyakan, gadis itu mendudukan dirinya di ranjang militer yang memang disediakan khusus untuk para petinggi seperti; Raja, Duke, panglima, dan komandan. Kamar istirahat yang sangat minimalis menurut Lovanna, tidak ada barang-barang apapun kecuali ranjang dan gantungan baju.

Leonard menyeret sebuah kursi mendekati ranjang, dan duduk berhadapan dengan calon tunangannya.

Leonard tidak bisa menyembunyikan niatnya sejak awal mendengar kedatangan Lovanna. Dirinya dengan berterus terang langsung bertanya, "bagaimana dengan persiapan pertunangan kita?"

Mengingat Lovanna sempat menemui Morgan, ada sedikit rasa yang mengganjal di dalam diri Leonard. Jadi, untuk mengobati rasa penasarannya lebih baik ia tanyakan langsung.

"Sudah mencapai delapan puluh persen, hanya perlu fitting gaun. Sisanya bisa ku urus." 

Harusnya mereka berdua yang menyiapkan, bukan hanya Lovanna seorang. Leonard merasa sedikit kurang nyaman, jadi dengan baik hati ia membuat keputusan yang menurutnya bijaksana.

"Kalau begitu kita akan kembali besok pagi," putus Duke D'Axelo.

Kening Lovanna mengkerut bingung, bukankah tugas pria itu masih banyak?

"Bukankah keadaan sedang genting? Saya dengar suku bar-bar diserang musuh dari kelompok tidak di kenal."

Secepat itu kabar tersebar? batin Leonard.

Meski bingung, tak ayal Leonard tetap menjawab. "Yah, ada Kylo yang bisa aku andalkan disini. Jadi, aku bisa menemanimu mencari gaun yang cocok."

Betapa manisnya, andai Lovanna tidak dalam misi. Hatinya pasti akan jatuh sedalam mungkin pada pria yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya.

"Senang mendengarnya," balas Lovanna.

Spam next disini🍊

Be Duke Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang