33: Bosan

856 75 49
                                    

YOU POV

Waktu telah menunjukkan pukul sebelas siang saat aku dan Jeno berbaring di atas kasur sambil memainkan handphone masing-masing. Seluruh kontak di handphone milikku telah di hapus, bahkan aku tak diperkenankan membuka sosial media seperti twitter, Instagram, Whatsapp dan lain sebagainya. Hanya ada aplikasi youtube, tiktok, Spotify dan beberapa permainan saja yang diperbolehkan master tetap berada di handphone milikku. Aku kesal namun aku sadar atas banyak sekali kesalahan yang aku lakukan sampai menyusahkan anggota lain yang terjebak bersamaku. Beruntungnya master tak menghapus kenangan beruap foto, video dan file penting lain di handphone milikku.

Aku merasa sangat bosan, begitu pula Jeno yang berulang kali mengalihkan perhatiannya antara handphone dan televisi yang sedang menayangkan drama bertema action.

Aku sempat menghembuskan napas kasar sebelum menoleh ke arah Jeno untuk mengubah posisiku berbaring menghadap lelaki itu.

Tubuhku lelah, namun hatiku diliputi rasa bahagia karena berhasil meluluhkan hati lelaki penyuka sesama jenis semacam Jeno.

Aku yang mengambil jarak sejauh ini dari Jeno dan lelaki itu sepertinya tak keberatan atas privasi yang berusaha aku bangun diantara kami.

Kami telah membersihkan diri dan sebelum mengganti sprei yang basah berkat permainan kami, Jeno sepat memberikan after care yang mampu membangkitkan ribuan kupu-kupu memenuhi perutku. Aku suka menatap wajah Jeno yang sangat tampan namun tak menghilangkan sisi maskulin dalam dirinya.

Dengan sengaja tanganku terulur ke abs perut Jeno yang sangat menggoda. Aku elus dengan perlahan sebelum Jeno taruh handphone miliknya yang masih memainkan game untuk tersenyum ke arahku.

Tiba-tiba, Jeno tarik tubuhku dengan tangan kanan yang sengaja ia posisikan di selangkanganku untuk menarik keseluruhan tubuhku mendekat padanya. Jeno bawa aku menghambur ke dalam pelukannya sebelum lelaki itu lingkarkan tangannya di leherku untuk melanjutkan permainan di handphone miliknya.

Tanpa sadar, aku tertawa pelan sambil menenggelamkan wajahku pada perpotongan leher lelaki itu. Jantungku? Tak usah di tanya, rasanya seperti hampir copot saking merasa terkejutnya.

Posisi ini membawaku lebih dekat pada tubuh Jeno yang kekar sehingga dapat mengelus abs miliknya tanpa terhalang apapun, termasuk jarak di antara kami. Sadar atas tanganku yang terus mengelus perutnya, Jeno kecup puncak kepalaku penuh kelembutan yang memancing diriku memberikan sikap manja padanya.

"Aku bosan banget No, kerjaan ku di lingkungan ini hanya ngewe, dipukul, mandi, tidur. Gitu aja terus setiap hari.." Aku menggerutu pelan sambil menatap menatap mata Jeno penuh arti. Sukses mengalihkan perhatian lelaki itu dari handphone miliknya untuk mencubit pipiku pelan, "Dipukulnya kan ga setiap hari". Jeno paham aku sedang bercanda, namun master yang mengendalikan kehidupan kami selama di rumah ini yang tak terima atas ucapanku tersebut.

"Kau bisa melakukan hal lain selain berbaring seperti itu! Kau harus banyak berolah raga, Y/n! Agar staminamu ikut meningkat!" yang langsung aku jawab dengan hembusan napas panjang. Master sialan! Kau menyuruhku berolah raga setelah aku bercinta hampir tiga jam penuh bersama Jeno?! Yang benar saja, kapan aku istirahatnya sialan!!

Ah! Sabar! Ingat, Jeno tak suka wanita pemberontak dan penuh sikap buruk! Demi mendapatkan hati lelaki itu aku rela menahan seluruh kekesalanku.

"Kapan kami boleh keluar dari rumah ini, master. Aku ingin berjalan-jalan untuk bermain salju!" tanyaku lagi setelah berhasil mengendalikan amarah dalam diri. Rasanya cuaca dingin seperti ini membuatku malas bergerak terlalu lama, apalagi aku sudah berolah raga ranjang selama tiga jam.

"Kalian sudah boleh keluar sejak dua hari yang lalu." ucap master yang membuatku langsung menatap mata sipit Jeno di pelukanku. "Berarti kau tak bisa berpergian karena menjagaku, ya?" tanyaku pada Jeno, alih-alih merutuki ketidaktahuan aku pada kenyataan tersebut. Namun, bukan Jeno yang menjawab pertanyaanku melainkan master, "Ya, dia harus menemanimu sampai jam tiga nanti. Setelah itu bergantian dengan anggota lain!". Aku pejamkan mataku untuk sesaat lalu tanpa sadar memanyunkan bibirku di hadapan Jeno yang tengah memperhatikanku.

DERIUMWhere stories live. Discover now