06: Pasangan Baru

1.8K 108 53
                                    

YOU POV

Selesai menyantap makan siang, Haechan mengajakku ke ruang tengah untuk menikmati waktu sambil menyaksikan tayangan di televisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selesai menyantap makan siang, Haechan mengajakku ke ruang tengah untuk menikmati waktu sambil menyaksikan tayangan di televisi. Aku sudah meminta lelaki itu untuk membawaku kembali ke kamarku, namun Haechan tak ingin aku menghabiskan waktu sendirian. Dia takut aku gelap mata dan melakukan hal berbahaya seperti semalam untuk melampiaskan rasa sedih yang aku rasakan. Benar juga yang Haechan katakan, jika aku sendirian, rasa sedih dan depresi lebih mudah mengambil alih diriku walau telah berusaha aku kendalikan.

Saat ini, kami sedang menonton series Wednesday di Netflix. Aku tak begitu suka dengan film bertema fantasy sihir seperti ini, aku lebih menyukai film bertema Sci-fi, action, horror atau Thiller. Kami berbeda selera, namun aku berusaha menerima perbedaan itu demi melanjutkan kehidupanku di rumah ini. Aku tak boleh putus asa, aku memang tak berniat secara terang-terangan mencari cara untuk keluar dari lingkungan ini, namun aku harus memberikan pelajaran yang setimpal atas segala rasa sakit yang master berikan padaku. Entah bagaimana caranya, akan aku pikirkan kedepannya.

Dengan mudahnya Haechan menghamburkan lamunanku dengan meletakkan kepalanya di atas pangkuanku. Ia raih tangan kananku untuk memintaku mengelus rambut cokelatnya secara perlahan, aku turuti permintaannya tersebut sebelum Haechan merubah posisi berbaringnya menjadi terlentang menatap wajahku dari bawah. "Y/n, kau murni lesbian atau bisexual?" tanya lelaki itu begitu random. Aku elus sisian wajah Haechan menggunakan jemari tanganku, "Kenapa?" tanyaku balik.

"Aku ingin membuatmu jatuh cinta padaku, apakah bisa?" tanya lelaki itu semakin membuatku bingung. Aku kerutkan dahiku seraya bertanya, "Untuk apa?". Haechan bawa tanganku untuk dikecupnya manis punggung tanganku. "Untuk mempertahankan mu di lingkungan ini." ujar lelaki itu memancing jantungku berdegup sangat kencang dibuatnya. Jujur, aku kira melakukan seks dengan seseorang hanya untuk menyalurkan hasrat yang kami rasakan satu sama lain, namun setelah dua kali aku lakukan bersama Haechan walaupun dengan paksaan, aku merasa tubuh kami seperti terkoneksi satu sama lain, begitu pula dengan pak Mark Lee. Namun koneksi dengan Haechan ini terasa begitu kuat.

Entahlah, aku juga bingung mendeskripsikannya.

"Lalu, bagaimana jika aku sudah jatuh cinta padamu, tapi aku tetap ingin keluar dari lingkungan ini?" tanyaku dengan nada suara yang lembut namun menjebak Haechan. Tanpa ragu lelaki itu pun menjawab, "Kita cari jalan keluar bersama!" terdengar begitu yakin hingga mampu membuatku tersenyum tipis. Haechan bangkit dari tidurnya untuk mengubah posisi menjadi duduk menghadap diriku. "Jadi, apa aku punya kesempatan?" tanya Haechan terlihat begitu antusias. Sengaja tidak aku tatap mata lelaki itu saat mengatakan, "Jangan terburu-buru, kita baru saling berbicara kemarin dan sekarang kau ingin membuatku jatuh cinta padamu. Aku orangnya susah jatuh cinta Haechan, apalagi kau seorang hypersex. Yang kamu rasakan hanyalah hasrat ingin bercinta bukan cinta sesungguhnya-" ucapku langsung dipotong oleh lelaki itu.

"Aniya, aku akan tetap membuatmu jatuh cinta padaku Y/n, sehingga kamu memiliki alasan untuk tidak pergi dari lingkungan ini. Jika memungkinkan, kau bisa lari bersamaku tanpa melibatkan siapapun." ujar Haechan sambil menangkup wajahku agar tatapan kami bertemu. Tanpa sadat, aku tertawa pelan sebagai respon ucapan Haechan tersebut.

DERIUMWhere stories live. Discover now