Part 23

2.3K 260 18
                                    

Duke D'Axelo memangku tubuh Lovanna yang bergetar ketakutan, wajahnya telah banjir keringat. Entah mimpi macam apa yang tengah Lovanna alami, hingga gadis sekelas komandan sepertinya meringkuk mencari keamanan di dalam pelukannya saat ini.

"Lovanna!" Hati Leonard resah karena Lovanna tak kunjung bangun dan terus meracau tak jelas.

Kylo yang mendengar keributan di dalam tenda segera merengsek masuk, dan mendapati wajah pucat pasi Lovanna sepaket dengan wajah pias tuannya. Namun, belum sempat bertanya Duke sudah lebih dulu memberi instruksi.

"Kylo, segera cari pendeta!!" titah Duke D'Axelo.

"Jika saya pergi, sisi Anda akan kosong, Yang Mulia."

Netra Duke D'Axelo mendelik tajam. "Suruh Isak yang berjaga!"

Seluruh tubuh Kylo menegang kaku, sontak ia dengan cepat mengangguk untuk memenuhi perintah. Tubuhnya membungkuk kaku dan pergi meninggalkan dua orang tersebut.

Butuh waktu lama untuk mendatangkan orang lain ke area markas Duke D'Axelo, karena lokasinya dikelilingi hutan apalagi keadaan masihlah pagi buta. Pendeta yang di tarik paksa oleh Kylo hanya bisa pasrah mengikuti abdi setia Duke D'Axelo tersebut untuk menelusuri hutan.

Begitu tiba di markas, dirinya langsung diarahkan menuju tenda utama milik Duke. Pendeta itu masuk, meninggalkan Kylo yang memilih berdiri tegak di sebelah Isak.

"Diam."

Isak kembali menutup mulutnya yang sudah terbuka, mengurungkan niatnya yang ingin bertanya pada pria itu. Karena dilihat dari sisi manapun, sosok Kylo semakin mengerikan pagi ini.

"Yang Mulia Duke." Pendeta dikejutkan dengan seorang wanita yang berada di pangkuan Duke D'Axelo.

Seorang gadis cantik yang dikabarkan menjadi salah satu orang terdekat Raja saat ini, kini terduduk lemah di pelukan calon tunangannya. Meski terkejut, pendeta itu tetap berusaha menutup rapat-rapat reaksinya agar tak dilihat oleh Duke.

"Apa bisa Anda baringkan Nona Lovanna di peraduan, Yang Mulia?"

Mendengar pertanyaan pendeta, lengan Leonard semakin erat membelit tubuh Lovanna. Terlihat seperti seorang anak yang tak ingin mainannya direbut orang lain. Hal itu membuat pendeta menahan nafasnya, tidak mengira respon dari Leonard sungguh melenceng dari dugaannya.

Dengan penuh penekanan Leonard berujar, "Periksa saja!"

Buru-buru pendeta mengangguk, menjalankan prosedur pemeriksaan di bawah tekanan Duke D'Axelo. Sungguh, dengan jarak sedekat ini aura Leonard benar-benar terasa seperti ingin mencekik siapapun.

"Sihir macam apa yang mengganggu tidurnya?" tanya Duke D'Axelo dengan pelan setelah pemeriksaan selesai.

"Itu mimpi buruk, Yang Mulia. Tidak ada yang perlu Anda khawatirkan, karena itu normal terjadi."

"Bagaimana cara mengatasinya?"

"Saat ini belum ada cara yang efektif untuk mengatasinya, tapi Anda bisa membuat lingkungan tidur Nona Lovanna lebih nyaman serta menaruh beberapa bunga. Disinyalir, wanita suka memakai wewangian untuk membuatnya lebih rileks," jelas pendeta.

Duke D'Axelo mengangguk mengerti, tangannya mengkode pendeta untuk segera keluar dari tendannya. Tentu dengan senang hati pendeta menurut untuk keluar setelah membungkuk singkat memberi salam.

Setelah kepergian pendeta, Duke D'Axelo menunduk memperhatikan tiap lekuk wajah Lovanna. Kini tidur gadis itu tidak lagi gelisah, nampak tenang seperti bayi.  Perlahan tangan Leonard terangkat membelai dengan seringan bulu wajah di hadapannya, menikmati betapa halus kulit Lovanna sehingga tangannya pun enggan berhenti.

"Mimpi buruk macam apa yang membuatmu gelisah?" gumam Leonard.

FinallySpam next disini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Finally
Spam next disini

Be Duke Wife Donde viven las historias. Descúbrelo ahora