09: Tegas

1.4K 111 31
                                    

AUTHOR POV

Seorang lelaki bersurai hitam sedang duduk sambil memperhatikan butiran salju yang jatuh pertama kali di tahun ini melalui jendela kamarnya. Tak ada yang bisa lelaki itu lakukan, semua barang elektronik miliknya ditahan oleh master  termasuk handphone dan laptop yang berisikan tugas yang seharusnya ia selesaikan hari ini. Terkurung dalam lingkungan ini sama saja seperti membunuh jiwa Mark secara perlahan karena lelaki itu tak suka hanya berdiam diri saja.

Mark selalu mencari kesibukan dan berusaha meraih tujuan baru dalam hidupnya. Menjadi dosen muda di kampus tempatmu menimba ilmu bukanlah hal yang mudah. Andai saja, Mark tak begitu bersemangat mengerjakan tugas akhirnya, pasti ia berada satu angkatan yang sama denganmu. Hampir setahun lagi berakhir masa study kalian, namun kehidupan Mark sudah berada di tingkat yang tak bisa lagi kalian kejar. Ya, sebenarnya, dirimu, Haechan, Renjun, Jeno dan Jaemin memiliki umur yang sama, namun pencapaian Mark sudah lebih dulu menandingi segala hal yang bisa kamu banggakan dalam hidup. Lelaki itu memiliki ambisi yang kuat dan tak ada yang bisa menghentikannya bahkan keadaan sekalipun.

Namun, untuk kali ini Mark merasa tak memiliki jalan keluar dari lingkungan DERIUM. Entahlah, satu sisi ia ingin sekali mempelajari mengenai sistem jaringan agar bisa meretas lingkungan ini, tapi di sisi lain Mark terus kepikiran denganmu. Ya, entah kebetulan atau memang sudah direncanakan, Mark ternyata masih mengingatmu setelah beberapa belas tahun tak bertemu. Dahulu, kalian adalah teman satu gereja, tetapi setelah kedua orang tuamu bercerai, Mark tak pernah lagi melihatmu maupun keluargamu mengikuti ibadah di gereja kalian. Padahal, kamu tak pindah dari rumah yang kamu tempati bersama ibu dan nenekmu, hanya saja Mark memang sering mendengar berita buruk mengenai keluargamu dan Mark awalnya tak memperdulikan itu.

Mark begitu fokus atas pencapaiannya agar dapat membanggakan kedua orang tuanya hingga akhirnya ia berhasil diterima bekerja sebagai pengajar di kampus tempatmu menimba ilmu. Baru sebulan Mark resmi menjadi dosen muda disana, ia langsung diberikan tanggung jawab mengurus lima mahasiswa akhir yaitu dirimu, Haechan, Renjun, Jaemin dan Jeno. Lalu sekarang, di rumah inilah kehidupan penuh ambisi Mark berakhir, terjebak dengan para mahasiswa yang seumuran dengannya dan harus melakukan berbagai perintah gila yang berhubungan dengan interaksi seksual. Mark yakin terbentuknya lingkungan ini pasti terinspirasi oleh website yang sangat terkenal bernama NEORUM, itulah sebabnya Mark mencurigai master menjual semua rekaman dalam rumah ini ke situs yang ia buat di darkweb.

Rasanya seperti seluruh kehidupan yang berusaha Mark bangun susah payah, hancur dalam semalam saja. Mark ingin sekali keluar dari DERIUM, ia diam bukan karena Mark tak berusaha melakukan sesuatu, tapi karena ia sudah menyerah mencari jalan keluar sehingga memilih untuk mengikuti saja semua perintah master. Ditambah lagi keberadaan mu yang Mark rasa harus dilindungi dari para lelaki yang memanfaatkan kesempatan dengan sangat baik. Mark hanya tak menyangka akan terjebak bersama anak muridnya dan hampir semua dari mereka adalah seorang maniak. Terutama lelaki bernama Lee Haechan, yang menjadi target terkuat untuk dicurigai bekerja sama dengan master DERIUM. Mark yakin, Haechan pasti ada sangkut pautnya dengan lingkungan ini dan ia berniat mencari tahu soal kebenarannya secara sembunyi-sembunyi.

Itulah sebabnya Mark ingin berjalan-jalan menyusuri rumah ini, namun saat Mark berada di depan kamar yang Haechan gunakan untuk menikmati tubuhmu lagi bersama Jaemim dan Jeno. Master menegurnya dam meminta Mark masuk ke dalam kamarnya sendiri. Di kamar ini memang terdapat sebuah televisi, namun semua akses menuju dunia luar sepertinya benar-benar telah diputus oleh master. Pikiran Mark begitu kacau, satu sisi ia merasa tak bisa berdiam diri saja seperti ini untuk mencari jalan keluar, tapi disisi lain lelaki itu merasa tak bisa meninggalkanmu begitu saja.

Telah berusaha Mark tampik seluruh perasaan yang kembali ia rasakan padamu. Ya, semenjak master mengharuskan dirinya bercinta denganmu, detik itu juga Mark tersadar atas perasaan yang perlahan tumbuh setelah belasan tahun terkubur. Perasaan yang dahulu hadir sebagai cinta monyet dalam dirinya. Dirimu adalah cinta pertama Mark yang telah lama berusaha lelaki tampik keberadaannya. Lalu sekarang Mark harus mendapati kenyataan kalau cinta pertamanya dahulu terjebak di lingkungan yang sama dengannya, parahnya lagi dirimu harus bercinta dengan lelaki lain di depan mata Mark.

Sukses meninggalkan kesan campur aduk bagi lelaki itu, antara kecewa, sedih, marah tapi Mark juga merasa senang karena bisa terhubung denganmu melalui lingkungan ini. Entahlah, Mark juga tak mengerti dengan perasaannya.

Mark memang berniat mendekatimu kembali melalui konsultasi skripsi yang akan kalian lakukan sebagai dosen dan anak bimbingannya, tapi ternyata tuhan menginginkan cara yang tak biasa. Mark sempat merasa marah dan kecewa saat melihat dirimu mendesahkan nama Haechan atas perintah master, itulah sebabnya lelaki itu tak begitu gigih ingin menyelamatkanmu dari maniak itu karena pikir Mark kau juga menikmatinya. Mark merasa tak mengenalmu dengan baik, sehingga cinta monyet itu tak boleh berkembang yang hanya akan merusak karirnya kedepannya. Tapi kalau sudah seperti ini, apalagi yang ingin Mark pertahankan selain dirimu?

Jika memang kamu tak mengingat Mark sebagai teman masa kecilmu, maka akan Mark buat dirimu mengingatnya sebagai sosok yang mampu melindungimu. Ya, itu yang sedang Mark tanam dalam pikirannya, tapi kenapa ia tak merasa berambisi melakukannya? Tak bisa Mark pungkiri kalau ia juga merasa dirimu telah sukses dirusak oleh lingkungan ini. Kamu kotor karena telah dinikmati banyak lelaki dan Mark tak ingin memiliki pasangan yang seperti itu.

Pikiran Mark begitu berkecamuk, seolah hati dan pikiran Mark terus beradu untuk menentukan sikap yang akan ia ambil atas dirimu dalam lingkungan ini.

Semakin merasa tak tenang, Mark pun memutuskan untuk keluar dan melihat dari pembatas lantai dua yang menghadap langsung ke ruang tengah. Haechan baru saja keluar dari kamarmu, sementara Jaemin dan Jeno sedang menonton series netflix di sofa ruang tengah. Haechan pun berteriak di depan Jeno dan Jaemin yang saling memeluk satu sama lain. "Master, apakah kau punya obat nyeri dan demam? Y/n tak enak badan, aku harus memberikannya obat." ucap Haechan lalu berkata pada Jaemin dan Jeno.

"Bro, bantu aku angkat Y/n ke kamarnya. Punggungku sakit ini, ga kuat angkat sendirian." ucap Haechan membuat gerakan mengaduh sambil memegangi punggungnya sendiri. Jeno pun berusaha menyingkirkan Jaemin dengan sedikit menggerutu, "Lu sih kayak orang kesetanan, coba ditahan nafsu lu!" geram Jeno berniat menolong Haechan, sebelum Mark memecah perhatian mereka, "Biar aku saja!" sambil menuruni tangga menuju lantai utama.

Baru Mark ingin memasuki kamar Jaemin, Haechan langsung menahan tangan lelaki itu untuk berkata, "Tak usah pak, biar aku saja. Aku yang akan bertanggung jawab, bapak jangan khawatir." dengan ekspresi wajah yang sangat menyakinkan sampai membuat Mark terdiam dipenuhi pikirannya sendiri. Mark merasa tak nyaman berada di antara mereka, tapi setelah melihat keadaanmu yang benar-benar kacau saat Jeno menggendong dirimu untuk berpindah ke kamarmu, lelaki itu langsung meyakini pilihannya sendiri.

Mark hentikan langkah Jeno dan Haechan yang ingin membawamu masuk ke kamar, sempat perhatian kalian bertiga tertuju pada dirimu yang menangis sambil bergumam, "Mama.." terdengar begitu lirih menyayat hati. Haechan yang terus menggenggam tanganmu pun berusaha menenangkan mu dalam gendongan Jeno.

"Sayang, aku disini, it's okay. Kita pindah ke kamarmu saja yaa." ucap lelaki itu, sukses membuat bibir Mark kelu. Entah apa yang ia lakukan saat ini, tapi Jeno yang merasa Mark tak jelas dengan menghentikan langkahnya pun berniat kembali berjalan menuju kamarmu, "Haechan, jangan pergi.. Jeno, Haechan mana?" tanyamu persis seperti anak kecil yang takut ditinggalkan seseorang yang berharga dalam hidupmu, Jeno pun tersenyum manis seraya berkata, "Sebentar ya, kita pindah dulu, biar kamu bisa istirahat." sangat bertepatan dengan pintu kamar yang terbuka. Langsung keduanya masuk dan membaringkan mu ke atas kasur. Bahkan hanya dengan meletakkan tubuhmu di atas kasur dapat membuatmu menangis kencang atas rasa sakit yang kamu rasakan di sekujur tubuhmu.

Dapat Mark lihat dengan jelas Haechan yang begitu telaten menjagamu, "Iyaa, sayang. Aku disini, eung? Jangan takut okay?" ucap Haechan berusaha menenangkan mu. Jeno sempat membantu lelaki itu mengenakan pakaian ke tubuhmu sebelum Jeno keluar untuk memberikan perhatian lebih pada Jaemin yang diam-diam memperhatikan Mark yang mematung di depan pintu kamarmu. Jeno yang berniat menutup pintunya pun berkata, "Jangan khawatir pak, biar Haechan yang bertanggung jawab".

Sungguh, Mark benar-benar bingung dengan perasaanya sendiri. Apakah ia harus mengambil sikap tegas atas segalanya atau dia harus memfokuskan diri untuk mencari jalan keluar saja tanpa memperdulikan mu. Satu sisi Mark memang ingin membangun kembali rasa cinta padamu tetapi disisi lain Mark menginginkan wanita yang suci dan sederajat dengannya. Mark sadar ia egois, tapi sifat itulah yang menuntunnya menuju kesuksesan di umur yang masih muda ini.

TBC

AN: Kalian paham aja kan mengenai isi hati Mark di chapter ini?

DERIUMWhere stories live. Discover now